Konflik dalam Pernikahan Kristen
Konflik itu selalu ada dalam hubungan pernikahan Kristen, sebagai suatu hal yang menjadi suatu pergumulan. Namun ada yang perlu kita kerjakan dalam menghadapi konflik agar tidak berubah menjadi suatu pertengkaran.
Konflik itu selalu ada dalam hubungan pernikahan Kristen, sebagai suatu hal yang menjadi suatu pergumulan. Namun ada yang perlu kita kerjakan dalam menghadapi konflik agar tidak berubah menjadi suatu pertengkaran.
Pertama, pada umumnya kita beranggapan bahwa pasangan kitalah yang bermasalah dan harus berubah. Kedua, kita berasumsi bahwa berubah sama dengan mengakui kekalahan. Ketiga, kita beranggapan bahwa masalah yang timbul akan selesai dengan sendirinya asalkan kita bersabar dan menyediakan waktu yang panjang. Keempat, tabungan kasih cenderung menyusut seiring dengan berkecamuknya masalah. Kelima, kebiasaan hidup merupakan campuran antara unsur kepribadian dan bentukan lingkungan yang menahun.
Menentukan pasangan hidup merupakan suatu proses yang kompleks dan panjang, semuanya harus disatukan secara konsisten, setelah itu barulah kita mendapatkan damai dalam hati untuk melangkah masuk ke dalam mahligai pernikahan.
(Materi ini diambil dari hasil rekaman khotbah Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam suatu acara retreat.) Sebagai salah satu prasyarat agar pernikahan diberkati atau berbahagia, sebagai suami, Tuhan meminta kita mengasihi istri. Apa artinya mengasihi istri, materi ini akan memberikan pengertian kepada kita tentang apa itu mengasihi istri.
Setiap pasangan suami istri harus mengkondisikan tanggung jawab masing-masing. Harus sampai pada suatu kesepakatan apa itu yang menjadi tanggung jawab istri dan suami. Kewajiban itu seharusnya dilihat secara fleksibel. Dan tuntutan-tuntutan yang tidak terpenuhi cenderung menimbulkan kemarahan.
Komitmen nikah adalah janji untuk melebur menjadi satu selamanya. Kehadiran anak merupakan wujud nyata dari peleburan dua menjadi satu ini. Jika anak adalah buah dari penyatuan jasmaniah antara suami dan istri, maka kasih adalah buah dari penyatuan rohaniah suami dan istri. Pernikahan adalah sebuah komitmen untuk mengharapkan diri yang terbaik sekaligus menerima diri yang terburuk.
Kelanjutan dari T63A
(Materi ini diambil dari hasil rekaman khotbah Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam suatu acara retreat.) Tugas seorang istri mengandung sebuah janji yaitu berjanji untuk tunduk kepada suami seperti tunduk kepada Tuhan.
Pernikahan bagi orang Kristen adalah suatu kesaksian kepada umum bahwa Tuhan hadir dalam hubungan mereka. Dan intinya adalah pernikahan tersebut memperkenankan hati Tuhan.
Pernikahan didirikan di atas kepercayaan; tanpa kepercayaan, pernikahan bukanlah sebuah relasi yang intim dan saling mengikat. Kepercayaan juga perlu dibangun diatas 3 aspek yang dibahas dalam bagian ini.