Sumber dan Dampak Kecemasan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T365A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Relasi orang tua - anak adalah relasi yang paling kuat dan paling sulit berubah. Itu sebabnya, jika kebetulan relasi tersebut merupakan relasi yang buruk, maka dampak buruknya pun cenderung bertahan untuk waktu yang lama. Sebaliknya, bila relasi itu sehat, maka dampak positifnya pun bertahan untuk waktu yang lama. Salah satu dampak positif relasi orang tua - anak yang sehat adalah timbulnya RASA AMAN di dalam diri anak. Yang dimaksud dengan rasa aman adalah absennya atau tidak adanya KECEMASAN. Disini akan dijelaskan dua jenis kecemasan yang sering dialami anak.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Di antara semua relasi, mungkin relasi orang tua - anak adalah relasi yang paling kuat dan paling sulit berubah. Itu sebabnya, jika kebetulan relasi tersebut merupakan relasi yang buruk, maka dampak buruknya pun cenderung bertahan untuk waktu yang lama. Sebaliknya, bila relasi itu sehat, maka dampak positifnya pun bertahan untuk waktu yang lama. Berikut akan dipaparkan tentang pengaruh ikatan relasi orangtua - anak, yang khusus berkaitan dengan kecemasan.Salah satu dampak positif relasi orangtua - anak yang sehat adalah timbulnya RASA AMAN di dalam diri anak. Yang dimaksud dengan rasa aman adalah absennya atau tidak adanya KECEMASAN.

Setidaknya ada DUA JENIS kecemasan yang acap kali dialami oleh anak :
  1. Kecemasan yang bersumber dari KETAKUTAN.
    Jika relasi orang tua tidak harmonis dan sarat konflik, tidak bisa tidak, anak akan harus hidup dalam ketegangan. Anak sering dicekam ketakutan kalau-kalau orang tua akan berkelahi lagi atau takut terkena getahnya. Pada umumnya kecemasan, yang bersumber dari ketakutan, melahirkan dua perilaku yang ekstrem :
    • PERTAMA, anak akhirnya bertumbuh menjadi seorang yang PEMARAH—atau setidaknya menyimpan api kemarahan. Ia cepat tersulut dan sulit mengendalikan emosi. Ada kecenderungan ia pun kerap mengalami AYUNAN EMOSI—mudah marah, mudah reda. Pada dasarnya ia mudah marah karena cepat menyimpulkan bahwa orang SENGAJA membuatnya marah atau menuduh orang TIDAK MENGHORMATINYA atau menghargainya. Padahal besar kemungkinan orang tidak berniat membuatnya marah dan tidak bermaksud menyepelekannya.
    • KEDUA, anak menjadi TIDAK TAHAN bersinggungan dengan ketegangan. Namun berbeda dari penjabaran di atas, anak ini tidak mengungkapkan kemarahannya keluar, tetapi malah memendamnya. Ia takut terhadap ketegangan namun ia tidak bereaksi dengan kemarahan; sebaliknya, ia memberi reaksi LEMAH, tidak berdaya. Singkat kata kecenderungannya adalah MELARIKAN DIRI dari ketegangan dan berupaya mencari ketenangan.
  2. JENIS KECEMASAN YANG KEDUA adalah kecemasan yang berhulu dari TUNTUTAN.
    Kita mafhum bahwa tidak ada kasih dan penerimaan tanpa syarat. Bahkan penerimaan orang tua terhadap anak pun bersyarat, dalam pengertian orang tua mengharapkan anak untuk taat dan bersikap baik dan hormat kepada orang tua dan sebagainya. Dan, tidak bisa tidak penerimaan orang tua terhadap anak sedikit banyak dipengaruhi oleh perbuatan anak. Namun ada orang tua yang berharap tinggi, menyebabkan anak gagal mencapai tuntutan dan kegagalan demi kegagalan membuatnya menganggap diri sebagai kegagalan—tidak memenuhi syarat! Ia senantiasa merasa dievaluasi dan malangnya, hasil evaluasi selalu buruk. Pada akhirnya ia menyimpulkan bahwa ia bukanlah orang yang cukup baik; sebaliknya, ia merasa diri buruk. Persepsi diri seperti ini membuatnya terpuruk, terutama sewaktu ia bersama orang lain dan merasa diri dibandingkan.

Apa pun sumber kecemasan—ketakutan ataupun kegagalan memenuhi syarat—pada akhirnya keduanya membuat anak merasa tidak aman. KECEMASAN MENGHILANGKAN KETENTERAMAN ! Ia terpaksa berjaga-jaga dan sering-sering menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan bahwa ia tidak dalam keadaan terancam. Sering kali tindakannya merupakan REAKSI terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Sesungguhnya ia tidak tahu dengan jelas ARAH hidupnya dan ketidaktahuan ini membuatnya senantiasa MENCARI-CARI arah dan jalan.

Ada langkah yang mesti diambil untuk pulih dari kondisi ini, namun sebagai langkah pertama, Firman Tuhan sudah memberitahukan caranya secara jelas, "Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskanku dari kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu." (Mazmur 34:5-6)

Firman Tuhan menegaskan bahwa hanya ada satu cara untuk dapat lepas dari kegentaran, yaitu mencari Tuhan. Kita tidak boleh mengalihkan pandangan ke manusia atau ke hal lain; kita harus mengarahkan pandangan hanya kepada Tuhan. Ikuti dan taati kehendak-Nya, maka Ia akan menuntun hidup kita. Berilah hidup kepada-Nya, maka Ia akan memberikan hidup yang baru kepada kita.