Kepribadian Agresif Pasif

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T519B
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Gangguan kepribadian agresif pasif disebut juga gangguan kepribadian negativistik. Tindakan menyerang, melawan, menyakiti dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui langsung oleh sang korban. Dibalik gangguan kepribadian agresif pasif adanya rasa rendah diri. Keterbukaan kita akan membawa dampak positif sehingga orang tersebut bisa keluar dari kepribadian yang kurang sehat.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Gangguan Kepribadian Agresif Pasif disebut juga gangguan kepribadian negativistik. Dari nama "agresif pasif" kita bisa memahami sebagai pola sikap dan perilaku yang agresif, namun dinyatakan secara pasif. Agresif aktif dinyatakan secara terbuka dan diketahui langsung oleh korbannya, berbeda dengan agresif pasif. Tindakan menyerang, melawan, menyakiti, dilakukan secara diam-diam, seakan senyap dan tanpa diketahui langsung oleh sang korban.

Tanda-tanda spesifik kepribadian agresif pasif meliputi:
  • Kebencian dan penolakan terhadap tuntutan orang lain
  • Penundaan dan kesalahan yang disengaja dalam menanggapi tuntutan orang lain
  • Sikap sinis, cemberut atau bermusuhan
  • Sering mengeluh tentang perasaan kurang dihargai, kemalangan diri, atau tertipu
  • Cenderung mudah tersinggung, keras kepala, pendendam, membuang waktu, kegagalan yang disengaja dalam melakukan tugas yang diminta, pura-pura lupa, mengkritik secara tidak masuk akal terhadap orang-orang yang berwenang, menyalahkan orang lain ketika ada masalah
  • Bergantian antara pertengkaran atau bermusuhan dan penyesalan
  • Rasa percaya diri seringkali buruk meski berani.
  • Cenderung meramalkan hasil terburuk untuk kebanyakan situasi, bahkan situasi yang berjalan dengan baik. Sikap negativistik.
  • Mengungkapkan kemarahan kepada orang lain dengan mendiamkan dan tidak mengajaknya berbicara.
  • Mengatakan kepada orang lain tidak apa-apa, padahal kenyataannya saya dibuat jengkel.
  • Mencoba memanipulasi orang lain di dalam kelompok dengan meluapkan amarah dan emosi saya saat menghadapi usulan atau pemikiran yang saya tidak sepakat.
  • Senang membuat orang lain marah dan kehilangan kendali, tetapi mereka sendiri terlihat tetap tenang dan tidak bersalah. Suka memberikan pujian dengan niat terselubung.
  • Menolak membicarakan hal-hal yang membuatnya marah secara baik-baik, tetapi menyimpan kejengkelan di dalam hati.
  • Kesulitan mengungkapkan perasaannya secara langsung, jadi ia memendam kekecewaan atau kemarahannya dan berusaha mengatasinya dengan bersikap agresif.
Kepercayaan Khas
  • Saya mandiri, tetapi saya membutuhkan orang lain untuk membantu saya mencapai tujuan saya.
  • Satu-satunya cara untuk memertahankan harga diri saya adalah dengan menyatakan diri secara tidak langsung, misalnya dengan tidak melakukan instruksi dengan tepat.
  • Saya suka melekat pada orang, tetapi saya tidak mau didominasi sebagai imbalan untuk mereka.
  • Tokoh otoritas cenderung mengganggu, menuntut, mengganggu dan mengendalikan.
  • Saya harus menolak dominasi pihak berwenang, tetapi pada saat yang sama saya memertahankan persetujuan dan penerimaan mereka.
  • Dikuasai atau didominasi oleh orang lain tidak dapat ditolerir.
  • Jika saya mengikuti peraturan seperti yang diharapkan orang, itu akan menghambat kebebasan bertindak saya.
  • Cara terbaik adalah tidak mengekspresikan kemarahan saya secara langsung tapi untuk menunjukkan ketidaksenangan saya dengan tidak menyesuaikan diri.
  • Saya tahu apa yang terbaik untuk saya dan orang lain seharusnya tidak memberi tahu saya apa yang harus dilakukan.
  • Aturannya sewenang-wenang dan menahan saya. Orang lain sering terlalu menuntut.
  • Jika saya menganggap orang terlalu bossy, saya berhak mengabaikan permintaan mereka.
Perbedaan Jenis Kelamin dan Budaya dalam Presentasi

Gangguan kepribadian pasif-agresif cenderung lebih sering didiagnosis pada wanita.

Gaya pasif-agresif mungkin merupakan cara bagi wanita untuk menghindari stigma sosial dan penolakan yang sering dikaitkan dengan wanita yang dipandang menantang atau agresif dalam mengadvokasi kebutuhan dan keinginan mereka sendiri.

Latar Belakang

Masyarakat dan keluarga mengajarkan bahwa konfrontasi langsung dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya. Diperkuat dengan pengalaman pribadi.