Ketika Tuhan Campur Tangan secara Nyata

Versi printer-friendly

2 tahun yang lalu saya tidak pernah berpikir untuk study lagi, saya merasa bahwa Tuhan memanggil saya untuk ‘visi’ tertentu. Ketika Tuhan berbicara lain (tentu saja dengan berbagai cara yang misterius), dan meminta saya untuk pergi ke tempat lain, itu bukan hal yang mudah buat saya. Saya perlu waktu untuk banyak bertelut di bawah kaki-Nya dan merendahkan diri untuk taat. Saya tidak tahu apa maksud-Nya, dan apa rencana-Nya buat saya. Yang saya tahu hanyalah, saya harus mengerjakan apa yang Dia perintahkan untuk saya kerjakan, yang nanti akan Dia beritahukan.

Dua tahun lalu saya berdoa, “Tuhan, saya mau pergi ke Belanda tahun 2009 atau tahun 2010 dengan dua syarat. Syarat pertama adalah pelayanan saya di gereja ada yang melanjutkan dan Tuhan dengan jelas menunjukkan siapa orangnya. Yang kedua, Tuhan mengajarkan orang tua saya untuk menaruh iman pada Tuhan, karena saya tahu ketika mereka bergantung penuh pada Tuhan dan mereka mau sepenuhnya dipegang Tuhan, dalam tangan Tuhan mereka aman dan akan ‘cukup’ dalam segala hal”. Saya tidak ingin meninggalkan pekerjaan yang saya rintis dan ambruk begitu saja, saya sebagai anak tertua yang biasa menolong orang tua saya, juga memikirkan bagaimana jika saya tidak dapat lagi menolong keluarga saya. Dua permintaan itu ternyata dijawab Tuhan dengan cara yang sangat jelas juga di akhir tahun 2009.

Tuhan memberi penglihatan secara khusus kepada seorang ibu, yang di gereja main stream hal seperti ini bukan hal yang mudah diterima. Tuhan bahkan mengirimkan sekelompok anak muda yang begitu berkomitmen dan menaruh hati pada pelayanan konseling di gereja. Sebuah hal yang saya percaya, tidak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan.

Tuhan bahkan mengajarkan bagaimana Tuhan menjawab doa mereka secara nyata. Ketika mereka membutuhkan uang, saya hanya berkata, “Berdoa, dan percaya bahwa Tuhan akan sediakan. Saya sendiri menyaksikan bahwa setiap hari Tuhan menjawab doa saya dengan nyata”. Orang tua saya bersungguh hati berdoa hari itu, dan sore harinya, pada waktu yang tepat di detik-detik terakhir Tuhan menjawab dengan cara-Nya sehingga kebutuhan uang itu dipenuhi.

Saya memang telah mengalami ribuan doa yang dijawab dengan mujizat, bahkan Tuhan menganugerahkan saya untuk menyaksikan mujizat yang tak masuk akal juga. Meskipun begitu, beriman penuh bukanlah perkara mudah. Terutama dalam perjalanan ketaatan untuk pergi ke Belanda. Saya tidak punya tabungan sedikit pun. Gaya hidup saya adalah, ‘uang ini milik Tuhan’, jadi kalau orang lain atau keluarga ada yang benar-benar butuh dan Tuhan ingin saya peduli, maka saya bisa berikan, bahkan pernah sampai uang di rekening saya menjadi Rp 0,-. Saya beriman Tuhan akan sediakan kebutuhan saya setiap hari dengan cara-Nya, dan memang begitulah faktanya, saya tak pernah berkekurangan. Jadi ketika Tuhan bicara agar saya mau pergi, rasanya tidak masuk akal. Tahun 2009 saya tidak mendapat beasiswa, jadi saya percaya Tuhan akan memimpin saya pergi di tahun 2010. Dua tanda yang saya minta juga Dia jawab dengan jelas, melalui beberapa proses yang luar biasa. Tuhan memberi hikmat bahwa pergi tanpa beasiswa adalah mungkin, dan saya terus berdoa, “Jika Tuhan memerintahkan untuk pergi, Tuhan yang akan sediakan dengan cara Tuhan, entah melalui beasiswa, entah melalui penjualan rumah, entah melalui cara lain. Bagian saya adalah melakukan apa yang harus saya lakukan”.

Saya tetap melanjukan proses administrasi untuk pergi ke Belanda, tanpa tahu bagaimana Tuhan akan sediakan dana. Tapi tetap saja saya khawatir dan menangis di hadapan Tuhan....

1 Juni, pagi-pagi saya mengeluarkan ODB dari amplopnya dan betapa terkejutnya saya, Tuhan menjawab kekhawatiran saya. Sampul ODB bergambar kincir angin di Belanda dengan tulisan ayat “Be still and know that I am God”

3 Juni, Tuhan luar biasa.. hari ini aku terima e-mail yang isinya mengatakan bahwa aku dapat potongan tuition fee (beasiswa) dari Tilburg University 70%! Tuhan luar biasa.. padahal hasil skor TOEFL-ku belum masuk.. Wah, jalan-Nya tak terduga! Saya tidak perlu menjual rumah saya.

June,8 “saya mulai dapat berserah pada-Nya”

June 10, Saya muntah dan masuk angin sebelum pergi ke Pekanbaru ; “masuk angin tanda cemas” –karena cemas dengan hasil skor TOEFL yang 580.

11 Juni, Saya menulis di facebok “Ribuan jawaban doa dan mujizat sudah kuterima dan kusaksikan.. tapi tetap aja deg-degan berjalan dengan mata tertutup tak dapat melihat di depan meski tangan TUHAN menggandengku.. Yg Maha Kuasa menuntun kakiku ke tempat yg Dia tunjukkan utk sebuah pekerjaan-NYA.

June 14, “waiting God... for the last step”

June 17, “deg-degan, belajar percaya pada kasih-Nya”

June 19, “God is awesome. Dia mengijinkanku tak melihat agar aku belajar beriman. Dia ijinkan aku tak berdaya agar aku bergantung penuh pada-Nya.Dia membuka semua pintu bagiku. Temanku mengingatkan, “Jika Tuhan sudah membuka pintu, tak ada yang dapat menutupnya. Jika Tuhan menutup pintu, tak ada yang dapat membukanya”, dan bagiku; “Jika Tuhan yang memulai, Dia juga akan menyelesaikan”. Aku pergi ke negri orang karena Dia yang menuntunku ke sana.

July 1, “Tuhan baik sekali.. aku dapat kos yang harganya 50% lebih murah dari yang disediakan universitas, plus furniture dan peralatan lengkap yang dipinjamkan secara gratis... antar jemput tersedia. Thank you dear Lord! Matthew 6:25-34 (langsung dijawab Tuhan begitu ada kekhawatiran).

July 6, Grace alone which God supplies, strenght unknown he will provide.. I will go forth in grace alone.

July 8, Butuh doa lagi.. univ bilang mungkin visa br keluar tgl.12 atau setelahnya.. padahal 14 hrs berangkat.

July 9, Berdoa lagi supaya ada mujizat hari Senin atau Selasa pagi visa sudah siap diambil, dan Rabu bisa berangkat on time.

July 12, Meski sepatu patah, ngos2an..tetap ada pertolongan-NYA. Diijinkan masuk kedutaan tanpa perjanjian lebih dulu sementara yg lain yang tidak punya janji ditolak. Bahkan visa langsung dapat diperoleh siangnya, meski foto saya tampak kurang jelas pada waktu di-scan. Foto tetap diterima denan mujizat Tuhan. THANK YOU, LORD.

July 14, lagi nunggu di Soekarno-Hatta. Hari ini ada keajaiban lg. Bagasi over 3 kg digratiskan. Pdhl harusnya bayar 60$/kg. GOD IS SO GOOD.

Waktu tiba di Belanda, teman-teman mahasiswa internasional lain harus membayar lebih dari 500 euro lebih, sementara saya hanya membayar kos 225 euro per bulan. Sungguh saya mengucap syukur untuk hal ini. Saya ingat kata seorang sahabat, “JIKA TUHAN MEMBUKA PINTU, TIDAK ADA YANG DAPAT MENUTUPNYA, DAN JIKA TUHAN MENUTUP PINTU, TIDAK AKAN ADA YANG DAPAT MEMBUKANYA”.

Comments