Menjadi Tua

Versi printer-friendly
Mei

Berita Telaga Edisi No. 162 /Tahun XIV/Mei 2018


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





Menjadi Tua

Menjadi tua adalah bagian dari kehidupan yang tak dapat kita cegah atau hindari. Ada yang berhasil menerima kodrat tuanya dengan baik namun ada pula yang tidak terlalu berhasil menerima kodrat tua dengan baik. Untuk memahami gejolak dan kebutuhan masa tua, marilah kita lihat beberapa hal di bawah ini.

Gejolak Masa Tua

  • Masa tua ditandai oleh perubahan fisik, misalkan berkerut dan bertambah kusamnya kulit, tanggalnya gigi, rontoknya rambut, berubahnya warna rambut menjadi putih, berkurangnya keluwesan pergerakan tubuh, berkurangnya pendengaran dan penglihatan, melemahnya daya ingat, bertambah cepatnya rasa letih. Meski kita berupaya mengurangi perkembangan semua perubahan fisik ini namun tetap, kita harus menerimanya. Sebagian dari kita tidak mudah menerimanya dan pada akhirnya mengalami konflik dengan diri sendiri.
  • Masa tua juga ditandai oleh berkurangnya produktivitas kerja. Pada usia tua kita memasuki usia pensiun dan ini membuka lembar baru dalam kehidupan. Kita tidak sepenting dulu dan pengaruh kita tidak sebesar dulu. Peranan kita mulai mengecil dan sumbangsih kita mulai berkurang. Bagi sebagian kita, masa tua menjadi masa yang menakutkan karena kita tidak bisa menerima gusuran alamiah ini.
  • Masa tua ditandai oleh bertambah kecilnya lingkup sosial. Ada teman atau kerabat yang pergi secara natural—meninggal dunia, ada pula yang meninggalkan kita secara sosial yakni tidak lagi bertemu dengan mereka karena sudah pensiun. Bagi sebagian kita, kehilangan teman dapat membuat kita tertekan.
  • Masa tua juga ditandai oleh bertambahnya waktu yang dapat membawa perubahan yang drastik. Sebagian kita tak terbiasa dengan waktu yang berlimpah dan kebingungan mengisinya, sebagian kita terbiasa dengan jadwal dan baru produktif dalam kerangka jadwal. Jadi, masa pensiun menjadi masa yang membingungkan.

Kebutuhan dan Penanganan

  • Berusahalah untuk hidup sehat dan hidup dalam keterbatasan. Jangan takut memeriksa kesehatan; ingat pencegahan selalu lebih baik daripada perawatan!
  • Kurangilah jumlah peran sesuai dengan kondisi dan keterbatasan. Jika ada yang lebih muda dan lebih sanggup, jangan ragu untuk mengalihkan tugas kepadanya. Jangan menunggu sampai orang menggusur kita! Jangan membesarkan jasa dan keberhasilan kita, biarlah orang yang menilai keberhasilan kita. Jangan memaksa orang mengingat sumbangsih kita.
  • Sebaliknya, alihkan kuantitas dengan kualitas. Makin tua, makin sedikit yang dapat kita kerjakan, namun untuk sebagian hal, justru pengalaman yang bertambah akan sangat membantu. Jadi, pilihlah satu dua hal yang dapat kita kerjakan dan kerjakanlah sebaik-baiknya.
  • Bentuklah lingkup sosial yang baru atau perkuatlah jalinan relasi dengan anak dan kerabat yang ada. Ingat! Orang tua yang "muda" adalah orang tua yang mempunyai banyak teman.
  • Isilah waktu yang tersedia dengan kegiatan yang "menggembirakan." Kita terbiasa dengan istilah, "bermakna," namun pada masa tua, tidak banyak aktivitas bermakna yang dapat kita kerjakan. Jadi, terimalah dan nikmatilah aktivitas yang menggembirakan. Ingat ! Masa tua bukan lagi masa "menabur"; masa tua adalah masa "menuai" jerih payah masa muda.

Firman Tuhan


"Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion." Amsal 84:8. Ingat! Masa tua adalah masa yang makin mendekati perjumpaan dengan Tuhan; jadi, bersiap-siaplah. Jangan datang dengan tangan hampa.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T177A.

TELAGA Menjawab

Tanya

Shalom,

Bagaimana menghadapi orangtua kandung yang menjengkelkan karena mungkin faktor usia lanjut? Apakah kita harus selalu menuruti keinginan beliau? Saya dan keluarga tinggal serumah dengan orangtua. Kami tidak bisa menebak suasana hati beliau. Orangnya sangat ‘moody’ dan sering marah-marah tanpa sebab. Akibatnya kami gonta-ganti pembantu rumah tangga. Mohon sarannya. Terima kasih.

Jawab

Shalom,

Perubahan biologis dan situasi lingkungan sosial dapat memengaruhi kehidupan mental dan emosional lansia. Sebetulnya tidak hanya lansia, semua orang apabila fisiknya mengalami perubahan biologis, kehidupan emosionalnya bisa terpengaruh. Hanya saja kalau masih muda kemampuan beradaptasinya masih lebih baik dibandingkan dengan yang sudah lansia.

Ada orang tua yang dapat menerima perubahan-perubahan tersebut dengan lapang dada. Tetapi ada juga orang tua yang tidak atau belum bisa menerima kenyataan itu sehingga cenderung menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, atau menyalahkan keadaan.

Kata orang, manusia itu dua kali menjadi bayi dan hanya satu kali menjadi orang. Hanya saja bayi yang pertama kali itu lucu dan menggemaskan, sedangkan bayi yang kedua kali itu menjengkelkan dan menjadi beban.

Bagaimanapun juga, beliau adalah orangtua Anda yang pantas untuk dijaga, dilindungi dan dihormati karena semua pengorbanan yang pernah dilakukannya untuk Anda. Tidak terlalu sulit melakukannya bila Anda mengingat kembali semua pengorbanan beliau bagi hidup Anda dan keluarga. Selamat mencoba ! Kiranya kasih Kristus terus mengalir di dalam dan melalui hidup Anda. Tuhan memberkati!!

Salam : Pengasuh Program TELAGA

Doakanlah

  1. Bersyukur untuk LBKK (Lembaga Bina Keluarga Kristen) yang telah berusia 28 tahun pada tanggal 2 Mei 2018 dan sekaligus kami mengingat program Telaga yang 2 bulan yang lalu telah berusia 20 tahun. Pengucapan syukur diadakan di sekretariat Telaga pada tanggal 1 Mei 2018 dan dihadiri oleh 30 orang, termasuk Bp. Paul Gunadi yang saat itu belum kembali ke L.A.
  2. Bersyukur untuk donasi dari SYS (Shepherd of Your Soul) sejumlah Rp 4.212.000,-, dari Radio Suara Gratia FM sebesar Rp 400.000,-.
  3. Bersyukur untuk radio Suara Gratia FM yang telah berusia 14 tahun. Kerjasama dengan radio ini telah berlangsung sejak September 2004.
  4. Bersyukur 23 judul rekaman terbaru sudah bisa dikirim ke 23 radio yang telah menunggu cukup lama.
  5. Lima bulan telah kita lewati, namun belum ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga.
  6. Doakan untuk Bp. Thomas Zacharias yang sedang membuat database Telaga. Diharapkan dengan adanya database ini, pekerjaan di Telaga bisa dikerjakan dengan lebih efektif dan efisien.
  7. Doakan untuk pencatatan transkrip dan pembuatan ringkasan dari judul-judul rekaman terbaru agar bisa selesai sebelum akhir bulan depan.
  8. Tetap doakan untuk Ev. Sindunata Kurniawan dalam mempersiapkan rekaman lanjutan dalam bulan-bulan mendatang.
  9. Bersyukur setelah didoakan sejak 2 bulan yang lalu, untuk sementara ibu Dewi Kunti Megawati bersedia menggantikan Sdri. Rr. Fradiani Eka Yudiarti walaupun hanya paruh waktu.
  10. Doakan juga untuk seorang pelamar yang bernama Karnita yang akan dicoba untuk membuat desain cover CD.
  11. Doakan untuk keamanan negara kita, khususnya menjelang Pilkada serentak yang akan diadakan pada tanggal 27 Juni 2018.
  12. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
    006 – Rp 250.000,- untuk 2 bulan
    011 – Rp 150.000,-
    015 – Rp 1.500.000,- untuk 3 bulan

TELAH TERBIT

Buku TELAGA-6

Sayang dan Berharga

Berisi 7 artikel TELAGA tentang memelihara relasi nikah:

  1. Sayang dan Berharga
  2. Komunikasi Suami Istri
  3. Mengajar Pasangan Bersikap Jujur
  4. Membentengi Pernikahan
  5. Sikap Hidup Rekatif
  6. Bisakah Mengubah pasangan
  7. Cemburu

Harga Rp 48.500,-/ eks

Pemesanan bisa melalui email telaga@telaga.org