Iman Dalam Krisis Keluarga

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T281B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kita adalah orang beriman namun kadang kita tidak tahu bagaimana menerapkan iman dalam situasi tertentu, misalnya dalam krisis keluarga. Iman bukanlah sekadar sarana untuk memperoleh keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman juga adalah sarana yang mutlak diperlukan untuk tetap hidup di dalam pimpinan-Nya. Secara spesifik, iman dibutuhkan dalam menghadapi krisis yang melanda keluarga agar kita dapat melewatinya dengan benar-sesuai kehendak Tuhan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita adalah orang beriman namun kadang kita tidak tahu bagaimana menerapkan iman dalam situasi tertentu, misalnya dalam krisis keluarga. Iman bukanlah sekadar sarana untuk memeroleh keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Iman juga adalah sarana yang mutlak diperlukan untuk tetap hidup di dalam pimpinan-Nya. Secara spesifik, iman dibutuhkan dalam menghadapi krisis yang melanda keluarga agar kita dapat melewatinya dengan benar—sesuai kehendak Tuhan.

Respons Dalam Krisis
  • Langkah pertama adalah PENGAKUAN: mengakui bahwa kesalahan telah dibuat. Sewaktu ditegur Nabi Natan, Daud langsung mengakui dosanya. Ia tidak berbelit-belit; dengan cepat ia bertobat dan memohon pengampunan Tuhan.
  • Langkah kedua adalah PENYERAHAN: Daud berserah kepada kemurahan Allah dan menerima apa pun yang terjadi. Ia tidak melawan apa yang terjadi; ia sepenuhnya bersandar pada kemurahan Tuhan. Ia tahu bahwa ia aman di tangan Tuhan.
  • Langkah ketiga adalah PENGAMPUNAN: Yusuf mengampuni kesalahan kakak-kakaknya dan tidak hidup didalam penyesalan masa lalu. Pengampunan berarti bersedia melupakan masa lalu dan siap merenda masa depan bersama.
  • Langkah keempat adalah PEMULIHAN: Yusuf menjadi berkat bagi saudara-saudaranya. Bukan saja ia melupakan masa lalu, ia pun membalas kejahatan saudaranya dengan perbuatan baik.
Iman Dalam Krisis
  • Iman bukan LARI dari tanggung jawab dan realitas; sebaliknya, iman BERHADAPAN dengan tanggung jawab dan realitas. Makin menghindar, makin jauh dari solusi. Singkat kata, iman adalah KEBERANIAN.
  • Kendati berani menghadapi realitas dan tanggung jawab, iman mendorong kita untuk bersandar kepada Tuhan dan pemeliharaan-Nya. Di sini iman menuntut kita untuk BERTINDAK BENAR.
  • Setelah bertindak benar, iman tidak langsung melihat hasilnya. Dalam kasus Daud dan Yusuf, mereka harus menunggu lama sebelum melihat hasilnya. Dengan kata lain, iman tidak berorientasi pada hasil melainkan pada PROSES—mengalami pembentukan Tuhan yang melahirkan karakter kristiani
  • Pembentukan karakter kristiani yang keluar dari krisis membuat kita percaya bahwa:
    • Apa pun yang dialami, Tuhan tidak meninggalkan
    • Apa pun yang dialami, Tuhan sanggup menolong
    • Apa pun yang dialami, Tuhan menggenapi rencana-Nya

Firman Tuhan di Mazmur 146:5-6
"Berbahagialah orang yang memunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya; Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya."
Tuhan adalah penolong dan Dia berjanji mau menolong kita dan Dia berkuasa sebab Dialah yang menjadikan langit dan bumi dan Dia setia, Dia tidak akan meninggalkan kita. Inilah janji Tuhan yang kita mau percaya lewat iman.