Anak dan Uang

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T062A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Sejak kecil anak memang perlu dikenalkan tentang uang, karena ini akan melatih anak di dalam menggunakan uang dengan cara yang baik. Mengenai cara dan bagaimana seharusnya kita sebagai orangtua memperkenalkannya, materi ini yang akan menjelaskannya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sesungguhnya kita perlu mengajarkan anak tentang uang sejak masih kecil. Pada prinsipnya sewaktu anak mulai mengerti barang-barang dan mengerti bahwa untuk memperoleh barang-barang tersebut diperlukan uang. Biasanya ini terjadi pada anak-anak sekitar usia 5, 6 tahun yaitu tatkala mereka mulai bersekolah, mulai melihat apa yang dimiliki oleh teman-teman mereka. Ada perbedaan konsep yang mendasar tentang hal uang, bagi anak-anak yang kecil yang berusia di antara 0-4,5 tahun hingga usia sekitar 10, 11 tahun dengan anak-anak remaja yang berusia di antara 12 hingga 16, 18 tahun. Bagi anak-anak kecil makna uang ialah sebagai sarana untuk mendapatkan keinginannya.

Sedangkan bagi anak-anak remaja uang itu mempunyai dimensi yang berbeda, uang menjadi lambang atau status sosial ekonomi mereka. Uang bukan sekadar untuk memperoleh yang mereka inginkan, tapi adanya uang lebih mewakili keadaan mereka dalam tatanan masyarakat. Kalau anak sudah beranjak remaja, uang menjadi suatu simbol status sosial dan ekonomi. Anak-anak pasti akan merasa lebih bisa diterima oleh lingkup sosialnya kalau dia memang mempunyai uang seperti yang dimiliki oleh teman-temannya.

Memberikan uang saku pada anak, yang sering dilakukan banyak orangtua sebenarnya berdampak positif. Dengan memberikan uang saku atau uang jajan, kita sebetulnya berkesempatan melatih anak menggunakan uang dengan baik. Namun perlu diperhatikan beberapa prinsip berikut ini:

  1. Kita tidak semestinya memberikan uang yang berlebihan.

  2. Kita perlu fleksibel, misalnya dalam hal anak mau membeli mainan.

  3. Kita bisa mulai menanamkan konsep menabung pada si anak pada usia kecil.

Anak juga perlu mulai diberi tanggung jawab untuk memegang uang pada saat dia bersekolah dan mulai bisa membeli barang. Misalnya pada usia 6 tahun saya kira sudah mulai bisa asal kita tahu uang itu akan digunakan untuk membeli barang apa, bisa kita langsung berikan kepada anak. Anak juga bisa diajarkan menyisihkan uang saku untuk persembahan mungkin pada usia-usia yang sedikit lebih besar. Misalnya sekitar usia 8, 9 tahun.

Ada pula anak yang tidak bisa menghargai uang sehingga terlalu boros, atau kita temukan juga anak-anak yang kikir. Ini merupakan salah satu akibat konsep pemahaman yang keliru tentang uang. Kadangkala kekikiran bisa muncul dari berbagai keadaan:

  1. Misalkan seseorang yang hidup dalam keluarga yang pas-pasan, dia tahu uang itu sangat susah. Dia bisa menjadi orang yang sangat hemat dengan uangnya, dia susah sekali mengeluarkan uang karena dia harus selalu bersiap-siap, itu adalah akibat dari keadaan.

  2. Bisa juga anak kikir karena waktu dia ingin membelikan sesuatu, orangtua selalu melarang. Dia akan mulai menyisihkan uang atau menyimpannya guna mendapatkan barang yang dia inginkan. Dari kecil akhirnya tanpa disadari kita mendidik dia menjadi orang yang terlalu menggenggam uang dan tidak rela memberikan uangnya kepada yang lain.

  3. Kurang diberi kesempatan untuk menyalurkan uangnya kepada orang yang membutuhkan. Anak-anak sebetulnya perlu diajar untuk menolong atau memberikan uang kepada orang lain.

I Tesalonika 4:11 "Anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan,…" Maksudnya kita menggunakan tenaga dan kemampuan kita, dan di pasal 5 : 14 dia berkata: "Kami juga menasihati kamu saudara-saudara tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib…."

Tidak tertib berarti memang sembarangan, tidak ada disiplin sama sekali, Tuhan menghendaki orang bekerja dengan tangannya sendiri, tidak bergantung pada orang-orang lain. Ini yang perlu kita tanamkan pada anak-anak kita dalam hal penggunaan uang. Waktu mereka bijaksana mereka bisa menabung, mereka bisa membeli yang mereka inginkan dan tidak usah bergantung pada orang lain, dalam hal ini orangtuanya untuk menyediakan uang itu bagi mereka.