Suami/Istri

Tapi kadang-kadang di dalam hubungan suami-istri pun mereka masih canggung atau bahkan enggan untuk membicarakan sehingga akhirnya banyak timbul masalah.

Prinsip komunikasi adalah satu yaitu kejelasan, apakah berhasil berkomunikasi atau tidak diukur dari apa didengar, dipahami dengan jelas.

Memelihara cinta lebih baik daripada menghidupkan cinta yang mati, karena itu suatu pekerjaan yang tidak mudah. Memerlukan pergumulan dan proses atau tahapan-tahapan yang perlu dilakukan, dan memerlukan komitmen yang luar biasa tingginya, tanpa komitmen yang tinggi, maka akan ambruk di tengah jalan.

Ada perbedaan antara makna ditemani pada pria dan wanita. Dan inilah yang sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan masalah dalam pernikahan. Dan melalui materi ini kita akan mengetahui perbedaan-perbedaan tesebut.

Salah satu sumber konflik dalam rumah tangga adalah komunikasi yang tidak tepat sasaran. Meski kita tidak dapat menggeneralisasi semua, namun ada pola komunikasi tertentu yang lebih sering ditemukan pada pria dan wanita. Memahami pola ini bisa membantu kita memperlancar arus komunikasi, seperti dalam berkomunikasi dengan pasangan, pada umumnya istri lebih mementingkan proses pembahasannya dibanding hasil akhir atau keputusannya.

Tidak semua orang dibesarkan dengan nilai moral yang baik. Ada yang justru dibesarkan dengan ketidakjujuran sehingga akhirnya terbiasa bersikap tidak jujur terhadap sesama. Kadang kita tidak begitu memperhatikan karakteristik ini sebelum menikah dan baru menyadarinya setelah menikah. Apakah yang harus kita perbuat bila pasangan terbiasa bersikap tidak jujur?

Melakukan hal yang bukan membahagiakan diri kita sendiri tetapi membahagiakan pasangan kita. Meski itu hal-hal yang sederhana yang memang disukai oleh pasangan kita yang akan menambah kemesraan dan keintiman.

Banyak suami-istri merasa kebutuhannya tak terpenuhi, akhirnya bertengkar bahkan berselingkuh dan bercerai, karena mereka tidak tahu yang dibutuhkan oleh pasangannya itu sebetulnya apa dan bagaimana cara memelihara kehadiran pasangannya di dalam hidup ini.

Berbicara tentang, "Siapa yang harus berubah?" bisa berlangsung semalaman dan itu pun biasanya tidak selesai. Dua hal yang perlu kita pertimbangkan yaitu kematangan dan kejelasan peran. Dengan kematangan dan kejelasan peran, "berubah" tidak lagi menjadi bahan pemikiran atau pemaksaan. Berubah menjadi sealamiah bernapas.

Di antara kita yang sudah menjalani pernikahan selama bertahun-tahun, kadang-kadang muncul penyesalan dalam hati mereka. Tapi kita harus ingat satu hal bahwa kita tidak sempurna, jadi pernikahan pun juga tidak ada yang sempurna. Dalam materi ini diberikan contoh dan saran yang harus kita ketahui agar pernikahan kita dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Halaman