Cinta Uang Versus Cinta Tuhan (I)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T451A
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Dalam 1 Timotius 6:10 dikatakan: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”Kita kadang kurang waspada terhadap ancaman mencintai uang lebih dari mencintai Tuhan.Apa tandanya orang yang cinta uang? Apa pula solusi praktis apabila kita mendapati diri termasuk orang yang cinta uang lebih dari cinta Tuhan?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Rasul Paulus dengan ilham dari Roh Kudus menuliskan 1 Timotius 6:10 demikian: "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka."Ada hal yang mengkuatirkan dalam kehidupan orang percaya, yaitu kadang kita tidak berani bersikap tegas terhadap uang atau harta.Kita kadang kurang waspada terhadap ancaman mencintai uang lebih dari mencintai Tuhan.

Tanda-tanda orang yang cinta uang versus orang yang cinta Tuhan adalah sebagai berikut:

  1. Orang yang cinta uang mempercayai dirinyalah pemilik uang dan harta. Firman Allah dengan tegas mengatakan bahwa seluruh kekayaan, kejayaan, keperkasaan, harta milik, bahkan apa yang kita persembahkan kepada Tuhan adalah milik Tuhan. Tuhanlah pemilik uang dan harta yang ada pada kita dan kita hanyalah seorang manajer atau orang yang dipercayai Allah untuk mengelola harta yang Allah miliki ini, dan nantinya kita akan dimintai pertanggungjawaban.

  2. Orang yang cinta uang akan mengalami rasa kuatir dan rasa tidak puas yang terus menerus. Sebaliknya kita mencintai Tuhan bila ditandai dengan rasa syukur. Rasa kuatir itu manusiawi. Namun firman Tuhan menghendaki supaya kita tidak tenggelam dalam kekuatiran apalagi sampai melakukan hal-hal yang merugikan seperti berhutang sana-sini.

  3. Orang yang cinta uang bersikap tamak dan menimbun harta serta pelit untuk memberi. Sebaliknya orang yang menjadi hamba Allah dan mencintaiNya, dia akan terus menerus belajar mencukupkan diri dan murah hati untuk memberi.

  4. Seorang hamba uang, orientasi hidupnya untuk hal-hal yang sementara. Dia mempunyai keyakinan "dunia ini rumahku" dan hidupnya untuk menyenangkan dirinya semata. Sementara orang yang mencintai Tuhan, dia berkeyakinan "surgalah rumahku" sehingga hidupnya focus pada bagaimana menyenangkan hati Tuhan bukan sekedar menyenangkan dorongan tubuh dan jiwa yang sementara.

  5. Hamba uang akan hidup mengandalkan diri sendiri dan menyimpang dari iman. Sebaliknya orang yang mencintai Tuhan, dia akan senantiasa mengimani pemeliharaan Bapa yang sempurna. Ibrani 13:5, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.""Iman dinyatakan dalam hal memberi.Ketika diperhadapkan pada persimpangan dimana kita bisa mengurangi persembahan kepada Tuhan namun kita tidak melakukan itu dan memilih untuk mengurangi pengeluaran untuk diri kita sendiri.

  6. Hamba uang menghargai manusia berdasarkan harta dan status sosial ekonomi. Sedangkan orang yang cinta Tuhan dia akan menghargai tiap manusia tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.

Kalau kita mencintai uang, firman Tuhan katakan kita akan jatuh, tersiksa dengan berbagai jerat pencobaan, nafsu, dan duka, kita akan hidup menyimpang dari iman, dan akan mengakhiri pertandingan iman dengan kegagalan. Sebaliknya kalau kita mencintai Tuhan menempatkan diri sebagai hamba Tuhan maka ibadah yang kita lakukan akan mendatangkan keuntungan besar yakni kepuasan, kebahagiaan, dan sukacita. Kalau kita mencintai Tuhan kita akan mengalami kehadiran Tuhan, mujizat dan pertolongan Tuhan, dan kita akan mengakhiri pertandingan iman dengan baik di akhir hidup kita.

Solusi praktis apabila kita mendapati diri termasuk orang yang cinta uang lebih dari cinta Tuhan:

1. Mengakui dan mengalami pemulihan dari trauma kemiskinan dan penipuan tentang sukses, harta, dan rasa aman. Datang kepada Allah, kita serahkan luka itu, kita mengampuni orang-orang yang mungkin pernah menghina dan menyakiti kita karena kita miskin, dan kita minta Yesus menyembuhkan luka kita.

(Bersambung)