Masa Tua Tidak Selalu Indah 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T386B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kita adalah manusia yang senantiasa berharap. Salah satu harapan yang sering kita impikan adalah menikmati masa tua yang indah. Masalahnya adalah tidak selalu impian menjadi kenyataan. Kadang masa tua justru menjadi masa yang lebih sarat kesusahan dibanding masa muda. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk melihat masa tua secara lebih jelas dan mengantisipasinya secara lebih realistik. Tantangan apa saja yang kadang bisa muncul di hari tua? Bagaimana cara menghadapi tantangan di usia tua?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita adalah manusia yang senantiasa berharap. Salah satu harapan yang sering kita impikan adalah menikmati masa tua yang indah. Masalahnya adalah tidak selalu impian menjadi kenyataan. Kadang masa tua justru menjadi masa yang lebih sarat kesusahan dibanding masa muda. Itu sebab penting bagi kita untuk melihat masa tua secara lebih jelas dan mengantisipasinya secara lebih realistik. Hal pertama yang akan kita soroti adalah tantangan apa sajakah yang kadang muncul di hari tua. Setelah itu barulah kita melihat cara untuk mengatasinya.

  • ANAK YANG BERMASALAH.
    Ada masalah anak yang sudah timbul jauh sebelumnya tetapi ada pula masalah anak yang baru mengemuka belakangan. Apabila anak sudah memunculkan masalah sejak muda dan tidak pernah berbuah, besar kemungkinan problem ini akan terus berlanjut. Misalkan, ia tidak bisa bekerja sama dan sebagai akibatnya, ia terus berpindah-pindah kerja. Nah, besar kemungkinan pada akhirnya ia tidak bisa bekerja dan itu berarti, ia kehilangan mata pencahariannya.
  • Tidak bisa tidak, sebagai orangtua, kita terpaksa memikirkan dan berusaha membantunya pula. Ada pula masalah anak yang baru mencuat pada saat kita tua, misalkan konflik rumah tangga yang berakhir dengan perceraian atau perbuatan kriminal yang dilakukan anak.
  • ANAK TINGGAL JAUH ATAU TIDAK PEDULI.
    Sebagai orang tua, sudah tentu tebersit harapan bahwa anak akan tinggal dekat dengan kita. Pada saat tua, kita menjadi makin butuh bantuan dan kehadiran anak. Hidup tidak lagi seramai dulu dan kebutuhan kita untuk bersosialiasi juga telah menurun.
  • Pada saat tua kita justru lebih menikmati dan membutuhkan kehadiran serta perhatian anak. Adakalanya anak tinggal jauh dari kita tetapi kadang masalahnya bukanlah geografis melainkan emosional yaitu anak tidak peduli dengan kita. Tidak bisa tidak, hidup akan menjadi jauh lebih sepi dan kita pun akan merasa sedih.
  • MASALAH PERNIKAHAN.
    Ada orang yang berkesimpulan bahwa pada masa tua kita akan lebih sering konflik dengan pasangan karena kita harus tinggal bersamanya terus menerus. Namun sebenarnya akar masalah bukanlah karena sekarang kita terus bersama pasangan di masa pensiun. Setiap perubahan menuntut penyesuaian; jadi, jika di masa lampau kita berhasil menyesuaikan diri, besar kemungkinan di masa tua, kita pun akan dapat saling menyesuaikan diri. Sebaliknya, bila di masa lampau kita tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada, besar kemungkinan di hari tua, kita pun tidak bisa menyesuaikan diri dengan pasangan. Alhasil di hari tua kita akan menuai konflik—bukan saja konflik yang bersumber dari perubahan jadwal kehidupan di hari tua, tetapi juga konflik yang belum terselesaikan di masa lampau.
  • PERSOALAN KEUANGAN.
    Kendati kebutuhan sehari-hari di masa tua berkurang—kita tidak lagi membeli baju baru dan sepatu baru sesering dulu—kebutuhan uang untuk kesehatan biasanya bertambah. Apabila kita tidak memunyai simpanan yang memadai, sudah tentu beban keuangan ini akan menjadi berat.
  • MASALAH KESEHATAN.
    Tidak bisa tidak, makin tua akan makin bertambah penyakit yang mendera tubuh kita. Kita akan bertambah terbatas dan dalam kasus tertentu, bukan saja fisik, tetapi pikiran kita pun makin terganggu. Kita harus bergantung pada orang lain, baik pasangan atau perawat, untuk membantu kita melakukan fungsi sehari-hari. Ini adalah tantangan berat.
  • Terakhir adalah HILANGNYA IDENTITAS DIRI.
    Setelah bertahun-tahun bekerja dan membangun identitas diri kita pada karier akhirnya kita mesti melepaskannya. Sewaktu kita terlepas dari karier, kita pun akan harus terlepas dari lingkup sosial di mana kita menghabiskan banyak waktu di sana. Singkat kata kita terlepas dari kehidupan kita. Ini pun tidak mudah.

Nasihat Firman Tuhan untuk kita yang berusia lanjut adalah, "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4) Tuhan setia dan Ia tidak akan meninggalkan kita. Ia akan memelihara hidup kita, saat kita tidak lagi dapat memelihara hidup kita sendiri.

Menghadapi Tantangan Usia Tua

Berikut akan dipaparkan beberapa masukan untuk menghadapi tantangan di usia tua.

  • PERTAMA, KITA HARUS MELAKUKAN PERSIAPAN.
    Kita tidak dapat mempersiapkan segalanya tetapi kita dapat menyiapkan sesuai kemampuan kita. Secara keuangan sebaiknya kita menyiapkan tabungan untuk digunakan pada masa pensiun atau kita dapat melakukannya lewat asuransi jiwa dan kesehatan. Sedapatnya kita menyiapkan hal ini supaya kita tidak perlu bergantung pada anak untuk mencukupi kebutuhan kita. Pada faktanya kita tidak tahu masa depan. Mungkin anak akan sanggup membantu tetapi mungkin pula tidak. Jadi, sedapatnya persiapkanlah diri sebaik-baiknya.
  • KEDUA, KITA MESTI MENURUNKAN TUNTUTAN DAN PENGHARAPAN KE LEVEL YANG REALISTIK.
    Ada orang tua yang terlalu membebankan anak sehingga membuat anak terganggu. Akhirnya anak tertekan dan malah memilih menjauh. Kita pun mesti menerima fakta bahwa anak tidak selalu bertumbuh besar sesuai harapan. Ada yang mempedulikan orang tua namun ada pula yang tidak. Ada yang menyenangkan orang tua tetapi ada pula yang menyusahkan orang tua. Jadi, belajarlah untuk menurunkan harapan ke level yang realistik.
  • KETIGA, KITA HARUS BELAJAR MELEPASKAN, MULAI DARI PEKERJAAN, SAMPAI KESEHATAN, DAN TERAKHIR DIRI SENDIRI.
    Pada awalnya kita mesti melepaskan pekerjaan. Ada yang melepaskannya secara total dan ada pula yang melepaskannya lewat pendelegasian kepada anak atau orang lain. Pada fase berikut kita harus melepaskan kesehatan. Kita mulai sering sakit dan terbatasi. Ada hal yang biasa kita lakukan, sekarang tidak bisa lagi kita lakukan. Kita akan memerlukan alat bantu atau bantuan seseorang untuk memenuhi keperluan kita.
  • Pada akhirnya kita harus melepaskan diri sendiri. Kita tidak lagi dihormati dan dibutuhkan orang seperti dulu. Singkat kata, kita mulai terhilang dari peredaran. Kendati sukar, kita harus menerimanya. Ada masa untuk segalanya, termasuk masa untuk dilupakan.
  • KEEMPAT, KITA MESTI MENERIMA KENYATAAN BAHWA SUATU HARI KELAK KITA AKAN HARUS HIDUP SENDIRI SETELAH DITINGGAL PASANGAN.
    Jika hubungan pernikahan kita baik, pada akhirnya bukan saja kita makin mengasihi pasangan, kita pun akan makin membutuhkannya. Namun sesungguhnya kebutuhan terdalam kita bukanlah kebutuhan fisik—apa yang dapat dilakukan pasangan untuk kita. Kebutuhan terdalam kita adalah kehadiran pasangan secara fisik. Sudah tentu kita akan senang bila pasangan masih dapat bercengkerama dengan kita namun kalaupun itu tidak bisa lagi dilakukan, kita tetap merasa senang bersamanya. Kepergiannya akan meninggalkan lubang kesepian yang sangat dalam dan tak terisikan. Inilah kehilangan terbesar yang mesti kita hadapi. Jadi, selama Tuhan masih mengaruniakan umur, gunakanlah sebaik-baiknya. Nikmatilah hidup bersama pasangan dan hargai serta kasihilah dia, sehingga kepergiannya tidak menciptakan penyesalan.
  • KELIMA, KITA MASIH DIBUTUHKAN UNTUK BERDOA BAGI ORANG DI SEKITAR KITA.
    Masa tua adalah masa berdoa sebab pada masa ini kita mempunyai banyak waktu untuk berdoa. Berdoalah bagi keluarga kita, berdoalah bagi gereja, berdoalah bagi pelayanan orang Kristen di mana pun juga. Berdoalah bagi bangsa dan negara kita. Dan, berdoalah bagi dunia supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan di dunia.
  • KEENAM, KITA PERLU BELAJAR BERIMAN KEMBALI.
    Firman Tuhan berkata, "Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik." (Mazmur 34:9-11) Meski kita telah beriman di masa muda, kita perlu belajar beriman kembali sebab di masa tua kita makin tidak berdaya. Pada masa tua iman akan mengalami ujian terberatnya sebab tidak banyak yang dapat kita lakukan selain berserah. Terimalah janji Tuhan sebab Ia tidak main-main dengan perkataan-Nya. Apa yang dikatakan dan dijanjikan, akan dipegang-Nya. Jadi, percayalah bahwa Ia akan memelihara hidup kita sehingga kita tidak akan berkekurangan. Pada masa tua kita akan tetap dapat mengecap kebaikan Tuhan!