Relasi orangtua - anak dibangun di awal kehidupan anak. Di dalam pengalaman 12 tahun pertama, inilah dasar relasi terbentuk dan menentukan corak relasi selanjutnya, termasuk di hari tua. Berikut ini adalah beberapa prinsip yang mesti kita pahami guna menciptakan relasi orangtua - anak yang indah di hari tua.
Firman Tuhan: "Hormatilah ayahmu dan ibumu - ini adalah suatu perintah yang penting seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi ini." (Efesus 6:2 [1])
oleh Pdt. Dr. Paul Gunadi
Ringkasan audio T 196 B [2]
Simak di www.telaga.org [3]
Dengan hormat, Saya pendengar setia acara Telaga dan topik "Hidup Sendiri Lagi" mendorong saya untuk bertanya sesuatu.
Sekarang ini saya berumur 63 tahun dan saya hidup sendiri sebab suami sudah meninggal dunia karena sakit paru-paru bertahun-tahun. Suami telah melakukan pengobatan bertahun-tahun dan menghabiskan biaya yang banyak. Namun kita hanya manusia yang bisa berusaha, dan Yang Maha Kuasa saja Penentunya. Sedari muda saya tidak aktif di gereja untuk mengambil pelayanan gerejawi sebab banyak kesibukan di rumah yang harus saya jalani. Namun jika ada persekutuan keluarga yang bergilir atau persekutuan warga, maka saya pun mempersilakan mereka untuk menggunakan tempat saya dan melayani mereka.
Sekarang ini saya mencari kesibukan seperti berjalan/ bersepeda di pagi hari dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga rutin. Selesai itu saya berdoa, membaca Alkitab dan mendengarkan siaran kotbah di radio. Untuk saat ini saya belum merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk ikut anak-anak, karena saya orang yang agak sulit/keras nanti takutnya malah memunculkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka. Saya berkeinginan tinggal di panti jompo. Ada 2 panti yang saya pikirkan agar tidak membuat repot anak-anak di kemudian hari. Pertama di Solo yang dekat dengan anak, atau di Batu, Malang yaitu Panti Wreda Simon Petrus, atau dimanapun yang anak-anak saya setuju.
Setelah suami saya meninggal ada banyak hal yang harus diurus terutama masalah warisan untuk dibagikan ke anak dan untuk saya sendiri dimana nantinya akan saya gunakan untuk pembiayaan di panti jompo tersebut. Menurut pertimbangan dan pemikiran Bapak, apakah langkah-langkah yang saya rencanakan ini ialah kemauan dari seorang tua yang egois yang memikirkan diri sendiri dan ingin memisahkan diri dari lingkaran keluarga? Apakah bisa dibenarkan kemauan saya untuk hidup di panti jompo? Sekian dulu pertanyaan saya dan terima kasih atas segala jawaban dari TELAGA.
Salam sejahtera dalam kasih Kristus,
Terima kasih untuk surat Ibu yang telah kami terima. Harapan dan doa kami, Ibu dalam keadaan sehat selalu. Kami senang dan berterima kasih karena Ibu adalah pendengar yang setia acara TELAGA. Di bawah ini adalah jawaban kami atas surat Ibu yang berhubungan dengan topik "Hidup Sendiri Lagi".
Keinginan Ibu untuk tinggal di panti jompo bukanlah merupakan keputusan yang egois. Ini menunjukkan pemikiran yang bijaksana dari Ibu dan juga menjadi bukti bahwa Ibu sayang pada keluarga anak-anak Ibu. Karena keinginan tersebut didasari pada pengakuan Ibu akan keadaan & karakter diri sendiri, sehingga Ibu tidak ingin menimbulkan masalah dalam rumah tangga mereka jika seandainya Ibu tinggal dengan mereka.
Memang dalam masyarakat kita di Indonesia masih ada anggapan dan dugaan bahwa kalau seseorang tinggal di panti jompo, itu berarti anak-anaknya "membuang" atau tidak mau peduli lagi terhadap orangtua. Padahal kalau keputusan untuk tinggal di panti jompo itu sudah dipertimbangkan dengan baik dan disetujui oleh kedua belah pihak (orangtua dan anak) maka itu tidaklah salah. Dengan tinggal di panti jompo memang secara fisik Ibu terpisah dari keluarga, tetapi relasi dan komunikasi dengan keluarga tetap bisa dilakukan. Misalnya dengan surat-menyurat, saling menelpon atau saling mengunjungi.
Mulai sekarang Ibu bisa berdoa agar Tuhan mempersiapkan Ibu dan anak-anak Ibu, sehingga jika kelak Ibu tinggal di panti jompo hubungan kekeluargaan bisa tetap terjalin dengan baik. Pada waktu Ibu mulai tinggal di panti jompo pasti akan mengalami masa adaptasi. Penyesuaian dengan tempat tinggal, lingkungan, dan teman-teman baru tidaklah mudah. Tapi dengan kesiapan hati dan pertolongan Tuhan tentu semua akan bisa dilalui. Ibu juga bisa menjadi "saksi Tuhan". Ceritakanlah tentang kasih Tuhan Yesus yang sudah dan terus Ibu alami. Bagikanlah pengharapan Ibu akan hidup kekal kepada teman-teman di panti jompo. Dengan demikian Ibu menjadi "saluran berkat" bagi mereka.
Demikianlah balasan kami, semoga cukup jelas dan bisa Ibu mengerti. Sebagai penutup surat ini kami kutip ayat Alkitab yang mungkin tidak asing lagi bagi Ibu, semoga ayat ini bisa menguatkan dan menjadi berkat. "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu." (Yesaya 46:4 [4])
Teriring salam dan doa kami,
Tim Pengasuh Program TELAGA
Menurut raja Salomo, ada 3 hal yang sia-sia bila kita mencarinya di luar Tuhan, yaitu:
Links
[1] http://alkitab.mobi/tb/Efe/6/2/
[2] https://www.telaga.org/audio/relasi_orangtua_dan_anak_dihari_tua
[3] http://www.telaga.org
[4] http://alkitab.mobi/tb/Yes/46/4/
[5] https://www.telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga