Membina Relasi

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T111A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Ada suatu kesalahpahaman konsep yang seringkali terjadi bahwa relasi itu bisa bertumbuh dengan sendirinya. Tapi sebenarnya tidaklah demikian, relasi sangat bergantung pada apa yang kita lakukan dengan orang itu, untuk orang itu, dan terhadap orang itu.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi relasi, yaitu:

  1. Faktor batas, ini sesuatu yang perlu kita sadari bahwa relasi justru bertumbuh jika ada kejelasan batas. Batas juga mencerminkan respek yang ada di antara dua orang yang sedang menjalin relasi. Batas atau jarak yang memisahkan kita ini perlu disepakati dan dihormati oleh kedua belah pihak. Jadi relasi bertumbuh di atas respek dan respek itu hanya ada jikalau kedua belah pihak menghormati batas masing-masing.

    Batas sekurang-kurangnya meliputi 3 area yaitu:

    1. Berapa banyak hal pribadi yang kita berikan atau kita harapkan dari rekan kita. Jadi semakin besar informasi dan personal yang kita berikan pada pasangan kita atau rekan kita berarti batas kita itu makin dekat. Berapa banyak yang kita harapkan dari rekan kita, berarti semakin besar harapan kita dan semakin dekat jarak antara kita dengan dia.

    2. Berapa bebasnya kita memperlakukan dia atau berapa bebasnya kita membiarkan dia memperlakukan kita.

    3. Batas dapat diterjemahkan dari berapa bergantungnya kita pada rekan atau berapa bergantungnya dia pada kita untuk memenuhi kebutuhannya.

  2. Faktor kebaikan, relasi membutuhkan kebaikan yaitu perbuatan yang baik yang dilakukan untuk kepentingan orang lain. Tanpa adanya kebaikan ditakutkan relasi itu lama-lama akan mengalami kemerosotan, kurang gizi, kurang makanan. Dan relasi yang sudah mulai hampa kebaikan atau perbuatan baik cenderung rawan terhadap kesalahpahaman.

    Wujud nyata dari kebaikan terhadap relasinya adalah :

    1. Memberikan pertolongan, kita mengasihi dia jadi kita melakukan sesuatu untuk dia, menolong dia setidak-tidaknya kita menawarkan bantuan kita waktu kita tahu teman kita membutuhkannya.

    2. Memberikan nasihat, ini wujud kebaikan, apakah nasihat itu berhasil atau tidak berhasil diterapkan setidak-tidaknya motivasi itu sudah dibaca dan itu yang penting dan itu yang akan menjadi makanan untuk relasi supaya tetap bisa bertahan dan bertumbuh.

    3. Memberikan penghiburan, penghiburan yang memang harus disesuaikan dengan orang tersebut, nggak semua orang bisa menerima penghiburan yang sama. Penghiburan harus diberikan dengan tepat dan kita pun harus lihat penghiburan apakah yang diperlukan oleh teman kita. Salah satu inti penghiburan adalah membangunkan pengharapan.

  3. Faktor komunikasi, relasi yang kuat berdiri di atas komunikasi yang akrab dan tanpa komunikasi relasi berpijak di atas kenangan. Jadi relasi itu masih bisa berjalan, tapi atas dasar kenangan artinya hal-hal yang terjadi di masa lampau sedangkan sekarang tidak ada lagi kontak.

    Ada hal yang perlu kita perhatikan dalam komunikasi, yaitu:

    1. Komunikasi menuntut adanya waktu, tanpa adanya waktu untuk diberikan, tidak ada komunikasi. Ini berlaku untuk komunikasi dengan teman maupun dengan pasangan hidup kita suami-istri atau bahkan dengan anak-anak kita.

    2. Komunikasi menuntut adanya usaha, ikhtiar. Jadi orang yang mau menjaga relasi harus berkomunikasi, dan orang yang mau berkomunikasi harus mengeluarkan usaha.

    3. Prasyarat adanya komunikasi adalah keterbukaan.

Amsal 20 : 12, "Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh Tuhan."

Bijaksanalah dan berbahagialah orang yang memiliki mata yang dapat melihat. Orang yang mampu memelihara relasi adalah orang yang bisa mendengar dengan baik berapa jauhnya hubungan ini seharusnya dan berapa dekatnya. Jadi orang yang bijaksana, orang yang menggunakan telinganya untuk mendengar dan matanya untuk melihat dengan tepat.