Pranikah/Pernikahan

Banyak pernikahan kandas di tengah jalan oleh karena ketidaksiapan pribadi yang bersangkutan. Sudah tentu ada banyak penyesuaian yang mesti kita lakukan untuk memastikan terciptanya pernikahan yang langgeng. Untuk itu kita perlu Berwawasan Anugerah, Berelasi Anugerah dan Berkepribadian Anugerah.

Kejenuhan sesuatu yang dapat terjadi di dalam pernikahan dan cenderung memunculkan keraguan akan cinta dari masing-masing pasangan, namun hal ini masih dapat untuk diatasi.

Pernikahan adalah satu-satunya lembaga yang Tuhan sendiri berinisiatif untuk kebaikan manusia. Dan pernikahan itu sendiri adalah sebuah ikatan sekaligus juga pernikahan adalah sebuah perjajian.

Memahami dan mengerti pasangan dengan memikirkan dan memperhatikan kepentingan pasangan lebih dari kepentingan diri sendiri.

Pernikahan merupakan dua pribadi yang disatukan oleh Tuhan, dan masing-masing pribadi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, untuk itu diperlukan penyesuaian. Dalam penyesuaian kita perlu mengetahui; lima tahap penyesuaian dalam pernikahan yaitu Pengantin baru, Orang tua baru, Sarang kosong, Pensiun, Kematian pasangan.

Topeng pernikahan di sini merupakan diri yang kita sajikan kepada pasangan hidup kita, sebab kita berkeyakinan bahwa itulah diri yang diharapkan oleh pasangan kita.

(Materi ini diambil dari hasil rekaman khotbah Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam suatu acara retreat.) Sebagai salah satu prasyarat agar pernikahan diberkati atau berbahagia, sebagai suami, Tuhan meminta kita mengasihi istri. Apa artinya mengasihi istri, materi ini akan memberikan pengertian kepada kita tentang apa itu mengasihi istri.

Mengapa makin lama menikah makin hampa? Bahkan sampai pasangan suami istri yang Kristen sekalipun! Penyebab utamanya adalah karena Perbedaan Investasi Emosional Pria dan Wanita. Mengapa pernikahan menjadi hampa, apa tanda-tandanya? Apa yang mesti dilakukan? Ada beberapa tips praktis yang disarankan untuk kita lakukan.

Halaman