Aborsi

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T258B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada banyak alasan mengapa orang melakukan aborsi namun salah satu alasan yang paling umum adalah ketidaksiapan mempunyai anak. Apa pun posisi kita tentang aborsi, pada umumnya kita mendasari pandangan itu pada status kehidupan si anak dalam kandungan. Sudah tentu hal ini tidak salah namun sesungguhnya kita pun mesti menyoroti masalah aborsi dari sudut rencana Allah dalam hidup kita.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada banyak alasan mengapa orang melakukan aborsi namun salah satu alasan yang paling umum adalah ketidaksiapan mempunyai anak. Ada yang tidak siap karena telah mempunyai banyak anak; ada yang tidak siap karena belum ingin mempunyai anak kendati telah menikah; ada pula yang tidak siap karena belum dalam status menikah. Apa pun posisi kita tentang aborsi, pada umumnya kita mendasari pandangan itu pada status kehidupan si anak dalam kandungan. Sudah tentu hal ini tidak salah namun sesungguhnya kita pun mesti menyoroti masalah aborsi dari sudut rencana Allah dalam hidup kita.

Untuk memperoleh pemahaman yang tepat akan hal ini, kita akan menimba pelajaran dari kisah Maria, ibu Tuhan kita Yesus Kristus. Kendati ada perbedaan besar antara penyebab kehamilan Maria dan kehamilan lainnya, namun ada kesamaan situasi yang dihadapi wanita yang mengalami kehamilan dalam ketidaksiapan. Berikut adalah sikap atau respons yang diperlihatkan Maria dapat kita terapkan dalam hidup ini.

  1. Konsep yang benar tentang siapakah kita di hadapan Tuhan. Sewaktu malaikat Tuhan datang untuk mengabarkan bahwa ia akan mengandung bayi Yesus, Maria adalah seorang gadis belia yang telah bertunangan dengan Yusuf. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Maria dengan "interupsi" yang dialaminya ini. Kehamilan bukanlah sesuatu yang ada di dalam rencana kehidupannya. Ada wanita yang tidak mengharapkan kehamilan oleh karena pelbagai alasan. Biasanya respons yang diberikan adalah tidak menerimanya dan berusaha menghilangkan janin dalam kandungan. Namun lihatlah bagaimana Maria menyikapi "interupsi" ini: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Lukas 1:38) Maria menempatkan diri sebagai hamba Tuhan dan siap menerima apa pun yang ditetapkan Tuhan atasnya. Sebaliknya, orang yang memutuskan untuk melakukan aborsi tidak menempatkan diri sebagai hamba di hadapan Tuhan.
  2. Konsep yang benar tentang siapakah Tuhan. Maria mempercayai sepenuhnya akan perkataan malaikat kepadanya, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37) Allah adalah Tuhan, pencipta dan penguasa alam semesta beserta isinya. Maria tidak dapat menggunakan nalarnya untuk memahami apa yang tengah dilakukan Allah atasnya namun Maria percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Wanita yang hamil di luar kesiapan pasti memikirkan hari esok dan mengkhawatirkan banyak hal. Kita mesti tetap percaya bahwa Allah bukanlah Allah yang terbatas; Allah sanggup melakukan apa pun asal kita tunduk kepada kehendak-Nya dan hidup dalam jalan-Nya. Tidak ada yang mustahil bagi Allah.
  3. Konsep yang benar tentang rencana Allah. Maria tidak dapat melihat rencana keselamatan Allah untuk menebus dosa manusia. Mustahil baginya memahami rencana Allah yang melampaui batas waktu dan wilayah itu, tetapi ia bersukacita dapat menjadi bagian dari rencana Allah. Maria percaya bahwa bayi yang dikandungnya merupakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Itu sebabnya ia berseru, "Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku" (Lukas 2:46-47). Sewaktu kita hamil di luar kesiapan, biasanya reaksi kita adalah, bahwa ini di luar rencana Allah. Sesungguhnnya kebalikannyalah yang terjadi: Ini di luar rencana manusia tetapi di dalam rencana Allah! Mungkin nantinya anak ini akan harus diserahkan kepada pihak yang lebih siap untuk membesarkannya, namun yang pasti adalah Tuhan memiliki rencana akan keberadaannya di dunia ini. Jadi, terima dan sayangilah anak ini.
  4. Konsep yang benar tentang dosa. Dosa adalah sikap dan tindakan melawan kehendak Allah karena tidak lagi mempercayai dan memperlakukan-Nya sebagai Allah. Tuhan tidak membiarkan dosa; Tuhan menghukum perbuatan dosa. Maria berkata, "sebab Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya . . . dan rahmat-Nya turun atas orang yang takut akan Dia . . . Ia menceraiberaikan orang yang congkak hatinya . . . Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar . . . ." (Lukas 2:48-53). Maria tahu bahwa melawan kehendak Tuhan adalah dosa; kehamilan adalah bukti kehidupan yang Tuhan ciptakan dalam hidup kita dan itu berarti Ia menghendaki adanya kehidupan yang baru lewat tubuh kita. Firman Tuhan berkata, "Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku . . . . mata-Mu melihat selagi aku bakal anak dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk sebelum ada satu pun dari padanya." (Mazmur 119:73; 139:16) Jadi, janganlah kita berdosa dan menghilangkan ciptaan Tuhan yang hidup yang dititipkannya kepada kita.