Masih Berfungsikah Kita sebagai Garam Dunia?(1)

Versi printer-friendly
Oleh : Yusak Timothy, M.Th.

Tuhan Yesus mengungkapkan dalam Matius 5:13 : "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Firman diatas dengan tegas memberitahukan bahwa segenap umat yang sudah percaya pada Tuhan Yesus atau yang disebut Kristen sejati adalah garam dunia, namun acapkali oleh karena dosa yang menghimpit kita dan tanpa sadar kita melakukan dosa yang tidak diperkenan Tuhan dan menyebabkan masih berfungsikah kita sebagai garam dunia ?

Mari melalui kesempatan ini kita belajar akan fungsi garam di masa lalu yang dimaksud oleh Tuhan Yesus. Apa ciri garam yang asin dan garam yang hambar, bagaimana disebut Terang yang bercahaya dan tidak bercahaya di depan orang ?

Selama ini garam yang asin yang kita ketahui adalah garam yang ada pengaruh dalam sayur hingga sayur tersebut ada rasa asinnya yang pas. Begitu juga dengan Terang, hanya terang yang memberi cahaya terang itulah terang sedangkan terang yang redup dikarenakan minyak yang hampir habis atau fungsi kerja lampu tersebut sudah dekat habis masanya.

Berikut ini akan dijelaskan sumbernya garam yang berasal di sekitar Galilea :

"Setiap rumah tangga di Galilea tahu memakai garam supaya makanan menjadi enak. Di Palestina, garam diperoleh dari kolam-kolam yang dangkal, di masa air laut menguap, sampai tinggal garamnya saja (cara yang masih dipakai di Indonesia juga). Garam yang diperoleh dari laut mati dapat menjadi tawar, sebab biasanya tercampur dengan zat-zat yang lain, yang dapat menghilangkan rasa yang baik dari garam itu”. (1)

Begitu juga dengan orang Kristen yang dimungkinkan terkena dampak godaan dalam hidup hingga dosa yang seperti zat-zat yang lain mengkontaminasi hidup kita dan menyebabkan fungsi garam dalam hidup kita hambar, bisa mungkin suatu saat kita akan seperti Yohanes Pembaptis mempertanyakan keMesiasan Kristus :

Matius 11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
Matius 11:3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"

Padahal di awal pelayanan Yohanes Pembaptis, dialah yang memperkenalkan Kristus sebagai Anak domba Allah. (Yoh 1:29).

Untuk itulah kita harus senantiasa berjaga-jaga dan selalu dekat dengan Kristus dan Firman-Nya juga jaga tutur kata kita, supaya fungsi kita sebagai garam dunia tidak menjadi hambar.

"Kamu adalah garam dunia. Kata-kata ini akan mendorong dan menyokong mereka saat mengalami penderitaan, agar, sekalipun diperlakukan hina, mereka harus tetap menjadi Berkat bagi dunia, lebih-lebih ketika sedang ditengah-tengah penderitaan. Para nabi yang ada sebelum mereka adalah garam bagi tanah kanaan. Tetapi para rasul adalah garam bagi seluruh bumi. Sebab mereka harus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil. Tampaknya mereka berkecil hati karena jumlah mereka begitu sedikit dan lemah." (2)

Jika kondisi nyaman menyertai kita semua orang kristen, sangatlah mudah untuk bisa menjadi gram dunia, namun bagaimanakah jika kondisi sedang terhimpit dosa dan penderitaan, di hina dan difitnah, bisa tetap menjadi gram dunia yang mampu mempengaruhi sayur apa pun atau malah hambar karena zat- zat yang lain yaitu dosa tentunya. AMIN.

1. Drs. J.j. de heer, injil matius ( Jakarta : bpk gunung Mulia, 2013 hlm. 74.

2. Matthew Henry. Tafsiran Injil Matius 1-14, (Surabaya, Momentum,2007. Hlm 173-174