Tatkala Stres Melanda Remaja

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T539A
Nara Sumber: 
Ev. Carolina Soputri, MK.
Abstrak: 
Pengertian stres sendiri merupakan respons individu terhadap situasi atau peristiwa yang mengancam dan menuntut mereka untuk menghadapinya. Beberapa penyebab stres pada remaja, a.l peristiwa hidup, faktor sosial-budaya, kerumitan sehari-hari. Orang tua, jadilah TEMAN bagi remaja agar mereka bisa menghadapi stres dengan sehat dan memengaruhi mereka untuk menaruh pengharapan kepada Tuhan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Stres adalah respons individu terhadap situasi dan peristiwa yang mengancam mereka dan menuntut mereka untuk menghadapinya. Stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa namun juga remaja. Semua orang mengalaminya. Namun, tidak semua orang mengenali dirinya mengalami stres dan tidak semua mampu menghadapi stres dengan sendirinya, termasuk remaja. Untuk itu, sebagai orangtua, perlu menolong remaja untuk mengenal stres yang mereka alami dan bagaimana menghadapinya secara sehat. Hal ini menjadi penting untuk dipelajari bersama karena seringkali pemahaman orangtua hanya fokus pada sikap dan perilaku yang tidak diharapkan yang dilakukan remaja, misal respons orangtua terhadap anak remajanya yang sering tidak tidur dan bergadang hingga larut, "Sudah jangan tidur larut, besok kamu sekolah, nanti telat, mama yang diceramahin guru…atau kamu mau jadi apa tidur malam-malam terus?". Bahkan ketika salah satu gejala stres pada remaja adalah menurunnya nafsu makan, orang tua berkomentar: "sudah dimasakin malah gak bersyukur, atau mau diet sampai kapan, nanti kamu sakit." Komentar-komentar seperti ini mungkin bukan dengan sengaja disampaikan orangtua kepada remaja, namun kebanyakan orangtua tidak memahami dengan tepat apa yang terjadi dengan anak remaja mereka.

Dengan demikian, orangtua perlu memahami gejala-gejala stres yang dialami remaja :

  1. Tampak mudah tersinggung, marah sedih, merasa kosong dan beranggapan bahwa hidup mereka tidak berarti, bahkan beberapa remaja menunjukkan sikap agresif yang menyerang orang di sekitarnya.
  2. Minat pada aktivitas sehari-hari menurun. Tidak lagi tertarik untuk berolahraga, melakukan hobi yang biasa dinikmati. Kemudian mulai menarik diri dari teman-teman dan keluarga.
  3. Adanya perubahan nafsu makan yang kemudian mempengaruhi berat badan berangsur-angsur menurun.
  4. Waktu istirahat / tidur menjadi terganggu. Misal sering melakukan kegiatan yang berlebihan di waktu malam dan sulit bangun tidur di pagi hari.
  5. Konsentrasi belajar juga terganggu, sering melamun, atau tertidur di ruang kelas.
  6. Seringkali mengeluh sakit secara fisik, seperti pusing, sakit kepada, sakit perut, dan lain sebagainya. 
  7. Ada yang mulai mengkonsumsi kafein berlebih untuk mengatasi kuatir atau cemas yang dirasakan akibat stres.

Hal yang perlu diingat adalah semua orang pernah mengalami stres. Ini adalah fakta. Setelah mengamati gejala-gejala yang dialami remaja yang mengalami stres, orangtua perlu menelusuri dengan bijak darimanakah datangnya stres pada remaja. Hal ini dapat dilakukan bila orangtua berperan aktif untuk bertanya dan peduli pada apa yang sebenarnya terjadi. Seorang pakar perkembangan remaja, John W. Santrok memaparkan beberapa penyebab stres pada remaja (sumber stres berikut dikutip dari buku tentang "Remaja" oleh John W. Santrok), yakni :

  1. Peristiwa hidup, misal kematian orang yang dikasihi, putusnya relasi pertemanan atau berpacaran, perceraian orangtua, penyakit atau kecelakaan.
  2. Kerumitan sehari-hari, misal kesibukan tugas dan belajar, bertengkar dengan teman, sering mendapat ejekan oleh teman sekelas, kekuatiran tidak mampu memenuhi tuntutan orangtua, merasa kesepian karena kurangnya relasi yang mendalam dengan orangtua atau teman.
  3. Faktor sosial-budaya, misal masalah gender, konflik antarbudaya, komentar teman di media sosial, dan kemiskinan.

Dengan pemahaman di atas, maka orangtua dapat menjadi penolong yang dibutuhkan remaja ketika mengalami stres. Penolong disini dapat dikatakan adalah TEMAN bagi remaja. Semua orang akan sangat terhibur dengan kehadiran seorang teman yang memahami keadaan mereka bahkan menolong mereka dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Sebagai TEMAN maka hal berikut dapat dilakukan orangtua kepada remaja yang mengalami stres.

T = Temani remaja di saat ia membutuhkan kehadiran kita (misal, bila ia tampak sedih, tanyakan apa yang dapat kita lakukan untuk membuat dia merasa lebih baik)

E = Empati dengan sikap yang tulus dan menerima apa yang dirasakan si remaja (misal, mendengarkan tanpa memberikan terlalu banyak nasihat, jangan menganggap remeh apa yang disampaikan tentang perasaannya)

M = Memberikan dukungan yang diperlukan dengan cara yang tepat (misal bukan hanya kata-kata semangat atau positif untuk mendukung, tapi juga sikap bahasa tubuh yang ia butuhkan)

A = Ajaklah orang-orang di sekitar si remaja untuk ikut membantunya. Karena kehadiran orang-orang penting dapat memberikan semangat bagi remaja (misal undang teman-teman dekatnya untuk datang bermain atau berbincang dengannya)

N = Nyatakan harapan untuk berjuang bersama di dalam Kristus yang memberikan kekuatan dan penghiburan sejati (misal ungkapkan bahwa stres itu bisa dialami siapa saja, namun ia tidak sendiri karena anda sebagai orangtua bersedia mendampingi dia berjuang menghadapi stres di dalam pengharapan kepada Allah).

Ketika orangtua melakukan peran aktifnya sebagai TEMAN yang dibutuhkan remaja, maka kehadiran orangtua bukan menjadi salah satu sumber stres remaja melainkan menjadi penolong yang membawa remaja untuk tidak menyerah dan dikendalikan oleh stres. Itulah yang membuat remaja cukup tangguh dalam keadaan stres, seorang TEMAN yang membawanya kepada Allah. Pada akhirnya, ketika remaja memiliki pengharapan yang benar, ia akan mengamini apa yang dikatakan oleh Mazmur 121:1-2, "Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi."