Berpacaran dengan Siapa

Versi printer-friendly
April

Berita Telaga Edisi No. 113 /Tahun X/ Maret 2014


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana:
Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Berpacaran dengan Siapa??

Salah satu masalah yang sering dihadapi anak-anak Tuhan dewasa ini adalah keterbatasan pilihan pasangan hidup. Pada umumnya mencari orang seiman dan sepadan tidaklah mudah. Kadang kita menemukan yang seiman namun tidak sepadan; atau kadang menemukan yang sepadan tetapi tidak seiman. Apakah yang mesti dilakukan dalam kondisi seperti ini? Berikut akan dipaparkan beberapa masukan sebagai panduan menghadapi masalah ini.

  • Kita tidak boleh berkompromi dalam hal yang paling penting yakni mencari pasangan yang seiman. Kita mungkin sepadan alias cocok namun bila tidak seiman, pernikahan kita tidaklah berkenan di hadapan Tuhan. Firman Tuhan di 1 Korintus 7:39 dengan jelas mengatakan, “. . . ia bebas menikah dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.” Juga 2 Korintus 6:14 menegaskan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.”

  • Kita tidak boleh berkompromi dalam hal yang paling penting lainnya yakni mencari pasangan yang sepadan. Ingat, pernikahan tidak dibangun di atas kesamaan iman saja tetapi juga di atas kecocokan atau kesepadanan. Janganlah menggampangkan dengan berkata bahwa selama seiman, maka segala masalah akan dapat diselesaikan. Mungkin saja akan dapat diselesaikan namun ketidak-sepadanan tetap akan menyulitkan penyesuaian.

  • Bila dua prasyarat ini terpenuhi, faktor lainnya dapat dikompromikan. Misalkan, kriteria seberapa cantik dan tampan, tingkat pendidikan, suku, kemapanan ekonomi, warna kulit dan penampilan fisik lainnya, semua ini adalah faktor yang terbuka untuk dipertimbangkan ulang. Meskipun semua ini dapat dipertim-bangkan ulang, tetap satu pertanyaan yang mesti diajukan kepada diri sendiri adalah, “Dapatkah saya tinggal bersamanya dan terus menghormati serta mencintainya seumur hidup?” Dengan kata lain, sekali kita menerimanya, kita tidak boleh lagi membangkit-bangkitkan faktor yang tidak ada pada dirinya itu. Ingat, menerima berarti tidak menuntutnya lagi.

  • Boleh melihat namun sebaiknya jangan mencari-cari pasangan hidup. Silakan bergabung dengan kelompok lajang agar dapat berkenalan namun janganlah sampai kita terlalu bergebu-gebu dalam mencari pasangan hidup. Pada umumnya kita tidak suka dengan orang yang terlihat jelas tengah mencari-cari jodoh. Kita ingin diperlakukan sebagai manusia yang utuh dan bernilai; kita menuntut orang untuk berkenalan dan menyukai kita atas dasar keberadaan diri kita, bukan atas dasar kebutuhannya mencari pasangan hidup.

  • Sebaiknya jangan mencari-cari pasangan lewat on-line. Dewasa ini ada biro jasa perjodohan yang mencoba memasangkan orang secara on-line. Masalahnya adalah mencari pasangan hidup tidaklah sama dengan mencari buku lewat on-line. Bahkan dalam membeli buku pun, kalau kita membelinya on-line, salah satu kerugian terbesarnya adalah kita tidak tahu isinya. Demikian pulalah dengan mencari pasangan hidup. Perkenalan lewat on-line tidaklah sama dengan perkenalan lewat interaksi langsung. Untuk urusan sepenting pernikahan, lakukanlah dengan cara yang tradisional namun terbukti ampuh yakni perkenalan langsung.

Kita mesti mengingat bahwa hidup tidak hanya terdiri dari pernikahan dan kita pun tidak hidup hanya untuk menikah. Firman Tuhan mengingatkan, “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” (2 Korintus 5:15) Kita hidup untuk Kristus; oleh karena itu yang terpenting adalah melakukan pekerjaan-Nya selama kita hidup. Setelah kita menyenangkan hati Kristus, biarlah kita menyerahkan hidup kepada-Nya, termasuk hal perjodohan ini.

Oleh : Pdt.Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T293 A




Doakanlah...

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Ibu Amelia melalui Ibu Indrawati T. sejumlah Rp 200.000,-.

  2. Bersyukur Literatur SAAT bersedia menerbitkan 1 judul booklet yaitu “Membentuk Anak Perempuan menjadi Wanita Dewasa” yang pernah diterbitkan oleh Metanoia Publishing dan sudah habis stocknya serta tidak dicetak ulang.

  3. Doakan untuk pengurusan ijin dari Radio Swara Ekklesia FM agar tidak menemui kesulitan untuk bisa tetap mengudara di Ds. Kelte, Kab. Jepara.

  4. Bersyukur program Telaga telah disiarkan oleh Radio Suara Kasih Papua FM setiap malam sejak bulan Pebruari 2014 yl., doakan agar profil radio ini bisa diterima dalam waktu dekat sehingga bisa dicantumkan di situs Telaga.

  5. Ada lebih dari 20 radio terutama yang menyiarkan program Telaga setiap hari, menunggu kiriman rekaman terbaru. Doakan agar sebelum pertengahan bulan Mei 2014 hal ini bisa terpenuhi.

  6. Doakan untuk Bp. Andrew A. Setiawan dan Ibu Lortha G.Mahanani dalam pembuatan artikel seputar pekerjaan yang akan diterbitkan oleh P.T. Visi Anugerah Indonesia.

  7. Bersyukur untuk kelahiran cucu pertama dari Bp. & Ibu Suriptono, Ph.D. pada tanggal 9 April 2014 yang diberi nama Jordan Robert Kristian Wernicke. Biarlah dengan kehadiran seorang putra akan menambah semarak dalam keluarga Bp. Jason Wernicke dan Ibu Ria Kristiana.

  8. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :

          001 – Rp 200.000,- utk 2 bulan.
          006 – Rp 150.000,- utk 2 bulan.
          011 – Rp 150.000,-



Telaga Menjawab

Tanya?

Yth. Tim Pengasuh Program Telaga,

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas responnya dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menceritakan apa yang sedang saya alami.

Selama ini saya berdoa meminta kepada Tuhan pasangan hidup yang sepadan dengan saya. Sebagai informasi saya seorang pria berusia 28 tahun yang saat ini sedang menempuh program S2 di luar negeri (Negara A).

Ceritanya bermula dari sini. Pada waktu masih duduk di bangku SMA, saya memiliki seorang adik kelas (perempuan, inisial Y). selanjutnya dia menjadi adik angkatan di universitas yang sama walaupun tidak satu fakultas.

Sewaktu SMA kami sering bertemu karena kami aktif dalam persekutuan doa sekolah, Namun kami jarang sekali bertemu ataupun berkomunikasi selama masa kuliah S1 karena kesibukan masing-masing. Bisa dikatakan kontak antara kami semasa kuliah S1 sangat minim. Walaupun bertemu kami hanya “say hello” saja. Barangkali kami bisa kehilangan kontak jika saja kami tidak bertemu di bulan-bulan terakhir masa studi. Saat itu kami sempat bercakap-cakap selama beberapa menit, kemudian dia berpamitan akan meneruskan kuliahnya di luar negeri yaitu negara B. untuk itu Y meminta kami saling bertukar e-mail.

Saat ini Y sedang meneruskan kuliahnya di negara B.

Selama ini saya memang tidak pernah kepikiran tentang Y ataupun jatuh cinta kepadanya. Selama ini dalam upaya menemukan pasangan hidup, saya bergaul cukup luas di gereja ataupun kegiatan persekutuan Kristen. Hal ini saya lakukan atas nasihat para pembimbing rohani saya. Namun diantara wanita-wanita yang saya kenal di gereja ataupun di persekutuan-persekutuan, belum ada satupun yang saya rasa pas buat saya.

Yang saya rasakan saat ini adalah saya terus teringat kepada Y. Walaupun kami jauh terpisah, saya di negara A dia di negara B, beberapa kali kami bisa mengobrol via chatting messenger. Di sinilah muncul perasaan cinta saya kepadanya. Menurut pemandangan saya, Y adalah wanita yang saya harapkan dalam hidup saya. Y seorang yang takut akan Tuhan dan mau melayani Tuhan. Saya rasa Y setia pada Tuhan. Menurut cerita, saya tahu bahwa Y sangat aktif terlibat pelayanan di gerejanya di negara B tersebut. Saya memang mendambakan wanita yang demikian.

Namun sayang, Y telah memiliki seorang pacar yang berkewarganegaraan asing. Walau demikian, saya telah menyatakan isi hati saya bahwa saya cinta dan sayang padanya dan ingin sekali menikahinya. Mungkin ini kesalahan saya, karena saya menyampaikan hal ini tanpa bertanya dulu apakah dia sudah punya pacar atau belum.

Sebelumnya, yang saya tahu, Y memang memiliki pacar orang Indonesia. Saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan pacar Y ini, hanya saja Y sempat meminta tolong saya untuk menyampaikan pesannya kepada si pacar di Indonesia. Dan ketika melihat akun media sosial milik Y, memang statusnya “in a relationship”. Dan saya pikir dia masih berpacaran dengan pacarnya, orang Indonesia ini.

Namun sekarang saya tahu dari jawaban Y, bahwa dia hanya menganggap saya sebagai seorang kakak dan saat ini dia telah memiliki pacar seorang berkewarganegaraan asing. Y mengenalkan saya dengan pacar barunya itu dengan cara mengirimkan foto Y bersama pacarnya itu.

Dalam kondisi seperti ini, apakah saya harus terus maju untuk mendapatkan cintanya? Atau sebaiknya saya mundur saja?

Jujur saja, saya masih sulit melupakan dia. Saya pernah meminta tanda kepada Tuhan, sudah lama sekali., “Kalau ada perempuan yang lebih muda dari saya memanggil saya “kakak” pastilah dia jodohku.” Dan rupanya hanya Y seorang yang memanggil saya “kakak”, yang lain memanggil saya “mas”.

Terima kasih atas perhatiannya. Saya berdoa kiranya Tim Pengasuh Program Telaga diberi hikmat Tuhan untuk menolong saya menyelesaikan masalah ini.

Jawab!!!

Saudara terkasih di dalam Kristus,

Dari cerita Anda, kami mendapatkan kesan bahwa Anda sebenarnya sudah sangat mantap dan sreg. Andai tidak ada saingan, mungkin Anda bakal menggandeng seorang gadis idaman yang pandai, beriman, dan menarik! Tiga faktor ini memadai untuk memunculkan daya juang Anda yang menurut kesan kami termasuk pria tekun dan ulet.

Faktor kesulitan Anda adalah:

  1. Berjauhan tempat tinggal

  2. Terlambat (kalah start)

  3. Ada dua orang pesaing

Adapun hal yang menjadi teka-teki besar adalah:

  1. Apakah Y termasuk pribadi yang setia, sebab punya pacar dalam waktu berdekatan, dan masih bersedia mengadakan komunikasi cukup akrab dengan Anda (sampai Anda berani mengutarakan cinta Anda kepadanya)?

  2. Memamerkan foto pacar mengandung sedikitnya dua kemungkinan, yaitu hanya untuk memanaskan hati Anda saja, atau supaya mematahkan semangat Anda untuk melanjutkan jalur pendekatan. Atau memang tulus hati, sebab Anda sekarang sudah dianggap sebagai kakak sungguhan.

  3. Tentang pertanda dari Tuhan (Y satu-satunya wanita yang memanggil Anda dengan sebutan “kakak”), jika sungguhlah seperti itu, maka tidak ada yang mustahil bagi Tuhan (Lukas 1:37), dan bagi orang beriman (Markus 9:23).

Sekarang yang masih bisa diharapkan adalah:

  1. Bahwa Y akan putus dengan pacar-pacarnya, sangat mungkin beralih kepada Anda.

  2. Melalui ketekunan serta korban perasaan, pada akhirnya Y sadar bahwa Andalah orang yang tepat untuk mendampingi dia seumur hidup.

Saran atau nasihat:

  1. Persoalan ini tidak boleh sampai merugikan studi dan pelayan serta kesehatan Anda.

  2. Jika Anda sudah merasa kehabisan waktu (target berumah tangga sudah dekat), lupakan dia sebab dunia sangat luas, pasti banyak orang yang lebih baik dari Y, dan di dalam Tuhan tersedia yang terbaik bagi Anda. Jangan sampai bertepuk sebelah tangan, jangan sampai membuang waktu berharga Anda untuk gadis yang jinak-jinak merpati. Perlakukan dia sebagai kawan biasa atau seorang adik, dan pandang enteng saja supaya hati Anda bisa terbuka untuk orang lain. Tapi jika Anda tetap siap tempur dalam arena yang penuh tantangan, maka berilah dead-line, jangan berkepanjangan.

Nah, kami doakan Anda tampil terbaik di hadapan Y dan Tuhan!

Demikian tanggapan yang dapat kami sampaikan, apabila masih ada hal-hal yang ingin ditanyakan, silakan bersurat kembali. Tuhan memberkati!

Salam,

Tim Pengasuh Program Telaga