Anak: Investasi Orangtua?

Versi printer-friendly
September


ANAK: INVESTASI ORANGTUA?

Pandangan -- Banyak Anak, Banyak Rezeki -- kemungkinan lahir dari konteks negeri agraris. Untuk menggarap lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, semakin banyak anak, berarti semakin banyak tenaga kerja yang bisa dikaryakan. Tanah garapan luas. Hidup jauh lebih simpel saat itu. Tak perlu pendidikan tinggi. Biaya hidup murah. Sekarang konteksnya jauh berbeda.

Kalaupun masa kecilnya anak belum sempat dikomersialkan, fakta di lapangan memerlihatkan orangtua lansia yang memiliki beberapa anak yang mampu secara keuangan seperti memiliki kehidupan masa lansia yang cukup makmur karena dukungan keuangan anak. Pertanyaan: Benarkah menjadikan anak sebagai investasi keuangan orangtua di masa tua?


Sekarang mari kita lihat apa kata Firman Tuhan. Di dalam Efesus 6:1-4, Rasul Paulus memberikan nasehat praktis kepada orang percaya untuk melaksanakan panggilan ilahi sebagai orang percaya. Salah satu bentuk panggilan tersebut adalah mewujudkan kasih dalam lingkup keluarga.

Orangtua adalah wakil Tuhan. Menghormati orangtua adalah perintah Allah langsung seperti yang Allah perintahkan sejak jaman Musa. Paulus disini hendak mengulangi kembali perintah kelima dalam 10 Perintah Allah tersebut sebagai tekanan penting bagi jemaat Efesus yang mayoritas bukanlah keturunan Yahudi. Menghormati orangtua memberi berkat bagi orang yang menaatinya. Ketaatan pada orangtua merupakan bagian dari ketaatan kepada Allah.


Kewajiban orangtua:

  1. Janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu.
  2. Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

Tugas Orangtua :

Menjadi wakil Tuhan ? mengasuh anak menurut cara Tuhan ? setiap anak dihantar untuk mengalami Tuhan secara pribadi dan mengikuti panggilan khusus Tuhan (profesi, pelayanan, domisili)

Orangtua berperan penting mengasuh anak untuk sukses melalui masa transisi remaja dan kemudian melepas sepenuhnya di masa dewasa. Maka ketika di masa kanak-kanak orangtua biasanya hari Sabtu Minggu dengan anak, tapi di masa remaja mungkin sang anak ingin bersama teman sebayanya.

Jika orangtua mengizinkan anak dengan teman sebayanya, maka proses penyapihan emosi dan sosial akan berjalan dengan baik. Dan buahnya, ketika anak sudah berusia 18 tahun ke atas maupun sudah menikah, orangtua sudah benar-benar bisa melepas anak. Anak tidak lagi dihayati sebagai aset yang dimiliki dan diproteksi orangtua.


Jika proses transisi remaja ini diabaikan orangtua, maka tidak heran mudah muncul kasus-kasus -- anak mama-, -anak papa-, -perseteruan kekal mertua-menantu-.

Ada boundary atau batasan ketika anak usia 18 tahun ke atas dan memasuki masa dewasa, apalagi ketika anak telah menikah (Kejadian 2:24). Ketika anak telah menikah, maka tanggung jawab terutamanya adalah menghidupi pasangan dan anak-anaknya. Ketika pun tidak atau belum menikah, anak di usia dewasa memiliki tugas perkembangan mewujudkan panggilan khusus Allah yang telah ditanamkan dalam dirinya oleh Allah sendiri lewat proses kehidupan dan pertumbuhan iman. Tugas orangtua adalah memberi restu dan dukungan bagi anak menggenapi panggilan khusus Allah tersebut.

Dalam hal ini, bukan berarti anak-anak di usia dewasanya meninggalkan dan mengabaikan orangtuanya di usia lanjut. Tetap rasa hormat pada orangtua dihidupinya sampai orangtua meninggal. Namun, sejalan dengan itu rasa hormat orangtua pada anak-anak dewasanya, juga perlu dihidupi. Timbal balik. Bahwa anak-anak ini milik Allah dan sedang mengemban tugas dari Allah.

Maka, menghormati Allah dan menghormati orangtua bersifat paradoks. Dua-duanya benar dan bukan berkontradiksi. Menghormati orangtua dengan tetap menghormati panggilan khusus Allah. Menghormati panggilan khusus Allah dengan tetap menghormati orangtua. Bukan saling meniadakan atau bersifat pilihan.

Sebagai wujud rasa hormat anak dewasa pada orangtua lansia, maka bisa berupa menyediakan sekian persen penghasilannya untuk pemberian kepada orangtua. Jadi, ada anggaran tetap dan ketika sudah menikah, maka anggaran tetap itu juga diketahui secara transparan oleh pasangan nikahnya. Uang yang telah dianggarkan ini bisa diberikan sekaligus secara teratur atau disimpan dan diberikan ketika ada kebutuhan darurat orangtua. Lewat penganggaran ini, neraca keuangan keluarga dan pos-pos pemberian lainnya tetap terjaga baik.

Anggaran ini bukanlah bersifat kaku. Adakalanya oleh kondisi kedaruratan orangtua, maka iman sang anak dewasa ini ditantang Allah. Apakah berani memberi melampaui batas dalam kondisi insidental ini dengan memandang kepada Allah Bapa Sang Pemelihara yang baik? Untuk langkah iman ini, tetap perlu dibicarakan transparan dengan pasangannya dan dibawa dalam doa bersama agar lahir keputusan iman hasil pergumulan dan kesepakatan bersama yang mendatangkan damai sejahtera dan bukan percekcokan.

Sementara perwujudan rasa hormat orangtua lansia pada anak dewasa adalah dengan tidak memaksakan kehendaknya pada anak tersebut. Terkadang orangtua meminta kepada anak sejumlah uang untuk diberikan kepada anak yang lain, namun ditutup-tutupi oleh orangtua. Dalam beberapa kasus memang ada orangtua yang manipulatif dan menjadikan salah satu anaknya sebagai sapi perahan bagi diri orangtua lansia atau demi menanggung anaknya yang lain.

Dalam hal ini, anak yang telah dewasa berhak menarik batasan tegas. Ketika dalam rasa takut dan hormatnya kepada Allah, dia menyadari bahwa menuruti sepenuhnya kemauan orangtua yang berlebihan ini adalah melawan rancangan Allah atas hidupnya, maka anak berhak menolak orangtua dan mendisiplin orangtua yang sedang tidak menghormati Allah ini.

Kelak di hari penghakiman, masing-masing, baik orangtua lansia dan anak dewasa, akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah tentang tugas dan panggilan masing-masing: apakah telah menjadi hamba yang baik dan setia dari setiap talenta, kesempatan dan kepercayaan yang telah Allah berikan.

Untuk itu, kita yang masih menjadi orangtua muda perlu mengantisipasi dengan: menabung untuk masa pensiun. Bagi yang menjadi pegawai tetap di sebuah perusahaan yang mapan, biasanya ada tabungan masa pensiun dan uang pensiun. Bagi yang tidak demikian maupun yang bekerja mandiri, bisa mulai menabung lewat program tabungan di hari tua, reksadana dan sebagainya.

Bagi orangtua yang sekarang berada di usia lanjut maupun kita yang kelak akan berusia lanjut, mari bersandar pada pemeliharaan Allah sebagai Bapa yang baik dan sempurna.

-Usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain (segala yang dikhawatirkan dan dikejar orang-orang yang tidak mengenal Allah) akan diberikan Allah juga kepadamu.- (Matius 6:33, BIS)

Biarlah janji Tuhan melalui Nabi Yesaya 46:4 menghantar kita memasuki hari tua dengan iman, "Sampai masa tuamu dan sampai putih rambutmu, Akulah Dia, Akulah Dia yang akan memeliharamu. Akulah yang menciptakanmu dan Aku akan menggendongmu. Aku akan memeliharamu dan Aku akan menyelamatkanmu." Walau beban berdatangan di hari tua, yakinlah bahwa Tuhan sudah datang terlebih dahulu. Ia akan memelihara kita.

Ringkasan T552 A+B

Oleh: Ev. Sindunata Kurniawan, M.K., M.Phil.

Simak judul-judul lainnya pada kategori Orangtua – Anak

Di www.telaga.org

Telaga Menjawab


PERTANYAAN :

Saya anak ketiga dari 3 bersaudara, keluarga non-Kristen. Orangtua saya bukan orang yang fanatik dalam beragama, dari kecil saya sekolah di Sekolah Katolik. Ketika mulai SMA, saya mulai diajak teman-teman saya untuk datang ke gereja. Juga pacar kakak perempuan saya mengajak ke gereja. Saya pun mulai lebih mengenal Tuhan, mende-ngarkan firman-Nya setiap minggu di gereja. Saya benar-benar ingin menjadi seorang Kristen yang taat kepada Tuhan. Namun suatu ketika, papa saya melarang keras saya pergi ke gereja dan mengancam saya akan diusir dari rumah. Sebenarnya saya bukan takut ancaman, hanya papa saya orang yang sangat keras. Semua orang yang membantu dan mendampingi saya untuk mengikut Tuhan, bisa dipandang jelek oleh papa saya. Contohnya: pacar kakak perempuan saya yang mengajak saya ke gereja. Sekarang saya benar-benar ingin datang ke gereja. Tuhan memerintahkan kita untuk menaati orangtua, namun di lain sisi apakah saya harus memilih antara Tuhan atau orangtua saya? Jikalau saya bersikeras memilih Tuhan, tidak akan bisa dibiarkan oleh papa saya yang sangat keras kepala dan tidak mungkin mengubah keputusannya. Jalan keluar apa yang harus saya lakukan ?

Salam: TN




JAWABAN :

Menjumpai Sdri. TN,

Terima kasih sudah menghubungi kami dan berbagi pergumulan dengan kami. Selamat! Karena telah mendapat panggilan yang mulia dari Tuhan untuk menjadi umat Tuhan.

Ada beberapa hal yang kami rindu untuk TN pikirkan dalam pergumulan ini, yaitu :


(1). Panggilan Tuhan terhadap umat-Nya adalah panggilan untuk menjadi murid Kristus. Sebagai murid Kristus kita diminta untuk melakukan perintah-perintah Tuhan (Firman Allah) dan salah satu dari perintah Tuhan adalah menghormati orangtua. Namun begitu perlu diingat bahwa masih ada perintah yang lain juga. Apabila Sdri. TN mempunyai Alkitab, silakan baca Keluaran 20:1-17 tentang 10 perintah Tuhan; Kisah Para Rasul 4:1-22; Efesus 6:1-9; Matius 22:21; Roma 13:7.



Dari pembacaan ayat-ayat tersebut, kita menemukan bahwa dengan menjadi murid Kristus bukan berarti kita tidak dapat menghormati orangtua, akan tetapi kita justru dikuatkan – diteguhkan – diyakinkan bahwa menghormati orangtua ada dalam perintah Tuhan dan ada jainan berkat Tuhan bagi kita ketika kita menghormati orangtua kita, yaitu kehidupan.

(2). Mengenai kekuatiran dipandang rendah oleh ayah dan bahkan mungkin diusir untuk keluar rumah. Sdri. TN, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di kemudian hari, namun ada baiknya TN mempersiapkan diri dengan baik mulai dari sekarang dengan

  1. berdoa, mendoakan kesiapan hati Tania, mendoakan hati orangtua supaya Tuhan lembutkan,
  2. mencari informasi tentang tempat kost,
  3. kalau saat ini TN belum bekerja, mungkin perlu mencari pekerjaan sehingga TN tidak harus terlalu bergantung secara finansial dengan orangtua.



Demikian beberapa hal yang dapat kami sampaikan untuk saat ini. Kami berdoa kiranya Tuhan Yesus Kristus yang telah memanggil TN, akan terus menguatkan dan memberikan jalan keluar dari pergumulan yang sedang TN alami hari-hari ini. Kiranya damai sejahtera Tuhan Yesus mengawal hati dan pemikiran TN sehingga TN dimampukan untuk mengambil keputusan dan menjalani keputusan tersebut dengan setia sampai langkah berikutnya.

Salam kasih,

Ferry Hartanti



Kesaksian

Bp. Sebastian
(Pendengar RPK FM)

Kami bersyukur dan terima kasih kepada Bapa dalam nama Yesus Kristus atas berkat kasih karunia yang diberikan kepada kami, Bpk. Sebastian. Kami keluarga Katolik yang menjadi pendengar dari Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa.


Bersyukur atas Firman Tuhan yang disampaikan oleh Bp. Pdt. Paul Gunadi dalam acara -- TELAGA -- dan Pdt. Gilbert Lumoindong melalui acara -- Hari Ini Harinya Tuhan-. Syukur dan terima kasih kepada Radio Pemulihan Kasih FM dalam penyampaian firman Tuhan yang sangat luar biasa.

Mohon Tuhan beri selalu kesehatan dan kekuatan pada Bp. Pdt. Paul Gunadi dan Bp. Pdt. Gilbert Lumoindong yang sampai saat ini sangat memberkati kami sekeluarga. Firman Tuhan sangat mendalam dan memberkati kami, Amin !!

Foto Bp.Sebastian dan Ibu Yashinta

Keinginanmu Dapat Menjadi Kehinaanmu

KEINGINANMU DAPAT MENJADI KEHINAANMU

"Tetapi datanglah firman TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu bunyinya:

Bangunlah, pergilah menemui Ahab, raja Israel yang di Samaria. Ia telah

pergi ke kebun anggur Nabot untuk mengambil kebun itu menjadi miliknya.

Katakanlah kepadanya, demikian: Beginilah firman TUHAN:

Engkau telah membunuh serta merampas juga! Katakan pula

kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Di tempat anjing

telah menjilat darah Nabot, di situ jugalah anjing akan

menjilat darahmu’.- (1 Raja-Raja 21:17-19)

Perilaku manusia mengalir dari tiga sumber utama: keinginan, emosi dan pengetahuan..itu kata Plato seorang filsuf yang ternama. Memang benar tindakan kita didorong oleh, salah satunya adalah keinginan. Jadi keinginan itu ada di dalam hati manusia. Presiden pertama kita Ir. Soekarno berkata, jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya. Apakah perkataan itu benar? Entahlah…karena ada yang berkata bahwa keinginan itu tanpa batas. Jadi apabila memiliki keinginan yang begitu banyak dan keinginan itu kuat, apakah semesta akan mendukung?

Bagian paling sulit untuk kita kuasai adalah keinginan. Keinginan pun terbagi menjadi dua, keinginan yang baik dan keinginan yang buruk. Tentu saja masing-masing keinginan akan membawa konsekwensinya sendiri-sendiri. Keinginan yang baik akan mengarahkan kita pada hal yang baik dan keinginan yang buruk menuntun kita juga pada sesuatu yang buruk.

Lihatlah keinginan Ahab. Ya beberapa hari ini kita sedang menyoroti Ahab. Sepertinya tidak habis-habis apabila kita membicarakan perilakunya. Keinginannya yang kekanak-kanakan sebagaimana kita diskusikan kemarin membawanya pada perilaku buruk. Memang bukan dia bertindak langsung, tetapi keinginan hatinya itu mendorong istrinya menggunakan kuasa yang ada pada Ahab untuk bertindak cela dan keji. Melontarkan tuduhan palsu kepada Nabot sehingga Nabot mati dilempari batu. Keinginan yang mencelakakan.

Apakah hanya Nabot yang mengalami celaka sedangkan Ahab akan luput? Ternyata tidak. Tuhan menentang keras perilaku Ahab. Seharusnya seorang raja menjadi pelindung bagi rakyatnya, namun Ahab justru merampasnya. Itu sebabnya Firman Tuhan datang padanya: -Di tempat anjing telah menjilat darah Nabot, disitu jugalah anjing akan menjilat darahmu.- Keinginannya tidak membawanya kepada kemuliaan, melainkan kehinaan. Seorang raja tidak mati dengan layak, tapi darahnya akan tercecer di jalan dan dijilat anjing.


Saudaraku…….hati-hatilah dengan keinginan. Bukankah ada Firman yang mengatakan: tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri. Keinginan dapat membawa kita pada kemuliaan bila diselaraskan dengan kehendak Bapa, sebaliknya keinginan akan menuntun pada kehinaan dan hukuman bila hanya memuaskan diri sendiri dan menindas orang lain. Perhatikan baik-baik, jangan sampai keinginan kita justru menjadi pintu menganga pada celaka.

Renungan disampaikan oleh

Ev. Sudarmadji, M.Th.

Salah seorang konselor PKTK Sidoarjo

Yang berdomisili di Tulungagung


Webinar PKTK:

Smart Parenting, Digital Parenting, Christian Parenting

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan bagi Pusat Konseling Telaga Kehidupan baru-baru ini untuk mengadakan webinar dengan tema -- Smart Parenting, Digital Parenting, Christian Parenting-. Webinar ini diadakan secara daring melalui aplikasi Zoom, dan dihadiri oleh 54 peserta. Pada webinar ini, Bp. Ang Wie Hay, M.Sc., M.Div., seorang praktisi IT dan teologi dari Singapura, dimoderatori oleh Ev. Sri Wahyuni, M. Th., menyampaikan materi yang dibutuhkan para orangtua, pendidik Kristen dan pemerhati anak, khususnya pada masa serba digital seperti sekarang ini. Bp. Ang Wie Hay menyampaikan bahwa dengan kemajuan teknologi yang kita alami saat ini, terbuka berbagai pintu kesempatan untuk memelajari hal-hal yang baru. Hal ini termasuk hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak yang diasuh atau dididik oleh para peserta. Para peserta didorong untuk terus beradaptasi dengan berbagai macam perubahan yang ada, agar mampu menjadi orang tua yang relevan bagi anak-anak.


Materi malam hari itu ditutup dengan pembahasan mengenai Christian Parenting, yang merupakan kunci dari smart & digital parenting. Bp. Ang Wie Hay menyampaikan bahwa hal inilah yang terpenting untuk dilakukan oleh orangtua dan pendidik Kristen. Sebagai orangtua menjadi imam bagi anak-anak dan sebagai pendidik menjadi pembimbing murid-murid kepada kebenaran yang sejati. Penting untuk para orangtua dan pendidik terus-menerus menaburkan Firman Tuhan kepada anak-anak.

Pada pertengahan acara webinar, peserta mulai aktif melontarkan pertanyaan kepada panitia yang kemudian disampaikan oleh moderator kepada pembicara. Salah satu pertanyaannya adalah bagaimana cara menangani seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang diketahui pernah melihat konten pornografi dan juga sudah ditegur oleh orangtuanya. Bp. Ang Wie Hay menanggapi bahwa dalam hal ini Firman Tuhan memiliki peranan yang sangat penting. Orangtua dan pendidik perlu dengan setia menaburkan benih Firman Tuhan kepada anak-anak, agar hati dan pikirannya dipenuhi oleh Firman Tuhan. Selain itu, ada pertanyaan, -Mulai usia berapa anak dapat diajarkan mengenai menjauhi pornografi, bagaimana kalau anak semakin penasaran?- Untuk pertanyaan ini, Bp. Ang Wie Hay menyatakan bahwa mengajarkan anak soal seksualitas dapat dilakukan sejak dini, melalui kegiatan praktis sehari-hari. Misalnya dengan mengatakan bahwa ketika anak sedang berada di kamar mandi, pintu kamar mandi harus ditutup agar si anak tidak merasa malu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengajarkan seksualitas kepada anak tidak harus dengan bahasa yang digunakan oleh orang dewasa, namun dapat dimulai dari hal-hal praktis sehari-hari sejak dini.

Webinar diliput oleh: Jocelyn Gabriella Limnord, S.Psi.



Pada waktu pokok doa ini dibuat, bendera merah putih dipasang setengah tiang, mengingatkan kita akan peristiwa sejarah 56 tahun yang lalu cukup mengerikan yaitu

Peristiwa Gerakan 30 September atau disingkat dengan G-30-S.

Beberapa pokok doa yang dapat kita doakan adalah sebagai berikut:

  1. Bersyukur sejauh ini Pancasila tetap menjadi pegangan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  2. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dalam bulan ini dari 2 orang donatur tetap di luar Malang, yaitu dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,- dan dari NN di Tangerang sebesar Rp 1.400.000,-.
  3. Bersyukur walaupun Toko Buku Dioma sudah tutup sejak awal tahun ini, ada 8 buku yang dititipkan secara konsinyasi masih bisa dilunasi pada tanggal 18 September 2021 yang lalu dengan bukti lembar konsinyasi buku diberikan kepada Romo Hariawan Adji, Oc.
  4. Doakan untuk konsinyasi buku, CD dan VCD yang dititipkan di Toko Buku Gandum Mas, satu-satunya tempat yang masih dititipi di Malang.
  5. Doakan untuk kebutuhan dana bagi perpanjangan kontrak rumah Pusat Konseling Telaga Kehidupan di Sidoarjo yang hampir berakhir di bulan Desember 2021.
  6. Doakan untuk para konselor, guru, para klien yang dilayani oleh Pusat Konseling Telaga Kehidupan (PKTK Sidoarjo), termasuk anak-anak yang dilayani dalam program Bina Iman Anak,
  7. Doakan untuk tersedianya vaksin Covid-19 terutama untuk masyarakat yang tinggal di luar Pulau Jawa, seperti misalnya Bp. Sebastian dan istri yang memberi kesaksian di Buletin Telaga Kehidupan ini.
  8. Doakan agar dalam bulan Oktober 2021, rekaman terbaru sudah mulai bisa dikirim ke beberapa radio.
  9. Tetap doakan untuk para tenaga kesehatan di berbagai Rumah Sakit dalam dedikasi mereka menangani pasien Covid-19 secara khusus.
  10. Doakan untuk para guru dan murid SD, SMP, SMU yang atas izin orangtuanya telah menjalani pelajaran secara tatap muka.
  11. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan September 2021, yaitu dari :  011 untuk 4 bulan: Rp 600.000,-

Tuhan Yesus Memberkati