Masalah Suami Istri di Masa Tua (1)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T490A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada sebagian orang yang seharusnya di hari tua dapat menikmati masa-masa indah, tapi justru di hari tua jadi sering konflik. Pada bagian pertama ini dijelaskan 3 penyebab konflik di masa tua dan pencegahannya. Tiga penyebabnya adalah karena menuai benih yang ditanam di masa muda, kurangnya persiapan memasuki hari tua, dan adanya perubahan kebutuhan di masa tua.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu keluhan yang kadang diungkapkan oleh pasangan nikah adalah, mengapa di masa tua mereka lebih sering konflik. Meskipun tidak seharusnya demikian, memang pada kenyataannya cukup banyak pasangan nikah yang bergumul dengan ketidakcocokan di masa tua.

Berikut akan dipaparkan beberapa penyebab mengapa di masa tua kita lebih sering konflik serta saran untuk pencegahannya.
  1. Karena di masa tua kita MENUAI BENIH YANG DITANAM DI MASA MUDA.
    Dengan kata lain, ketidakcocokan yang kita alami sekarang sesungguhnya adalah ketidakcocokan yang tidak terselesaikan pada masa muda. Karena kesibukan—baik kerja maupun membesarkan anak—ketidakcocokan tidak mengemuka. Alhasil ketidakcocokan baru muncul pada masa tua. Bila inilah yang penyebabnya, kita mesti bersabar. Penyelesaian tidak akan terjadi seketika dan satu penyelesaian masalah tidak menyelesaikan semua masalah. Namun ingatlah, satu penyelesaian masalah akan menolong kita menyelesaikan masalah berikutnya. Jadi, jangan berkecil hati, apalagi berputus asa. Memang tidak mudah dan melelahkan tapi teruslah berusaha. Jangan berhenti sebab jika kita berhenti, hubungan kita pun berhenti bertumbuh.
  2. Karena KURANGNYA PERSIAPAN MEMASUKI HARI TUA.
    Sebagaimana kita perlu memersiapkan pernikahan tatkala muda, kita pun perlu memersiapkan pernikahan pada masa tua. Sebagai contoh, bila pada masa muda kita perlu menyiapkan keuangan untuk keluarga, maka pada masa tua kita pun perlu menyiapkan keuangan untuk kehidupan di hari tua. Sebagaimana ada banyak keputusan yang mesti diambil pada masa awal pernikahan, demikian pulalah pada masa tua—ada banyak keputusan yang harus diambil. Misalkan, kita harus memutuskan apakah tetap akan tinggal di rumah yang sama ataukah pindah ke rumah yang lebih kecil. Apakah tinggal dekat anak atau jauh dari anak? Apakah kita akan terus bekerja atau berhenti bekerja, atau memulai usaha baru? Singkat kata ada cukup banyak hal yang mesti diputuskan; jadi, jika kita tidak menyiapkannya jauh hari, besar kemungkinan kita akan menuai konflik pada masa tua. Perencanaan masa tua mesti mulai dipikirkan pada waktu kita berusia paro-baya. Mulai dari hal-hal yang bersifat logistik dan finansial, sampai pada impian kita menjalani sisa hidup, sebaiknya semua dibicarakan. Pembicaraan ini membuat kita mengerti dengan jelas apa yang diharapkan pasangan sehingga kita bisa mulai merundingkannya jauh hari sebelumnya. Alhasil pada masa tua, kita tinggal menjalankan apa yang telah menjadi kesepakatan kita sebelumnya.
  3. Karena adanya PERUBAHAN KEBUTUHAN.
    Mungkin di masa muda kita lalai memenuhi kebutuhan istri yang membutuhkan pendampingan. Nah, sekarang kita memunyai waktu dan ingin memenuhinya, tetapi istri sudah tidak lagi membutuhkannya. Sekarang ia sibuk dan dibutuhkan oleh anak untuk menjaga cucu. Masalahnya adalah kita sekarang membutuhkan pendampingan istri. Kita ingin pergi bersamanya; kita ingin bertamasya bersamanya. Namun, istri tidak mau. Tidak bisa tidak, perubahan kebutuhan seperti ini berpotensi menimbulkan konflik. Apabila inilah penyebabnya, maka kita mesti mengkomunikasikan perubahan ini kepada pasangan secara baik-baik. Sedapatnya jangan menyalahkannya sebab menyalahkannya tidak akan mengubah apa yang telah terjadi. Katakan kepada pasangan bahwa kita menghargai niat baiknya dan menerima uluran tangannya untuk memenuhi kebutuhan itu. Kendati kita tidak lagi membutuhkannya, berusahalah untuk tetap menerimanya walau sedikit.

Singkat kata, jangan kita menolaknya mentah-mentah. Bila kita menolaknya, itu berarti kita memutuskan tali relasi yang memang sudah tidak banyak itu. Target kita adalah memertahankan, dan jika memungkinkan, menjalin tali relasi yang baru. Jadi, sekali lagi terimalah dan berusahalah untuk memenuhi kebutuhan pasangan pada masa sekarang.

Galatia 6:2, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu, demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus".