Mematahkan Sayap Anak

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T368B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu sukacita terbesar dalam hidup adalah sukacita memunyai anak. Secara alamiah kasih ingin terus mengalir keluar dan masuk ke dalam diri anak. Seiring dengan bertumbuhnya kasih, ada satu lagi hasrat yang turut bertumbuh yaitu keinginan untuk memberi yang terbaik kepada anak. Sayangnya, kadang kita melangkah terlalu jauh dan malah merugikan anak—bukan saja ia makin bergantung pada kita, ia pun tidak memunyai keyakinan diri dan kesanggupan menghadapi tantangan hidup. Disini akan dipaparkan beberapa tindakan yang kerap diperbuat orang tua “demi kebaikan anak,” namun akhirnya malah mematahkan sayap anak.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu sukacita terbesar dalam hidup adalah sukacita memunyai anak. Secara alamiah kasih ingin terus mengalir keluar dan masuk ke dalam diri anak. Seiring dengan bertumbuhnya kasih, ada satu lagi hasrat yang turut bertumbuh yaitu keinginan untuk memberi yang terbaik kepada anak. Sayangnya, kadang kita melangkah terlalu jauh dan malah merugikan anak—bukan saja ia makin bergantung pada kita, ia pun tidak memunyai keyakinan diri dan kesanggupan menghadapi tantangan hidup. Berikut akan dipaparkan beberapa tindakan yang kerap diperbuat orang tua atas nama "demi kebaikan anak," yang akhirnya malah mematahkan sayap anak.

Pertama adalah MELARANG ANAK UNTUK BERMAIN DENGAN TEMAN. Biasanya kekhawatiran yang mendasari larangan ini adalah kita takut teman-teman ini akan memengaruhi anak kita secara negatif. Sudah tentu kita mesti mengawasi pertemanan anak dan melindunginya dari pengaruh buruk. Namun kita pun harus berhati-hati untuk tidak bersikap berlebihan.

Adakalanya alasan sesungguhnya mengapa kita melarang anak bermain dengan teman-temannya adalah karena kita merasa cemas bila anak tidak berada di depan mata. Kita perlu menyadari bahwa bermain dengan teman adalah kebutuhan pokok bagi anak yang penting untuk perkembangan jiwanya.

Kedua adalah MELARANG ANAK BERBAGIAN DI DALAM KEGIATAN YANG TIDAK KITA SUKAI. Ini bisa berkaitan dengan olahraga, musik, atau kesukaan lainnya. Pada umumnya kita beralasan bahwa aktivitas atau minat tersebut bukanlah sesuatu yang baik. Namun alasan sesungguhnya mengapa kita melarangnya adalah karena memang kita tidak menyukai pilihannya.

Sebagai contoh, bila kita menyukai piano, mungkin saja kita melarang anak untuk belajar menabuh drum. Nah, larangan seperti ini sebetulnya memasung anak untuk mengembangkan minatnya dan ini tidak baik. Kita mesti menyadari bahwa anak bukanlah kita dan bahwa perbedaan minat bukanlah sesuatu yang salah.

Ketiga adalah MENGAMBILKAN KEPUTUSAN BUAT ANAK. Sudah tentu pada masa anak kecil, kita harus mengambilkan keputusan buat anak namun seiring dengan pertumbuhannya, kita mesti memberikannya lebih banyak kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Biasanya alasan mengapa kita terus mengambilkan keputusan baginya adalah karena kita khawatir ia akan memilih yang keliru.

Daripada melindunginya dari keputusan yang salah, lebih baik bila kita mengajarkannya bagaimana seharusnya mengambil keputusan. Dengan kata lain, mengajarkannya untuk memerhatikan faktor yang mesti dipertimbangkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Dan, kita dapat memulai dari hal yang kecil seperti memilih mainan atau baju. Pada akhirnya anak akan melakukan kesalahan, sebagaimana kita pun kadang salah memilih. Ini tidak dapat dihindarkan sebab ini adalah bagian dari kehidupan yang nyata. Namun selama ia tahu bagaimana seharusnya mengambil keputusan yang baik, kita harus belajar membiarkannya mengambil keputusan sendiri.

Keempat adalah MENAKUT-NAKUTINYA DENGAN SELALU MEMBAYANGKAN KEMUNGKINAN TERBURUK. Memang benar bahwa kita hidup di dalam dunia yang tidak selalu aman dan bahwa orang di sekitar tidaklah semua baik. Namun kita mesti berhati-hati agar tidak menanamkan pada diri anak sebuah gambar dunia yang kelam. Kita harus menyajikan kepada anak kondisi dunia yang riil—ada keburukan namun ada pula kebaikannya. Jadi,bukan saja kita berkata bahwa di dalam dunia tidak semua orang baik, kita pun mesti berkata bahwa di dalam dunia tidak semua orang jahat. Melalui penjelasan seperti ini barulah anak dapat membangun sebuah perspektif yang berimbang terhadap kehidupan.

Sebuah gambar tentang kehidupan yang gelap dan menakutkan akan membuat anak hidup dalam kecemasan. Ia akan membangun sebuah zona aman dan selalu takut untuk keluar dari zona aman ini. Pada akhirnya ia hanya akan memercayai segelintir orang yang dianggapnya layak dipercaya. Ia pun akan memangkas pertumbuhan jiwanya karena ia tidak berani mengeksplorasi dan mengembangkan minatnya.

Mazmur 135:5-6 mengingatkan kita akan kuasa Tuhan yang tak terbatas, "Sesungguhnya aku tahu bahwa Tuhan itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya." Jadi, serahkanlah anak kepada pemeliharaan Tuhan. Tidak ada tempat yang lebih aman selain dari hidup dalam pemeliharaan Tuhan.