Skip to main content

Keterampilan untuk Mengampuni dan Keterampilan untuk Memahami

 

Keterampilan untuk Mengampuni dan Keterampilan untuk Memahami

Salah satu karakter yang penting dimiliki adalah KARAKTER PENGAMPUN. Relasi kita dengan Tuhan berpijak pada pengampunan yang dianugerahkan-Nya lewat pengorbanan-Nya di kayu salib. Itu sebabnya, Tuhan Yesus pernah berkata dengan tegas, bila kita tidak mengampuni orang, maka Bapa di surga tidak akan mengampuni kesalahan kita pula. Singkat kata, oleh karena kita telah menerima pengampunan, maka kita pun mesti menjadi orang yang mengampuni.

Pertanyaannya adalah, apakah karakter pengampun adalah suatu karakter yang tumbuh begitu saja— tanpa keterlibatan peran manusia sama sekali ? Ternyata, karakter pengampun adalah karakter yang ditumbuhkan oleh Roh Kudus, baik secara internal—melalui Firman Allah—maupun secara eksternal yakni melalui manusia. Dengan kata lain, TUHAN MEMAKAI KITA untuk saling menumbuhkan karakter pengampun. Berikut akan dipaparkan bagaimanakah kita dapat menumbuhkan dan belajar memiliki karakter pengampun.

Sama seperti karakter lainnya, masa terbaik untuk memelajarinya adalah PADA MASA KECIL. Pada masa pertumbuhan, jiwa masih lunak dan mudah dibentuk. Selain dari itu, apa pun yang dipelajari pada masa kecil, cenderung bertahan sampai pada masa dewasa. Oleh karena masa terbaik memelajarinya adalah pada masa kecil, orang yang paling berkesempatan mengajarkannya adalah ORANG TUA. Dan, oleh karena orang tua adalah orang yang paling terlibat dalam diri anak, maka orang tua adalah orang yang PALING BERPENGARUH BESAR dalam pertumbuhan karakter anak. Orang tua mengajarkan sifat pengampun kepada anak melalui pelbagai cara, salah satu di antaranya dan mungkin yang paling efektif adalah lewat CONTOH LANGSUNG YANG BERKAITAN DENGAN SI ANAK SENDIRI. Misalkan, sewaktu anak melakukan kesalahan, daripada langsung menghukumnya, orang tua dapat menanyakan dengan teliti apa yang terjadi dan mengapa sampai terjadi. Setelah itu orang tua dapat menanyakan perasaan si anak. Jika anak menyatakan penyesalannya, orang tua dapat mengatakan bahwa kesalahannya diampuni dan bahwa ia tidak akan dihukum. Sudah tentu ini tidak berarti bahwa setiap kali anak berbuat kesalahan, orang tua terus membebaskannya dari penghukuman. Adakalanya kita tetap harus memberinya sanksi supaya ia dapat mengembangkan sifat bertanggung jawab. Sewaktu mengajarkan tentang karakter pengampun, tidak bisa tidak, kita pun mesti menghubungkannya dengan kemarahan dan dendam. Ketika disakiti kita bereaksi marah dan kecenderungan alamiah adalah membalas menyakiti. Kita dapat menjelaskan bahwa reaksi sakit adalah reaksi yang wajar dan manusiawi. Jadi, langkah pertama mengampuni adalah MENGAKUI RASA SAKIT DAN MARAH YANG TIMBUL. Inilah yang perlu disampaikan kepada anak.

Langkah kedua adalah MENAHAN DIRI UNTUK TIDAK MEMBALAS sebagai wujud ketaatan kita kepada perintah Tuhan yang melarang kita untuk membalas. Tuhan telah mengambil alih hak untuk membalas oleh karena Ia adalah satu-satunya Hakim yang Adil. Dengan kata lain, hanya Tuhan yang dapat membalas dengan tepat. Tuhan pun meminta kita untuk menyerahkan masalah pembalasan ini kepada-Nya sebab Ia adalah pembela kita. Ia tidak tinggal diam dan Ia pasti bertindak.

Langkah ketiga adalah berdoa bagi orang yang telah menyakiti kita. Tuhan Yesus memerintahkan, "……..berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44). Kita perlu menjelaskan kepada anak bahwa BERDOA ADALAH AWAL SEKALIGUS KEKUATAN UNTUK MENGAMPUNI. Jadi, selalu mulai dengan berdoa, termasuk mendoakan orang yang telah melukai kita.

Terakhir, sesungguhnya sifat mengampuni bertunas di HATI YANG PENUH KASIH. Firman Tuhan mengingatkan tentang kasih Allah yang tak terbatas, "Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:45)

Singkat kata kita mesti menekankan kepada anak untuk tidak menyoroti kelemahan orang melainkan lebih memfokuskan pada kebaikannya, untuk tidak cepat marah terhadap sikap orang melainkan berusaha untuk mengerti mengapa ia bersikap seperti itu, serta lebih memberi kesempatan kepada orang untuk belajar dari kesalahannya. Sikap seperti ini akan memudahkan kita untuk mengampuni orang. Sebaliknya bila hati cepat marah dan tersinggung, kritis terhadap kelemahan orang, serta menuntut orang untuk bersikap seperti yang kita inginkan, maka kita pun akan mengalami kesukaran untuk mengampuni.

Salah satu keterampilan penting yang mesti dikuasai dalam hidup adalah keterampilan untuk memahami. Yang dimaksud dengan keterampilan untuk memahami adalah kemampuan untuk MENGERTI PEMIKIRAN DAN PERASAAN ORANG. Singkat kata, keterampilan ini memungkinkan kita untuk menempatkan diri dalam posisi dan diri orang sehingga kita bukan saja dapat mengerti alam pemikirannya, tetapi juga alam perasaannya.

Inilah keterampilan yang kerap disebut sebagai keterampilan untuk BEREMPATI. Tanpa kemampuan untuk memahami, mustahil buat kita MEMBANGUN RELASI yang sehat dan langgeng. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mengerti, bagaimanakah caranya menumbuhkan keterampilan untuk memahami.

  • Hal pertama yang mesti kita ketahui adalah, sesungguhnya keterampilan untuk memahami bukan sepenuhnya berasal dari asahan lingkungan. Dengan kata lain, sama seperti keterampilan lainnya, FAKTOR BAWAAN ATAU LAHIRIAH BERPERAN BESAR dalam keterampilan ini.
  • Kendati demikian, itu tidak berarti bahwa kita tidak dapat belajar memahami. Sama seperti keterampilan lainnya, keterampilan memahami DAPAT DIKEMBANGKAN walaupun pada akhirnya kualitas masing-masing pribadi untuk memahami tidak sama. Namun meskipun tidak sama dan mungkin tidak dapat mencapai kualitas tertinggi, pada akhirnya kemampuan untuk memahami bahkan pada kadar yang rendah pun sudah cukup untuk membangun relasi yang langgeng dan sehat.
  • Berikut, sama seperti keterampilan sosial lainnya, keterampilan untuk memahami paling efektif untuk dipelajari—dan diajarkan—pada MASA BELIA. Pada umumnya anak kecil jauh lebih mudah dan tanggap untuk belajar. Jadi, masa kecil adalah masa terbaik untuk menumbuhkan keterampilan untuk memahami.
  • Oleh karena orang pertama yang dikenal anak adalah orang tua dan orang yang paling banyak terlibat dalam kehidupannya juga adalah orang tua, maka ORANG TUA ADALAH GURU YANG PALING EFEKTIF untuk mengajarkan keterampilan untuk memahami.
  • Sama seperti keterampilan sosial lainnya, keterampilan untuk memahami paling tepat diajarkan LEWAT CONTOH KEHIDUPAN YANG KONKRET. Orang tua mesti mendemonstrasikan keterampilan untuk memahami lewat situasi kehidupan yang riil, baik yang berkaitan dengan anak itu sendiri ataupun orang lain. Misalkan, ketika anak mendapatkan nilai ujian yang tidak memuaskan, orang tua dapat menanyakan apa penyebabnya dan berusaha memahami kesulitan anak, tanpa menghakimi atau menghukumnya. Jika hal seperti ini terjadi berulang kali, secara alamiah anak pun mulai mencontoh tindakan orang tuanya sewaktu ia diperhadapkan dengan situasi kehidupan yang serupa.
  • Selain dari contoh konkret, orang tua juga dapat mengajarkan keterampilan untuk memahami kepada anak melalui APA YANG DIALAMI OLEH SI ANAK. Misalnya, anak mengadu bahwa ia dikucilkan oleh teman-temannya. Mungkin kita dapat mengajaknya untuk melihat dirinya dari kacamata temannya. Kita dapat menanyakan apakah yang mereka katakan tentang penyebab mengapa mereka tidak mau berteman dengannya. Bila ia menjawab, bahwa teman-teman menuduhnya egois, mungkin kita dapat menanyakan kepadanya, alasan mengapa mereka sampai menuduhnya egois. Mungkin ia tidak bermaksud egois, namun tanpa disadarinya, tindakan atau sikapnya membuat teman-teman beranggapan bahwa ia adalah seorang anak yang egois. Pada waktu anak mulai dapat melihat dirinya dari sudut pandang orang lain, ia pun mengembangkan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan ini akan menjadi modal baginya untuk berempati—memahami alam pemikiran dan perasaan orang lain.
  • Terakhir, orang tua dapat pula mengajarkan keterampilan untuk memahami melalui PEMBAHASAN AKAN TOPIK YANG SAMA. Misalnya, sewaktu kita tengah membahas atau membicarakan tentang tindakan Raja Herodes Agung yang memerintahkan pembunuhan anak berusia dua tahun ke bawah setelah mendengar kelahiran Bayi Yesus, kita pun dapat menjelaskan bahwa raja ini adalah seorang pribadi yang tidak memunyai keterampilan untuk memahami. Ia tidak mengerti pemikiran dan perasaan orang tua yang mesti kehilangan anaknya. Dan, semua ini dikarenakan oleh sifat egoisnya belaka—yang tidak ingin kehilangan takhtanya.

Kesimpulan : Keterampilan untuk memahami adalah keterampilan yang penting bukan saja untuk membangun relasi yang sehat dan langgeng tetapi juga untuk MENUMBUHKEMBANGKAN SIFAT BERBELAS KASIHAN. Tanpa keterampilan untuk memahami, mustahil kita dapat berbelas kasihan atas penderitaan sesama. Firman Tuhan di Roma 15:1 mengingatkan, "Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri."

Ringkasan T354
Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Simak judul-judul sekitar "PENGEMBANGAN DIRI" lainnya di www.telaga.org

TELAGA MENJAWAB:

PERTANYAAN:

Syalom Bapak/Ibu,
Saya sangat berterima kasih untuk jawaban yang diberikan, karena saya bisa belajar bagaimana seharusnya kita sebagai anak Tuhan, khususnya secara pribadi melakukan kehendak Allah. Tuhan sedang memberikan rhema kepada saya mengenai: bukan kepada apa yang baik dan salah, bukan kepada buruk tidaknya secara manusia tetapi sesuai dengan kehendak Allah, karena baik – buruk, salah – benar, menurut pandangan manusia itu sangat beragam, tapi kehendak Allah hanya dapat dimengerti oleh pribadi itu sendiri dan Tuhan.

Apa yang saya alami adalah hal yang baru bersama Tuhan, dimana Tuhan banyak membukakan sisi lain tentang "hati", sisi lain bagaimana berjalan didalam kehendak-Nya walaupun ditentang oleh orang-orang yang duduk bersama sebagai saudara seiman, hal ini sulit bagi saya tetapi saya banyak belajar terutama untuk mengaktifkan Roh saya berharap sepenuhnya kepada Tuhan, apa yang Tuhan buat tidak pernah gagal dan Tuhan tidak pernah keliru untuk memilih orang menjadi mitra kerja untuk kemuliaan nama-Nya.

Kembali lagi soal "hati", maaf kalau saya mengganggu tapi kalau boleh dapatkah Bapak/Ibu memberikan saya konsep mengenai Rahab? Perempuan dalam Yosua 2 yang memunyai peranan penting dalam penyelamatan umat Tuhan, khususnya para pengintai dan dia juga yang berhasil menyelamatkan keluarganya karena perbuatan baiknya. Tuhan selalu melihat hati, bukan karena faktor perbuatan yang kelihatan baik semata, tapi hati……..banyak rumah di Yerikho tetapi mengapa harus rumah Rahab? Masih banyak rumah perempuan yang bermoral lainnya, yang bisa menerima pengintai itu, kenapa harus Rahab? Apa yang dialami Rahab bukan kebetulan, tapi itu adalah rancangan Allah dalam kisah penyelamatan Rahab dan saya percaya itu karena Tuhan melihat hati Rahab.

Bapak/Ibu, adakah pelajaran tambahan yang harus saya ketahui mengenai Rahab selain dari apa yang saya uraikan di atas? Mohon kiranya saya dapat dibimbing untuk mengenal kasih Kristus lebih lagi. Terima kasih, kiranya Tuhan yang baik itu akan selalu memberkati dan melindungi keluarga dan pelayanan Bapak/Ibu.

Salam : N.N.

JAWABAN:

N.N. yang baik, salam sejahtera,
Anda nampaknya cukup senang untuk P.A. pribadi ya. Jika benar, itu hal yang sangat baik. Mengenai mendapatkan tentangan dari orang lain, termasuk saudara seiman, itu hal yang wajar. Kita tetap menghargai dan tidak bermusuhan, namun memang tidak bisa mengikuti saran mereka mungkin. Secara pribadi, Anda harus siap juga menerima risiko atas keputusan yang dipilih. Tetap bersikap terbuka di hadapan Tuhan dan Tuhan bisa memakai orang lain pula untuk menyuarakan kehendak-Nya.

Tentang Rahab, sebenarnya akan lebih baik jika memang apa yang kita dapatkan adalah dari hasil penggalian pribadi dan dapat ditambahkan dari membaca buku atau P.A. bersama. Pilihan Allah adalah pilihan yang bisa saja kita tidak dapat mengetahui alasannya, selain karena DIA pemilik kedaulatan penuh atas kehidupan seseorang dan dunia ini. Dari kisah Rahab, kita menemukan bahwa pemilihan itu pun ada dalam kuasa-Nya yang mutlak, tapi kita dapat melihat pribadi seperti apa Rahab itu. Dari Ibrani 11:31 kita membaca bahwa "Karena IMAN maka Rahab…..", jadi keselamatan yang akhirnya dia terima bersama dengan keluarga memang bukan karena perbuatan baiknya, namun karena imannya pada Allah yang dia dengar telah memberikan pertolongan/keselamatan pada Israel pada beberapa peristiwa (baca Yosua 2).

Rahab adalah wanita sundal, namun bersedia memercayakan kehidupannya pada anugerah Allah yang Maha Besar. Meskipun imannya masih sangat muda, tapi dia juga percaya kepada orang-orang yang ditolongnya, bahwa mereka akan menyelamatkannya. Jadi keselamatan dia dan anggota keluarganya karena IMAN. Semoga ini berguna, ya.

Salam : Tim Pengasuh program TELAGA

SIAPAKAH WANITA?

Oleh : Ev.Grasia Magdalena Tampubolon, M.Th. in Counseling *)

Di zaman modern saat ini, berbagai kemajuan teknologi dan pengetahuan membuat beberapa pergeseran dan perubahan peran seorang wanita. Kemunculan Gerakan feminis ataupun seruan emansipasi wanita membuat beberapa hal tentang peran wanita di masa sekarang ini menjadi lebih berkembang. Jika di masa dulu, wanita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk mengurus keluarga, namun saat ini sudah banyak wanita yang lebih memilih karier daripada berkeluarga. Apakah ini menjadi buruk ataukah menunjukkan kemajuan?

Saya bukanlah seseorang yang menolak ketika wanita memilih karier, karena saya juga seorang wanita yang bekerja dan mengurus rumah tangga. Hanya saat ini sebagai wanita, kita perlu merenungkan "Siapakah wanita itu?" Pertanyaan mengenai "Siapa wanita?" merupakan sebuah pertanyaan mendasar dan penting untuk kita pahami dan mengerti. Karena dengan demikian akan menolong kita untuk melihat siapa diri kita dan bagaimana harus bersikap. Hanya persoalan dunia mendefinisikan dan menaruh nilai wanita beraneka ragam, seperti: beberapa gerakan LGBT menjelaskan tentang wanita sebagai "seseorang yang mendefinisikan dirinya wanita atau yang merasa bahwa dia seorang wanita", ataupun budaya yang menaruh nilai bahwa wanita itu kedudukannya lebih rendah dari pada pria, sehingga ada budaya tertentu yang lebih menjunjung tinggi anak pria dari pada wanita. Hal-hal inilah yang akhirnya membuat para wanita melihat diri dan peran tidak lagi sebagai sesuatu yang berarti karena dunia melihat dan menilai bahwa wanita itu tidak lebih bernilai dari kaum pria.

Ketika wanita didefinisikan dengan standar dunia, maka ini memunculkan kerusakan dan ketidaknyamanan untuk melihat wanita itu sendiri. Bahkan diri saya ketika menyadari bahwa saya dilahirkan sebagai wanita, di tengah keluarga dengan budaya menantikan anak laki-laki, membuat saya membenci diri saya dan mencoba membuktikan bahwa saya wanita bisa lebih baik dari para pria. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami "Siapa wanita?" menurut Penciptanya. Karena hanya dengan memahami rancangan semula dari sang Pencipta, kita baru dapat memahami dengan benar "Siapa wanita?"

Di dalam Kejadian 1:27, jelas mengatakan bahwa baik pria maupun wanita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, dalam teks ini tidak disebutkan serupa dengan Allah hanya untuk pria saja. Hal ini menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki nilai yang setara di mata Tuhan. Tuhan tidak menilai pria lebih tinggi daripada wanita, atau pria lebih berharga daripada wanita. Karena baik pria maupun wanita sama diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Dengan demikian, ketika kita membedakan nilai dan keberhargaan pria dan wanita, maka sebenarnya kita sedang memandang rendah sang Pencipta yang menciptakan manusia menurut Gambaran-Nya.

Tuhan memberi nilai yang setara antara pria dan wanita, tetapi di dalam peran dan tanggungjawab memiliki perbedaan. Pria Tuhan ciptakan jelas untuk memimpin (Kej. 2:15), sedangkan wanita sebagai penolong (Kej. 2:18). Kata "penolong" di sini dipakai kata "ezer". Kata "ezer" sendiri seringkali dipakai untuk kalimat "Allah penolong Israel". Dengan demikian, penolong di sini bukan diartikan sebagai pesuruh atau seperti ART (Asisten Rumah Tangga), melainkan seseorang yang sepadan untuk dapat mendampingi, menopang, men-support dan menemani pasangannya. Seorang wanita, Tuhan ciptakan bukan untuk direndahkan, tetapi menjadi teman seperjalanan bagi pasangannya. Jadi peran wanita sama berharganya dengan peran pria sebagai pemimpin. Peran ini tidak ada yang lebih baik dan lebih tinggi, kedua peran ini sama-sama saling melengkapi untuk kelangsungan dan keharmonisan sebuah pernikahan.

Hanya persoalan terjadi ketika manusia jatuh dalam dosa, maka dosa merusak semua rancangan Allah yang semula. Allah mengutuk wanita dan pria tersebut sehingga pernikahan yang harmonis berubah menjadi sebuah pernikahan yang memerlukan kerja keras untuk menjadikannya harmonis. Jelas sekali di dalam Kejadian 3:16, Tuhan mengutuk wanita untuk memiliki kesakitan dalam melahirkan, berahi kepada suaminya dan suami berkuasa atasnya. Kata "berahi" di sini bukan hanya berkaitan tentang seks, tetapi kata ini merujuk pada keinginan untuk menguasai dan memegang kendali. Wanita setelah jatuh dalam dosa akan terus bergumul untuk dapat menundukkan diri dalam menjalankan perannya sebagai wanita. Akan terus bergumul untuk bisa menguasai diri untuk dapat menghormati pasangannya. Karena keberdosaannya wanita yang dulunya dapat menjadi penolong sekarang menjadi perongrong. Maka tidak heran perubahan dan pergesaran peran wanita pada masa sekarang pun dapat diakibatkan oleh dosa sehingga kita tidak pernah merasa puas dengan peran yang ada dan melihat rendah peran yang Tuhan berikan bagi kita.

Apakah berarti perubahan saat ini berarti salah? Tidak sepenuhnya, tetapi ini akan menjadi salah ketika kita mengubah peran dan panggilan kita hanya untuk memuaskan keinginan kita untuk menguasai dan memegang kendali dan bukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Benar, kita ingin menyuarakan keberhargaan kita, karena banyaknya tekanan dan penderitaan yang wanita peroleh karena budaya yang menomorduakan wanita, tetapi inilah konsekuensi dosa yang harus kita pikul ("dan ia akan berkuasa atasmu"-Kej. 3:16). Oleh karena itu, yang perlu kita tanya pada diri kita adalah "Apakah saya sebagai wanita menjalankan peran saya saat ini karena dan untuk Tuhan? Ataukah untuk diri saya sendiri?"

*) Salah seorang konselor PKTK Sidoarjo

POKOK DOA (September 2025)

 

Tahun 2025 tinggal 3 bulan lagi dan sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Di bawah ini ada beberapa pokok doa syukur dan juga doa permohonan dari program radio TEgur sapa gembaLA keluarGA (TELAGA), Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo dan Pusat Konseling Telaga Pengharapan (PKTP) Jember:

  1. Bersyukur pada hari Senin, 29 September 2025 telah diadakan rekaman ke-2 dalam tahun 2025 bersama Pdt. Dr. Vivian A. Soesilo sebagai narasumber dan Ibu Yosie sebagai pemandu acara di Ruang Kedap Suara GBT Kristus Pelepas, Malang.
  2. Doakan untuk Radio Swaranusa Bahagia AM di Jayapura, menurut informasi dari Sdri. Atha hanya memutar lagu-lagu saja karena belum ada program.
  3. Tetap doakan untuk Radio Suara Pembaruan FM di Waingapu yang sejak bulan Desember 2024 masih belum mengudara karena masalah "transmitter" yang masih dalam perbaikan. Kiranya Tuhan menolong agar permasalahan ini dapat teratasi sebelum tahun 2025 berakhir.
  4. Tetap doakan untuk pemerintah Indonesia, biarlah pimpinan Tuhan nyata kepada Presiden dan seluruh jajarannya dalam mengelola dan memimpin serta mengatasi berbagai permasalahan di berbagai pulau dan provinsi di seluruh Indonesia.
  5. Bersyukur untuk penyertaan Tuhan kepada pelayanan Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK) Sidoarjo sampai saat ini. Bersyukur untuk setiap konselor, setiap tim, setiap klien yang Tuhan percayakan untuk mendukung dan melayani di Telaga Kehidupan, kiranya Tuhan terus menyatakan pimpinan dan kemurahan-Nya.
  6. Doakan untuk visi dan misi Telaga Kehidupan pada tahun 2026. Demikian pula untuk hikmat dan ide-ide dalam rangka persiapan ulang tahun Telaga Kehidupan pada tahun 2026.
  7. Doakan untuk rencana misi bersama pada tahun 2026.
  8. Doakan untuk Ibu Anita Sieria, konselor dan koordinator Telaga Kehidupan yang akan melanjutkan studinya pada bulan Oktober 2026 di Filipina, kiranya Tuhan menyertai dan menuntun.
  9. Dengan penuh syukur Pusat Konseling Telaga Pengharapan (PKTP) Jember menyambut anugerah Tuhan Yesus Kristus yang telah memercayakan kami untuk terlibat dalam pekerjaan-Nya. Kini, kami memusatkan hati dalam persiapan dan doa bagi setiap pelayanan yang diadakan pada bulan Oktober 2025 agar segala sesuatu berlangsung seturut rencana-Nya dan menjadi berkat untuk banyak orang.
  10. Dengan penuh rasa syukur, Telaga Pengharapan hadir memberikan layanan konseling secara sosial, dimana kami tidak membebankan tarif pada penerima manfaat. Namun, agar program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak orang, kami membutuhkan dukungan untuk biaya operasional bulanan serta tunjangan bagi staf yang melayani dengan sepenuh hati. Kiranya Tuhan mengirimkan para donatur yang berkenan mengambil bagian dalam layanan ini.
  11. Doakan untuk Ev. Sri Wahyuni yang telah diundang oleh GKI Jember untuk mengisi pelayanan Firman pada Ibadah Bulan Keluarga pada tanggal 4 Oktober 2025, dengan topik "Siapa Aku Dalam Keluargaku?"
  12. Doakan untuk Ev. Sri Wahyuni yang diundang oleh GKT Jember untuk mengisi pelayanan Firman pada Ibadah Umum 2 pada tanggal 12 Oktober 2025 dengan topik "Mengelola Keuangan Dengan Prinsip Kerajaan Allah".
  13. Doakan untuk Ev. Sri Wahyuni yang diundang oleh GBI Mojopahit, Jember untuk mengisi pelayanan Firman pada Ibadah Komisi Dewasa Muda pada tanggal 16 Oktober 2025 dengan topik "Pulih di Dalam, Kuat di Luar".
  14. Telaga Pengharapan dan Sukacita Sharing Center akan mengadakan Zoominar pada tanggal 18 Oktober 2025, pk. 19.00 WIB, berjudul "Suicide, A Silent Crisis". Doakan untuk pembicara, Michael Christian, M.A., M.Psi., psikoloog dan Direktur Eksekutif & Konselor Gading Counseling dan jalannya acara akan dipandu oleh moderator, Ev. Sri Wahyuni, M.Th. in Counseling.
  15. Tim konselor Telaga Pengharapan saat ini sedang menyusun modul konseling, kiranya Tuhan memberikan hikmat dan menolong penyelesaian modul konseling sehingga dapat digunakan untuk memerlengkapi para konselor awam.
    Bersyukur untuk donasi dari 011 dalam bulan ini sejumlah Rp 600.000,-

September
Jenis Bahan