Bertemu Mantan Pacar, Bagaimanakah?

Versi printer-friendly

Hari ini saya mendapat pengalaman menarik tentang membuat batas.

Siang tadi seorang teman mengajak saya makan siang. Alasannya adalah karena orang yang mengajaknya makan siang adalah mantan pacarnya. Dia ingin mengajak suaminya, namun karena sebuah alasan suaminya tidak dapat menemaninya. Akhirnya dia mengajak saya.

Yang menarik buat saya adalah bahwa teman saya ini memang dengan jelas ingin menunjukkan bahwa 'pertemuan ini adalah pertemuan teman lama biasa'. Inilah yang disebut sebagai membuat batas (boundary) dalam hubungan.

Saya sangat setuju dengan dia. Karena setelah bercakap-cakap, saya juga melihat bahwa pria yang kami temui tampaknya menghindari percakapan yang berhubungan dengan pernikahannya atau keluarganya. Padahal bukankah membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga adalah hal yang paling biasa menjadi bahan basa-basi pembicaraan?! Jadi, ini membuat kami curiga. Kami kesulitan menemukan topik pembicaraan yang tepat. Berbicara soal karier sulit karena profesi kami jauh berbeda. Berbicara soal masa lalu, saya jadi pendengar yang tampak tulalit. Jadi kami kelihatan agak bingung membuat pembicaraan yang melibatkan tiga orang, dan bukan hanya dua orang. Untunglah kami akhirnya menemukan topik yang kami semua mengerti, yaitu gempa di Yogyakarta.

Bagi teman saya, ini bukanlah pertemuan yang menyenangkan tapi membuatnya yakin terhadap sesuatu. Yaitu batas yang dia buat memang harus dibuat dengan tegas.

Kesimpulannya, setidak enak apa pun perasaan kita, membuat batas sangatlah penting!!!

Comments