Dampak Perceraian Ortu Terhadap Anak

Versi printer-friendly
Februari

Berita Telaga Edisi No. 78 /Tahun VII/ Februari 2011


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagaindo.net.id Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


Ada beberapa tahapan yang mendahului sebelum terjadi perceraian :

  1. Pasangan suami istri mulai menemukan ketidakcocokan dalam pernikahan mereka.
  2. Mereka merasa gagal untuk membereskan masalah atau kemelut ini, sebab yang mereka saksikan adalah masalah yang sama berulang-ulang terjadi. Hal ini memang ditimbulkan oleh sekurang-kurangnya 2 penyebab :
  3. a. Orang yang bersangkutan tidak mau berubah
    b. Mereka belum menguasai cara untuk menyelesaikan problem.
  4. Yang tidak berhasil, akhirnya terlibat dalam suatu siklus, siklus pertengkaran yang tidak bisa selesai-selesai.
  5. Kalau sudah sampai pada titik ini biasanya kita menyerah.
  6. Kemudian kita akan bersikap masa bodoh, akan mendiamkan, memasa-bodohkan pasangan kita dan tidak menghiraukannya.
  7. Rasa sakit yang berkepanjangan dan tak tertahankan inilah yang seringkali menjadi pencetus atau mendorong orang untuk bercerai.

Usia perkawinan yang rawan terhadap perceraian adalah :

  1. Masa 5 tahun pertama setelah pernikahan dan juga yang lebih kritis lagi 3 tahun pertama.
  2. Usia pertengahan yaitu usia sekitar 45 – 55 tahun. Rawan karena pada saat itu anak-anak sudah besar. Anak-anak seringkali menjadi pengikat orang tua dan sekaligus merupakan suatu pengalihan problem.

Dampak terhadap anak-anak pada masa ketidakharmonisan, belum sampai bercerai namun sudah mulai tidak harmonis :

  1. Anak mulai menderita kece-masan yang tinggi dan keta-kutan.
  2. Anak merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dalam hal ini anak sulit sekali memilih papa atau mama, dia merasa sangat terjepit di tengah
  3. Anak sering kali memunyai rasa bersalah, karena anak merasa bahwa dirinya yang menjadi penyebab perceraian.
  4. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu dari orang tuanya.

Dalam rumah tangga yang tidak sehat, yang bermasalah dan penuh dengan pertengkaran bisa muncul 3 kategori anak.

  1. Anak-anak yang memberontak, karena :
  2. • Memunyai kemarahan, kefrustrasian dan mau melampiaskannya.
    • Menjadi gampang marah karena mereka terlalu sering melihat orang tua bertengkar.
    • Waktu orang tua bercerai, anak pada umumnya tinggal dengan mama, itu berarti ada yang terhilang dalam diri anak yakni figur otoritas, figur ayah.
  3. Anak-anak yang pembawaannya sedih, mengu-rung diri dan menjadi depresi. Anak ini juga bisa kehilangan identitas sosialnya.
  4. Anak-anak yang super baik yang menjadi juru selamat rumah tangga.

Matius 19 : 6b, “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Tuhan melarang orang bercerai dengan alasan-alasan yang sangat jelas. Tuhan mengerti dampaknya begitu berat, baik bagi pasangan yang bercerai maupun terhadap anak-anak mereka.

Tapi untuk kasus-kasus yang lebih umum, dimana mulai timbul tanda-tanda yang menuju pada perceraian ada Firman Tuhan di Matius 18 : 10, “Ingatlah jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu ada malaikat mereka di Surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Surga.” Tuhan Yesus menegaskan bahwa anak-anak itu berharga dan Tuhan memerhatikan mereka. Jadi Tuhan berkata ada malaikat yang menjaga mereka, dengan kata lain, Tuhan mau kita mengingat anak-anak bahwa anak-anak itu penting dan berharga di mata Tuhan. Jangan sampai gara-gara kita menuruti kehendak diri sendiri, anak-anak menjadi korban, jadi bertahanlah sebisanya. Sedapat mungkin, bereskanlah itu baik dari pihak yang wanita maupun dari pihak pria, rendahkanlah diri, mintalah bantuan dan bereskanlah masalah, jangan menunda-nunda lagi.

Pasangan suami-istri seharusnya cepat mencari bantuan pada pihak ketiga yaitu pendeta atau konselor untuk membereskan persoalan mereka, jikalau mereka sudah menyadari bahwa persoalan yang sama muncul lagi terus-menerus. Jadi apabila sampai ada orang yang menderita dalam pernikahannya, yang perlu dilakukan adalah:

  1. Mencari bantuan oleh keduanya, meskipun yang satu merasa tidak punya masalah, carilah bantuan karena seringkali ini bukanlah masalah satu orang, tapi masalah berdua.
  2. Harus tetap kuat di dalam Tuhan

Oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi

Catatan : Audio dan transkrip bisa didapat melalui situs Telaga dengan kode T42A dan T42B

Mengenal lebih Dekat

Pada bulan Februari 2011 ini, Tuhan mengizinkan TELAGA untuk bekerjasama dengan salah satu radio di Indonesia Timur. Melalui Radio Bahana Sangkakala FM Telaga diudarakan di daerah Jayapura dan bisa didengarkan pada frekuensi 92,5 MHz, disiarkan setiap hari Selasa pukul 11.15 WIT dalam acara HONAY (HOme N fAmilY). Terpujilah Tuhan Yesus Kristus yang memunyai pelayanan ini. Mari, kami mengajak para pembaca turut mendukung pelayanan ini di dalam doa, agar kerja sama ini terus terbina dan Telaga semakin dapat memberikan kesejukan pada hati anak-anak Tuhan di sana.

Haleluya!

Doakanlah

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 500.000,- dan dari Ibu Lily Tjandra Johan di Bandung sebesar Rp 100.000,-.
  2. Bersyukur untuk tambahan 1 radio yang menyiarkan Telaga di Jayapura, yaitu Radio Bahana Sangkakala FM.
  3. Bersyukur untuk royalty yang diterima dari Literatur SAAT sebesar Rp 8.798.250,- dan Bp.Paul Gunadi serta Bp. Heman Elia mempersembahkan royalty ini untuk pelayanan Telaga.
  4. Dalam rangka membentuk perseku-tuan pasutri, GKT III di Malang telah mengadakan seminar berjudul “Family in Harmony with God’s Plan” yang dso. Bp. Paul Gunadi pada tanggal 24 Pebruari 2011. Telaga diberi kesempatan untuk menawarkan buklet, CD dan kaset, hasil penjualan yang diperoleh adalah Rp 781.500,-.
  5. Tetap doakan untuk Sdri. Betty T.S. yang mengharapkan mendapat bea siswa untuk studinya di Tilburg, Belanda.
  6. Doakan untuk tim rekaman yang masih akan mengadakan rekaman 3x lagi.
  7. Doakan untuk salah seorang konselor Telaga, Ibu Esther Rey di Bandung. Beberapa waktu yl. menderita sakit batu empedu dan sudah sebulan berobat di Singapore karena penanganan yang keliru oleh dokter di Bandung. Doakan agar Tuhan menolong memberikan kesembuhan secara tuntas.
  8. Doakan untuk Divisi Web YLSA dalam mengerjakan situs-situs yang ada sehingga dapat semakin mengikuti perkembangan teknologi terbaru, lebih efektif dan semakin menjadi berkat bagi semua orang.
  9. Bersyukur untuk penerimaan dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
  10. 001 – Rp 100.000,-
    003 - Rp 200.000,- (utk bln Maret)
    004 - Rp 100.000,-

    TELAGA Menjawab

    Tanya?

    Saya tergugah saat mendengarkan acara “Telaga” di radio yang berjudul “Ditemani”. Saya ingin tahu lebih lanjut kiat-kiat apakah yang mungkin masih dapat saya lakukan untuk menyelamatkan keutuhan rumah tangga kami. Sudah 2 tahun suami meninggalkan saya dengan alasan “Tidak cocok” dan saya mendapat kabar bahwa dia tinggal di rumah seorang teman wanitanya yang telah berstatus janda. Saya tinggal bersama dua orang anak kami. Suami tidak menentu dan hanya sesukanya sendiri, saya mencoba bertahan hari lepas hari dengan bekerja dan mendidik anak-anak kami namun kesedihan tidak pernah lepas dari dalam hati ini, berat rasanya menanggung segala urusan rumah tangga sendirian. Untuk inilah saya mencoba memberanikan diri untuk meminta nasehat dari bapak. Mudah-mudahan bisa memberi jalan bagi saya dan kami dapat memertahankan rumah tangga kami yang sudak masuk usia pernikahan 16 tahun ini.

    Jawab!

    Mungkin ada juga faktor-faktor dari luar yang memengaruhi suami ibu, misalnya: pengaruh pergaulan dengan teman sekerja yang kurang baik, atau mungkin keterpisahan karena ia harus bekerja di luar kota sehingga merasa kesepian dan tidak mampu menahan sehingga tergoda oleh perempuan lain. Rasul Paulus dalam 1 Korintus menuliskan nasehat ini : Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesuah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.

    Beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan keutuhan rumah tangga ibu adalah :

  • Tekunlah berdoa dan berharap kepada Tuhan. Mintalah kesabaran, kekuatan, dan hikmat dari Tuhan untuk menghadapi persoalan ini.
  • Cobalah menjalin komunikasi yang lebih sering dengan suami, baik melalui surat, telepon atau handphone (SMS).
  • Carilah kesempatan untuk berbicara empat mata dengan suami mengenai apa yang telah terjadi selama ini. Dan mintalah maaf kalau ternyata Ibu berbuat kesalahan yang menyebabkan suami merasa tidak betah di rumah.
  • Mintalah bantuan pihak ketiga untuk membimbing Ibu dan suami dalam mengatasi masalah yang ada. Mungkin orang tua, anggota keluarga yang memunyai hubungan dekat, atau rohaniwan di gereja.
  • Apakah ada kemungkinan Ibu dan anak-anak pindah ke tempat suami bekerja? Jika ada, usahakanlah untuk bergabung dan tinggal bersama suami.
  • Siapkanlah hati Ibu dan anak-anak untuk segala kemungkinan yang terburuk, yaitu jika suami Ibu tidak juga berubah dan tidak mau meninggalkan teman wanitanya.
  • Janganlah sampai Ibu dan suami bercerai. Dalam Alkitab dengan tegas dikatakan bahwa Tuhan tidak menghendaki perceraian. Matius 19:8-9 dan 1 Korintus 7:10-11.
  • Saya Mencoba bertahan hari lepas hari dengan bekerja dan mendidik anak-anak kami, namun kesedihan tidak pernah lepas dari dalam hati ini. Berat rasanya menanggung segala urusan rumah tangga sendirian.
  • Ibu perlu teman untuk berbagi sehingga tidak menanggung sendiri beban berat di hati. Carilah saudara atau teman yang bisa dipercaya untuk menjadi teman sharing atau tempat berbagi. Mintalah mereka mendoakan keluarga Ibu.
  • Ajaklah anak-anak untuk mendoakan masalah ini dan secara khusus ajak mereka berdoa bagi ayahnya.
  • Perbanyak waktu untuk berdoa dan membaca firman Tuhan. Karena semua ini merupakan sumber penghiburan. Berikut ini kami catatkan beberapa bagian dari Alkitab, kiranya ayat-ayat ini bisa memberi penghiburan bagi Ibu. Nahum 1:7, Ratapan 3:21-25, Habakuk 3:17.

Vitamin Pernikahan

Hidup pernikahan memerlukan beberapa vitamin untuk pertumbuhan. Vitamin-vitamin apakah itu ?

  1. Vitamin 1 : Perjuangan
  2. Hidup pernikahan itu penuh perjuangan. Beranikah Anda menempuhnya? Kalau Anda menunggu sampai segala sesuatunya sempurna, maka pernikahan tidak akan pernah terjadi.
  3. Vitamin 2 : Tujuan
  4. Apakah Anda menikah, karena orang lain menikah? Atau Anda memang merasakan perlunya pasangan hidup, maka Anda perlu menikah? Pikirkan tujuannya.
  5. Vitamin 3 : Prinsip
  6. Institusi pernikahan bukan ciptaan manusia, melainkan ciptaan Tuhan. Itu sebabnya sekali telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
  7. Vitamin 4 : Praktek
  8. Dalam hidup pernikahan kita perlu saling mengasihi. Kasih sejati tidak menuntut tapi perlu pengorbanan. Perlu ada keseimbangan untuk melakukan “take and give”.
  9. Vitamin 5 : Daya Tahan.
  10. Pernikahan juga perlu memiliki daya tahan, karena adanya beda pendapat yang harus dicari persamaannya melalui komunikasi aktif.
  11. Vitamin 6 : Kesabaran
  12. Kita tidak akan dapat mengubah tabiat seseorang, tetapi kita dapat menerimanya dengan kesabaran dan pengertian.
(Dikutip dari buku “Bermimpi Satu Menit seri 2 hal 12)