Bagaimana Memahami dan Menolong Kaum Homoseksual

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T043B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Sikap simpatik kita sangatlah diperlukan bagi seorang homoseksual dan kesadaran kita bahwa seseorang yang akhirnya menjadi homoseksual biasanya setelah melalui pergumulan yang luar biasa beratnya. Jadi kita mesti memahami sisi penderitaan ini.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Feminitas adalah segala sesuatu yang membentuk dia menjadi seorang yang feminin atau wanita. Penyebab seorang wanita menjadi homoseksual adalah:

  1. Lingkungan yang menolak nilai-nilai atau hal-hal yang bersifat feminin itu, misalkan ia dibesarkan di rumah atau di keluarga dan di lingkungan di mana harus bersikap seperti laki-laki karena mungkin tuntutan hidup yang sangat keras sejak kecilnya sehingga dia harus benar-benar bertingkah laku seperti pria.

  2. Mengalami kepahitan atau trauma dalam kehidupan

Seseorang tidak secara tiba-tiba menjadi homoseks, ada fase atau tahapannya.

  1. Waktu dia menyadari itu, mulailah dia masuk pada fase kebingungan. Kebingungan dalam pengertian, mereka bertanya-tanya kenapa saya begini, kenapa saya berbeda dan dia tidak merasakan bisa pas masuk ke dalam kelompok yang sejenis. Jadi dia mulai merasa bahwa dia berbeda dengan teman-temannya, ini suatu fase yang sangat membingungkan.

  2. Fase penyangkalan, saya tidak mau seperti ini, saya normal, saya sama seperti orang lain, saya heteroseksual, saya tidak ada bedanya dengan teman-teman saya.

  3. Fase mencari, karena ada suatu kerinduan mereka bertemu dengan orang yang sama seperti dirinya, senasib.

  4. Fase penerimaan.

  5. Fase pergumulan. Kalau yang pertama tadi fase pergumulan tidak bisa menerima bahwa dia beda dengan orang lain. Sekarang pergumulannya lebih dalam lagi yaitu mereka menyadari, ini bukan saja punya keinginan tapi malahan sudah melakukan. Jadi ada keinginan untuk tidak seperti itu, saya ingin kembali lagi sama, saya ingin coba lagi jadi orang yang sama.

Tetapi jelas Tuhan tidak menghendaki kita melakukan hubungan seks dengan sesama jenis, jadi seyogyanyalah kita tidak memasuki fase penerimaan itu, seyogyanyalah kita terus berjalan di dalam fase pergumulan. Sebagai teman sepersekutuan atau teman segereja yang menghadapi kenyataan seperti itu sebaiknya bersikap dengan baik. Kita harus menekankan dan mengadopsi cara Tuhan menghadapi manusia, sebagaimana Tuhan Yesus pernah berkata : "Aku datang bukan untuk menghakimi tapi menyelamatkan manusia dari dosa." Jadi Tuhan selalu menggunakan cara, pendekatan cinta kasih, Tuhan melihat kita berdosa dan memanggil kita, Tuhan terus menantikan kita. Maka yang paling praktis yang bisa kita lakukan adalah membentuk suatu kelompok, di mana kalau memang memungkinkan mengumpulkan orang-orang yang mempunyai pergumulan yang sama dengan homoseksualitas. Dan di sana kita adakan kelompok tumbuh bersama, berdoa bersama, menguatkan satu sama lain.

Tujuannya ada 2 alternatif:

  1. Bertujuan untuk mengubah orientasi sehingga mereka menjadi heteroseksual.

  2. Selama belum menjadi heteroseksual, hiduplah kudus dihadapan Tuhan sebagai seorang yang single yang tidak menikah. Sebab Tuhan juga melarang kita yang heteroseksual berhubungan seksual dengan orang lain yang bukanlah istri atau suami kita.

Roma 1:18, "Sebab murka Allah nyata atas segala kefasikan dan kelaliman manusia yang menindas kebenaran dengan kelaliman."

Kata menindas kebenaran akhirnya berarti mensukresi kebenaran, memendam kebenaran. Lebih baik sebagai seorang homoseksual kita terus bergumul daripada kita mendistorsi kebenaran, memendam kebenaran itu, sebab kebenaran tetaplah kebenaran.

Sebagai orang tua Kristen, kita perlu terus menerus membina hubungan yang baik sebagai suami istri agar anak-anak tidak menjadi korban. Dan sedini mungkin memberi pengarahan kepada anak-anak. Itulah yang menjadi tanggung jawab kita sebagai orang tua. Tapi kalau itu menimpa beberapa orang di antara kita, ketahuilah bahwa Tuhan tetap mengasihi saudara dan selalu ada jalan keluar untuk menyelesaikan masalah itu. Pilihlah jalan yang lebih susah, pergumulan memang jalan yang lebih susah tapi lebih diperkenankan Tuhan.