Interaksi Tidak Sehat Dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T445A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada banyak hal yang dapat menimbulkan pertengkaran dalam pernikahan, salah satunya adalah cara kita berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain, masalah utamanya bukanlah perbedaan pendapat melainkan cara kita menyampaikan pendapat. Itu sebab penting bagi kita untuk belajar mengungkapkan pendapat secara sehat. Berikut akan dipaparkan beberapa cara tidak sehat dalam berinteraksi dan bagaimana mengubahnya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Ada banyak hal yang dapat menimbulkan pertengkaran dalam pernikahan, salah satunya adalah cara kita berinteraksi satu sama lain. Dengan kata lain, masalah utamanya bukanlah perbedaan pendapat melainkan cara kita menyampaikan pendapat. Itu sebab penting bagi kita untuk belajar mengungkapkan pendapat secara sehat. Berikut akan dipaparkan beberapa cara tidak sehat dan bagaimana mengubahnya.

(1) ADA ORANG YANG SELALU MENOLAK PENDAPAT BILA PENDAPAT ITU BUKAN DATANG DARINYA. Apabila sebuah usulan atau pendapat datang dari orang lain, maka pendapat itu tidak baik. Hanya pendapatnya yang baik dan layak dituruti. Itu sebabnya ia selalu menampik walau ia belum mempunyai alasan yang kuat sama sekali. Tidak bisa tidak, sikap seperti ini pada akhirnya membuat pasangan dan juga anak-anak enggan bertukar pendapat--apalagi mengusulkan pendapat--dengannya. Belum apa-apa pasangan akan berpikir, Buat apa saya mengeluarkan pendapat, toh, akhirnya ia tidak akan mendengarkan. Untuk menghindarkan konflik, orang akan menurut saja atau sebaliknya, tidak menurut, tetapi diam-diam melakukan perbuatan itu di luar pengetahuannya.

(2) ADA ORANG YANG, BEGITU TERJADI SILANG PENDAPAT AKAN LANGSUNG MENINGGIKAN SUARA, MENUNJUKKAN KEMARAHAN ATAU SETIDAKNYA, KETIDAKSUKAANNYA. Ia tidak tahan bersilang pendapat sebab baginya silang pendapat berarti tidak menghormati atau tidak menghargainya. Tidak bisa tidak, ia akan dijauhi orang. Ia akan kesulitan berteman dan kalaupun berteman, ia senantiasa mendominasi pertemanan.

Di dalam keluarga ia pun dijauhi pasangan dan anak-anak. Sudah tentu ia akan menuduh pasangan dan anak-anak bersekutu untuk melawannya. Ia akan selalu berkata bahwa pasangan dan anak-anak tidak dapat menghargainya. Alhasil ia akan hidup sendirian. Jika pasangan atau anak tidak lagi dapat menahan diri, pertengkaran keras akan selalu membumbui interaksi dalam keluarga ini.

(3) ADA ORANG YANG MENGATAKAN YA ATAU SETUJU NAMUN TIDAK MELAKUKANNYA. Mungkin ia sukar mengungkapkan ketidaksetujuaannya atau mungkin ia hanya ingin mempersingkat percakapan. Apa pun penyebabnya, akhirnya percakapan dalam pernikahan menjadi tidak produktif. Pasangan akan kehilangan kepercayaan kepadanya dan tidak jarang, terjadi keributan sebab pasangan merasa frustrasi. Karena apa yang disepakati tidak dijalankan, pasangan pun akhirnya lebih bersikap mendesak. Sudah tentu sikap pasangan yang mendesak tidak disukainya. Ia pun makin bersikap pasif dan bertambah tidak kooperatif. Percakapan jarang berbentuk permintaan; percakapan lebih bercorak tuntutan dan penagihan janji.

(4) ADA ORANG YANG SUKAR MENGERTI DENGAN TEPAT KARENA IA SULIT BERKONSENTRASI UNTUK DUDUK MENDENGARKAN. Orang ini sukar berkonsentrasi dan cenderung menangkap sepotong-sepotong, membuat pasangan frustrasi. Oleh karena mendengar sepotong-sepotong, kesalahpahaman mudah terjadi. Mungkin ia pun cepat bereaksi tanpa memahami duduk masalah seutuhnya. Tidak bisa tidak, interaksi seperti ini memadamkan semangat berkomunikasi. Akhirnya pasangan terpaksa berkata-kata dengan suara keras untuk mendapatkan perhatian penuh. Atau, sebelum bicara pun pasangan sudah merasa jengkel karena sudah mengantisipasi kesalahpahaman atau komunikasi tidak lengkap.

(5) ADA ORANG YANG MENGGUNAKAN KOMUNIKASI UNTUK MENGAIL INFORMASI TERTENTU SAJA. Misalkan, ia masuk ke dalam pernikahan dengan ketakutan tertentu yakni ia takut dikhianati pasangannya. Ia tahu ia tidak punya alasan untuk mencurigai pasangannya namun ia tidak dapat menepis kecurigaannya. Sebagai akibatnya, apa pun yang dikatakan atau ditanyakannya, semua bertujuan untuk mengail informasi ke manakah dan dengan siapakah pasangannya pergi. Sudah tentu jika kita beriteraksi hanya untuk mendapatkan informasi tertentu, lapangan komunikasi akan menyempit. Selain menyempit, pasangan pun tidak merasa nyaman diinterogasi terus menerus. Itu sebabnya pada akhirnya pasangan akan menolak berinteraksi. Ia tahu, apa pun topik pembicaraannya, pada akhirnya semua akan mengarah kepada satu hal saja.

(6) ADA ORANG YANG TIDAK MENIKMATI INTERAKSI KARENA LEBIH SENANG MENYENDIRI. Ia hanya berkata-kata seperlunya dan jarang memberi keterangan yang mendetail. Jika pasangan dapat menerima, dapat diduga, interaksi dalam pernikahan menjadi terbatas dan sebagai akibatnya, keintiman pun tidak terjalin. Jika pasangan tidak menerima, pertengkaran akan sering terjadi.

Amsal 20:15 berkata, Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan. Interaksi dibangun di atas percakapan. Walau kita memiliki harta kekayaan tetapi jika tidak tahu bagaimana menggunakan percakapan dengan bijak, kita tidak dapat membangun pernikahan dan keluarga yang sehat.