Pulih Setahap Demi Setahap

Versi printer-friendly
Maret

Berita Telaga Edisi No. 124 /Tahun XI/ Maret 2015


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Pulih Setahap Demi Setahap

Kata kunci:
Makna pulih; Menuju pemulihan

Firman Tuhan berkata, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17) Sebagian kita berjuang untuk menjadi manusia baru—dipulihkan atau diperbarui—namun kita lebih sering menjumpai kegagalan. Mengapa? Salah satu penyebabnya adalah kesalahpahaman akan makna pulih itu sendiri. Sebenarnya, apakah makna pulih itu?
  • Pulih tidak berarti hilang; sering kali pulih hanyalah berarti dapat mengatasi dan tidak lagi dikuasai (kecuali dalam kasus kecanduan). Misalnya, masalah dengan ketakutan. Kita takut dengan penilaian orang dan mudah tersinggung tatkala mendengar komentar orang tentang diri kita. Pulih berarti kita menyadari bahwa ketersinggungan kita adalah karena kita takut dinilai negatif oleh orang namun kita tidak membiarkan ketakutan itu menghambat kita untuk berinisiatif.
  • Pulih berarti mempunyai reaksi kedua, tidak hanya reaksi pertama. Reaksi pertama adalah reaksi yang pertama kita berikan tatkala kita menghadapi peristiwa tersebut untuk pertama kalinya. Misalkan, ketegangan tatkala mendengar kemarahan dan keinginan untuk lari dari situasi itu. Reaksi kedua adalah reaksi yang kita pilih untuk kita berikan sekarang, misalkan tidak lari sebab kita tahu bahwa kita tidak dalam keadaan bahaya. Kita tidak selalu berhasil menghilangkan reaksi pertama, biarkan, namun sebelum bertindak, pikirkan reaksi keduanya.
  • Pulih berarti dapat mengalami kemunduran namun bisa bangkit kembali. Kemunduran adalah penggunaan cara menghadapi stres yang kita pakai sewaktu dulu atau pada masa kecil. Misalkan, tatkala tidak berani menghadapi ulangan, kita sakit. Sekarang kita tidak lagi seperti itu namun suatu ketika tatkala daya tahan kita sedang lemah, kita jatuh sakit sewaktu harus menghadapi peristiwa yang menekan.

Paulus berkata, "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami." (2 Korintus 4:7)

Tahap Menuju Pemulihan:
  • Mengakui permasalahan yang ada; jangan mengecilkan masalah.
  • Mengakui andil kita sendiri dalam permasalahan itu.
  • Jika tidak bisa mengambil langkah besar, ambillah langkah kecil.
  • Bila hari ini mundur, besok maju lagi.
  • Jangan meninggalkan Tuhan. Bersabarlah!

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T137B.

Doakanlah:
  1. Bersyukur untuk sumbangan dari "Haneve" lewat kantong persembahan GKT III di Malang sebesar Rp 800.000,- dan dari Bp. Handoko Wibowo (STAR FM) di Pandaan sejumlah Rp 5.000.000,-.
  2. Bersyukur untuk kesempatan membuka stand di STAN (Sekolah Tinggi Alkitab Nusantara) Malang atas ajakan YLSA di Solo selama 2 hari (20-21 Maret 2015) dalam rangka "Youth Mission Conference" yang diselenggarakan oleh JDPPM (Jaringan Doa Pemuda dan Pelayanan Malang).
  3. Bersyukur untuk peluncuran buku "Memaksimalkan Karier Anda" di Bandung pada tgl. 28 Maret 2015. Dalam kesempatan tersebut juga diadakan workshop grafologi yang dibawakan oleh Bp. Andrew A.Setiawan, salah seorang penulis artikel dari buku tersebut.
  4. DVD Konseling Kristen Telaga telah ditawarkan kepada GKI Bromo dan GKKK di Malang dan akan ditawarkan kepada G.K.Im Ka Im Tong di Bandung agar diwartakan bagi jemaat yang berminat untuk memilikinya.
  5. Doakan untuk pencatatan transkrip yang masih sedang dikerjakan dari rekaman yang dibawakan oleh Bp. Paul Gunadi, demikian pula pembuatan ringkasan dari beberapa rekaman yang dibawakan oleh Bp. Sindunata Kurniawan.
  6. Tetap doakan untuk YLSA dan timnya dalam menyelesaikan proses perubahan situs Telaga dari drupal 6 ke drupal 7.
  7. Tahun 2015 telah 3 bulan kita lewati dan masih belum ada tambahan radio yang mau bekerjasama menyiarkan program Telaga, mari kita doakan !
  8. Bersyukur untuk donasi yang diterima dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
    001 – Rp 100.000,-
    011 – Rp 300.000,- untuk 2 bulan
    015 – Rp 1.500.000,- untuk 3 bulan

Telaga Menjawab

Tanya?

Shalom! Bagaimana saya sebagai anak harus menyikapi sikap orang tua yang terlalu mencengkeram anak? Mencengkeram disini berarti terlalu posesif (rasa memiliki yang berlebihan) terhadap anak, sehingga anak merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang tuanya yang terlalu banyak mengatur dan memperlakukan anaknya seperti anak Sekolah Dasar. Terima kasih atas jawabannya.

Jawab

Saudara yang terkasih, Bagi anak-anak yang diasuh dan dibesarkan oleh orang tua yang cenderung otoriter atau posesif, ada beberapa hal yang dapat dipikirkan untuk kemudian dilakukan:
  1. Tetap menghormati orang tua; seperti yang diperintahkan oleh firman Tuhan. Menghormati dalam koridor firman Tuhan, kalau tindakan orangtua sudah berbeda dengan firman Tuhan, anak perlu menolak dengan cara yang sopan.
  2. Belajar untuk menyatakan batasan-batasan (emosi, pikiran, perilaku, waktu, dll). Terlebih dahulu anak perlu memikirkan dan memahami batasan dirinya sendiri dulu, setelah itu baru menyampaikan kepada orang tua secara bertahap. Tentunya dengan cara yang sopan. Selain itu, anak perlu belajar untuk mandiri dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri; karena kecemasan orang tua dan tindakan posesif orangtua cenderung tidak berkurang kalau dia menilai anak belum cukup mandiri, terutama untuk aktifitas rutin hariannya.
  3. Kalau anak sudah cukup umur dan memungkinkan, bisa saja anak bersekolah atau bekerja di kota yang berbeda dengan orang tuanya. Dalam kesempatan tinggal di kota yang berbeda ini anak bisa mulai menyatakan batasan-batasan dirinya.
  4. Selain berupaya membangun dan menetapkan batasan-batasan diri, anak juga perlu belajar menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

Pemikiran dan perilaku-perilaku yang disarankan tersebut membutuhkan waktu. Jadi, jangan terburu-buru. Lakukan secara bertahap, dengan tekun dan berdoa minta Tuhan melembutkan hati orang tua dan hati anak, supaya dapat saling berbagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan bisa menolong.

Salam : Pengasuh Program TELAGA


Segala Kekuatan Berasal dari TUHAN

Hidup akan lebih mudah dijalani apabila kita bersemangat. Indah sekali ketika menyadari bahwa segala kekuatan kita berasal daripada Tuhan. Dia akan selalu ada menyertai kita--langkah demi langkah.

Keluaran 15:2 TB
TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.

Yesaya 40:28-31 BIS

Masakan engkau tidak tahu dan tidak mendengar? Tuhanlah Allah yang kekal, yang menciptakan seluruh bumi. Ia tak pernah menjadi lelah atau lesu; pikiran-Nya tak dapat diselami.

Ia menguatkan orang yang lelah, memberi semangat kepada yang tak berdaya.

Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu anak-anak remaja jatuh tersandung.

Tetapi orang yang mengandalkan TUHAN, akan mendapat kekuatan baru. Mereka seperti burung rajawali yang terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan tidak menjadi lelah, mereka berjalan dan tidak menjadi lesu.

Yeremia 17:5-8 BIS

TUHAN berkata, "Apabila orang meninggalkan Aku, Tuhannya, dan berharap kepada manusia serta bersandar pada kekuatannya, maka Aku akan menghukum dia.

Ia seperti tanaman yang tumbuh di padang, di tanah tandus, sunyi sepi dan bergaram, tak pernah ia mengalami kebaikan.

Tapi orang yang berharap kepada-Ku akan Kuberkati selalu.

Ia bagaikan pohon di tepi sungai yang mengalir; akarnya merambat sampai ke air. Ia tak takut musim kemarau, daun-daunnya selalu hijau. Sekalipun negeri dilanda kekeringan, ia tak gelisah sebab ia selalu menghasilkan buah.

Mazmur 46:2 TB

Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.