Salah satu atau mungkin krisis terbesar dalam pernikahan adalah pengkhianatan. Berita bahwa pasangan telah berselingkuh dapat diibaratkan seperti tornado yang secara sekejab melanda dan menyapu bersih kehidupan yang telah dibangun bersama. Marilah kita pelajari kembali dinamika perselingkuhan dan apakah yang dapat dilakukan untuk menghindar dari bencana pengkhianatan ini.
KRISIS PERNIKAHAN ADALAH KRISIS PENGKHIANATAN:
Apa pun penyebab pengkhianatan itu, hasil akhirnya adalah:
Pada umumnya usaha demi usaha sudah dikerahkan untuk menyelesaikan masalah namun perubahan hanya berlangsung sementara atau malah tidak ada perubahan sama sekali. Pada akhirnya perselingkuhan menjadi:
Penyebab lain perselingkuhan bersumber dari masalah kepribadian:
JADI, APAKAH YANG SEHARUSNYA TELAH DILAKUKAN:
APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN SEKARANG?
Pada umumnya dalam kasus pengkhianatan, akan ada satu pihak yang berniat untuk memulihkan relasi dan ada satu pihak yang tidak berminat. Itu sebabnya langkah pertama, bukanlah menanyakan apakah ia berniat memulihkan relasi melainkan, APAKAH KITA BERNIAT MEMULIHKAN RELASI? Mengapa kita harus bertanya demikian ?
Jika kita bersedia menyanggupinya, maka kita mesti melakukan hal berikut ini:
Firman Tuhan: "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:3-5 [1])
Ringkasan audio T 332 A+ [2]B [3] oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Simak rekaman yang lain di www.telaga.org [4]
(Sambungan dari Buletin Telaga Kehidupan Nopember 2019)
Terima kasih atas penguatan dari Ibu Pendeta……..Tuhan senantiasa memberkati….. saya sekarang masih dalam masa mencoba untuk pasrah pada jalan Tuhan. Memang seringkali terpikir, kapan Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk saya……tapi kalau saya membuka gmail…….saya terhibur.
Puji Tuhan ada titik terang…….saya sudah bicara dengan suami dan dia juga menginginkan rumah tangga kami kembali baik………. Jadi keputusannya supaya intensitas WA dengan perempuan itu putus……..maka nanti saya yang akan membalas teleponnya dan bertanya ada apa (karena perempuan itu selalu berdalih ingin berkomunikasi dengan suami mengenai anak). Jadi kalau akan berkomunikasi soal anak itu cukup dengan saya saja, tidak dengan suami, tinggal tunggu waktu kapan hal itu akan terealisasi……..mohon doanya terus, Bu. Terima kasih, Tuhan kiranya memberkati.
Sebagaimana manusia saya capek, Bu, lelah….kemarin saya sampai mengatakan bahwa saya menyerah…..tapi yang pasti terakhir suami saya menguatkan saya…..walaupun mungkin kata-kata tersebut orang Manado bilang “surge telinga”…….saya masih berharap tangan Tuhan bekerja, capek saya, Bu. Suami saya bilang supaya saya bersabat menunggu waktu Tuhan……..mudah-mudahan Tuhan senantiasa menolong saya.
Ibu Pendeta, kemarin saya masih sempat berselisih paham dengan suami karena si perempuan masih mengirim WA………menurut suami saya, dia sudah berusaha untuk tidak mau menelepon
Shalom Ibu GW,
Serahkan kepada Tuhan karena kemarahan yang disimpan akan melahirkan dendam dan dendam akan selalu mencari jalan untuk dipuaskan. Lepaskan kemarahan, berikan pengampunan, supaya ibu mendapat kelegaan.
Apa yang suami lakukan, itu urusan dia dengan Tuhan. Ingatlah Tuhan maha adil, jangan membalas karena itu hak Tuhan. Jangan ambil hak Tuhan. Ketika pikiran it uterus datang segera berdoa, bicara kepada Tuhan. Apabila ibu sudah siap, silakan ambil anak itu rawatlah dia karena anak itu tidak bersalah, dia hanya korban. Tetapi bila ibu belum siap jangan ! Karena kasihan anak itu nanti jadi pelampiasan kemarahan Ibu, padahal anak itu tidak tahu apa-apa, dia juga tidak minta dilahirkan dalam kondisi yang demikian.
Tolong baca Mazmur 103. Cara untuk bertahan di tengah tekanan, adalah MENGINGAT KEBAIKAN TUHAN. Daud kurang berat apa hidupnya ? Daud kurang pahit apa hari-harinya ? Kenapa Daud bisa tahan di tengah tekanan? Karena Daud melatih dirinya, lakukan dan latih itu ya, Bu supaya pikiran Ibu dipenuhi dengan ingatan akan kebaikan Tuhan. Kita terus berharap pada Tuhan, ya Bu karena memang Tuhan sumber pengharapan kita.
Salam,Diharapkan Pusat Bina Konseling bisa diresmikan dalam bulan Maret 2020.
Bentuk Pelayanan :
Pendampingan konseling untuk menolong keluarga-keluarga dan anggotanya yang bergumul dengan masalah kehidupan melalui :
Perlengkapan untuk Konseling Anak dan Anggaran yang dibutuhkan :
Pemenuhan perabotan akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan dana.
BERHENTILAH BERDOSA, DEMI TUHAN !
Salah satu cara iblis untuk membuat kita tetap berkubang dalam dosa adalah dengan meyakinkan diri kita bahwa sudah terlambat bagi kita untuk berubah. Iblis akan senantiasa membisiki bahwa tidak ada lagi kesempatan untuk berputar haluan dan bahwa satu-satunya jalan yang terbuka adalah jalan terus ke depan. Akhirnya kita terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, menuju kehidupan yang berdosa dan di luar berkat Tuhan.
Ada dua alasan mengapa kita harus memutuskan hubungan perzinahan demi Tuhan. Pertama, rasa takut akan Tuhan. Kita harus menyadari bahwa anugerah Tuhan bukanlah untuk kita injak dan sia-siakan. Kita menerima anugerah keselamatan dengan cuma-cuma, namun itu tidak murah karena Anak Allah harus mati mengorbankan nyawa-Nya. Jadi janganlah kita meremehkan kebaikan Tuhan dengan cara melecehkan kekudusan-Nya. Firman Tuhan mengingatkan dalam Ibrani 10:26 [5], "Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu". Dan ini berarti, tidak akan ada lagi keselamatan bagi kita yang menolak untuk bertobat !
Alasan kedua adalah kebaikan Tuhan. Tuhan yang kita kenal dalam Yesus Kristus adalah Tuhan yang Pemurah dan didalam kemurahan hati-Nya, DIA siap untuk membukakan lembaran baru bagi kita. Tuhan tidak segan-segan menghukum kita yang membangkang terhadap perintah-Nya, namun Dia pun tidak segan-segan memberi kita kesempatan kedua. Inilah yang seyogyanya menjadi doa kita bersama : kesempatan kedua !! Mintalah kepada Tuhan untuk memberi kita kesempatan kedua: kesempatan untuk memulai kembali sebuah keluarga yang berkenan di hadapan-Nya.
Mungkin kita sudah tidak dapat lagi menemukan alasan mengapa kita harus meninggalkan pasangan selingkuh dan kembali kepada pasangan kita yang sah. Mungkin kita benar, bahwa dari sudut pandang manusia tidak ada lagi yang perlu dipertahankan. Namun demi Tuhan, pertahankanlah dan ambillah langkah ketaatan. Pertahankanlah pernikahan dan putuskanlah relasi perzinahan yang tidak memuliakan Tuhan. Demi Tuhan, bukan demi siapa pun.
(Diambil dari Buku "Bantal Keluarga" oleh Paul Gunadi, terbitan Metanoia)
Links
[1] https://alkitab.mobi/tb/passage/roma+5%3A3-5
[2] https://www.telaga.org/audio/pengkhianatan_dalam_pernikahan_i
[3] https://www.telaga.org/audio/pengkhianatan_dalam_pernikahan_ii
[4] http://www.telaga.org
[5] https://alkitab.mobi/tb/Ibr/10/26/
[6] https://www.telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga