Dipakai Tuhan Seperti Gideon

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T277B
Nara Sumber: 
Pdt.Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu penyebab mengapa pekerjaan Tuhan terbengkalai adalah dikarenakan oleh sikap pasif orang Kristen sendiri. Kita kerap berpikir bahwa biarlah orang lain yang melakukannya dan bukanlah tanggungjawab kita untuk berbuat sesuatu. Marilah kita belajar dari hamba-Nya yang bernama Gideon dan kerjakanlah bagian kita.Salah satu penyebab mengapa pekerjaan Tuhan terbengkalai adalah dikarenakan oleh sikap pasif orang Kristen sendiri. Kita kerap berpikir bahwa biarlah orang lain yang melakukannya dan bukanlah tanggungjawab kita untuk berbuat sesuatu. Marilah kita belajar dari hamba-Nya yang bernama Gideon dan kerjakanlah bagian kita.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu penyebab mengapa pekerjaan Tuhan terbengkalai adalah dikarenakan oleh sikap pasif orang Kristen sendiri. Kita kerap berpikir bahwa biarlah orang lain yang melakukannya dan bukanlah tanggungjawab kita untuk berbuat sesuatu. Marilah kita belajar dari hamba-Nya yang bernama Gideon dan kerjakanlah bagian kita.

Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian, "Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.’ Jawab Gideon kepadanya, "Ah tuanku, jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata, "Bukankah Tuhan telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang Tuhan membuang kami ke dalam cengkeraman orang Midian.’ (Hakim-Hakim 6:12-13)
  • Di sini kita melihat adanya kebutuhan yang mendesak yakni penindasan yang dilakukan bangsa Midian kepada Israel. Masalahnya adalah, tidak ada yang berbuat apa-apa dan tampaknya Tuhan pun tidak berbuat apa-apa. Belum apa-apa Gideon sudah patah arang.
  • Berikut, Gideon mengaitkan situasi yang buruk ini dengan ketidakpedulian Tuhan—suatu kesimpulan keliru. Ia beranggapan bahwa Tuhan sudah meninggalkan Israel; itu sebabnya Ia mendiamkan kita berada di dalam situasi yang buruk itu. Gideon marah dan kecewa; ia menuduh Tuhan tidak adil dan tidak konsisten: di masa lalu Tuhan menyertai Israel namun sekarang mendiamkan dan Gideon malah menggunakan istilah yang lebih keras yaitu "Tuhan membuang" untuk mengungkapkan kekesalannya kepada Tuhan. Memang tidak selalu kita dapat mengerti rencana Tuhan; tidak selalu kita dapat memahami mengapa Tuhan membiarkan kita dalam situasi yang buruk. Namun kita mesti menyadari bahwa kendati kita berada di dalam situasi yang buruk, itu tidak berarti bahwa Tuhan berniat buruk. Ingat: jika Ia berniat buruk kepada kita, Ia tidak akan akan berkorban dan mati untuk kita.
Lalu berpalinglah Tuhan kepadanya dan berfirman, "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau?’
  • Ternyata Gideonlah yang dipersiapkan Tuhan selama ini untuk menyelamatkan orang Israel. Sewaktu malaikat Tuhan menemui Gideon, ia memanggilnya dengan sebutan, "pahlawan yang gagah berani." Dapat kita simpulkan bahwa Gideon adalah seorang yang gagah berani kendati ia hanyalah seorang anak petani. Kita tidak mengetahui dengan mendetail apakah yang telah dilakukan Tuhan untuk mempersiapkan Gideon menjadi seorang yang gagah berani namun yang pasti adalah, Tuhan telah mempersiapkannya dan Gideon tidak menyadarinya. Acap kali Tuhan mempersiapkan kita untuk melakukan sesuatu bagi-Nya secara diam-diam. Tanpa kita sadari, Tuhan menempatkan kita dalam pelbagai situasi kehidupan justru untuk melaksanakan tugas yang akan diembankan-Nya kepada kita. Gideon adalah orang yang tepat untuk pekerjaan Tuhan. Sebagaimana kita ketahui, Tuhan menyusutkan pasukannya dari 32 ribu menjadi 300 untuk melawan bangsa Midian yang berkekuatan 135 ribu orang. Gideon tidak takut sebab Tuhan telah mempersiapkannya jauh sebelum Ia memanggil Gideon.
  • Kita pun melihat bahwa Tuhan tidak membiarkan Gideon berpangku tangan dan mengeluh. Tuhan memintanya untuk berbuat sesuatu. Tuhan hanya memakai orang yang siap berjalan; Tuhan tidak memakai orang yang melipat tangan saja.
Tetapi jawabnya kepada-Nya, "Ah Tuhanku dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah bahwa kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kamun keluargaku.’ Berfirmanlah Tuhan kepadanya, "Tetapi Akulah yang menyertai engkau sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.’
  • Gideon ingin mengelak dari tanggung jawab dan mengutarakan fakta yang memang benar. Ia mengecilkan dirinya dan mengedepankan keterbatasannya. Gideon lupa bahwa pekerjaan Tuhan dilakukan oleh Tuhan sendiri, bukan oleh kita. Kita adalah sarana atau alat Tuhan semata. Itulah yang sering terjadi pada diri kita pula. Kita hanya bisa mengeluh namun tidak bersedia berbuat apa-apa untuk mengubahnya. Sudah tentu kita harus tahu diri pula dan menyadari keterbatasan, namun bila kita tahu jelas bahwa memang inilah hal yang Ia kehendaki, jalankanlah dengan penuh ketaatan.
  • Tuhan tidak menerima dalih Gideon namun tidak memarahinya. Tuhan berjanji untuk menyertainya. Sewaktu Gideon ragu dan meminta tanda tambahan, Tuhan berkenan memberi konfirmasi tambahan. Ini memperlihatkan kesabaran dan pengertian Tuhan akan kelemahan kita namun Tuhan tetap meminta kita menaati-Nya.
  • Terakhir, Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya justru lewat keterbatasan manusia. Dengan 300 prajurit Gideon memukul kalah 135 ribu pasukan Midian—suatu kemustahilan. Dan, memang inilah yang ingin diperlihatkan Tuhan bahwa sesungguhnya Tuhanlah yang memukul kalah bangsa Midian, bukan Gideon. Dari Gideon—dan kita semua—Tuhan hanya menuntut dua hal: beriman dan taat. Singkat kata, dipakai Tuhan berarti menjadi alat untuk menyatakan kemuliaan Tuhan! Tuhan tidak membutuhkan kita untuk melakukan pekerjaan-Nya. Ia mengajak kita terlibat supaya kita semua dapat menyaksikan kemuliaan Tuhan.