Masalah Anak Setelah Dewasa

Versi printer-friendly
Maret

Berita Telaga Edisi No. 148 /Tahun XIII/Maret 2017


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





MASALAH ANAK SETELAH DEWASA


Hidup tidak lepas dari persoalan. Pada masa anak kecil, ada persoalannya; setelah anak besar, ada persoalannya sendiri. Ada seorang tokoh Alkitab yang mesti menghadapi persoalan hidup yang timbul setelah anak dewasa. Namanya adalah Yakub. Sepuluh anak lelakinya berkomplot untuk, pada awalnya, membunuh adik kecilnya yang bernama Yusuf. Akhirnya mereka tidak jadi membunuhnya; sebagai gantinya mereka menjualnya sebagai budak. Dan, Yusuf pun harus hidup menderita selama bertahun-tahun sebelum akhirnya disatukan kembali dengan ayahnya. Marilah kita telisik kehidupannya dan menimba beberapa pelajaran.

  • Persoalan yang ditabur pada masa anak kecil akhirnya harus dituai pada masa anak dewasa.
    Yakub tidak mencintai ibu kesepuluh anak lelakinya, ia hanya mengasihi ibu kedua putra bungsunya, Rahel. Sayangnya, ia meneruskan ketidak cintaan itu kepada anak-anaknya. Ia memperlakukan baik Yusuf maupun Benyamin berbeda dari kesepuluh putranya yang lain. Alhasil kesepuluh putranya mengembang-kan kepahitan dan dendam, yang dilampiaskan kepada si adik kecil. Yusuf, yang tidak tahu apa-apa, menjadi korban. Sebagai orang tua kita wajib untuk membesarkan anak-anak dengan penuh kasih. Kita tidak boleh membeda-bedakan anak, apalagi meninggi-ninggikan anak di depan adik atau kakaknya. Perlakuan khusus yang kita berikan kepada anak berpotensi menimbulkan sakit hati—dan tidak jarang, kebencian—dalam hati anak yang lain. Sedapatnya jangan kaitkan kasih kepada anak, dengan apa yang anak berikan kepada orang tua. Jangan sampai kita melimpahkan kasih dan penghargaan kepada anak yang berprestasi tinggi sedang kepada yang tidak, kita jarang memberinya pujian atau penghargaan. Anak pun memerlukan disiplin. Jika anak besar tanpa disiplin ia akan bertumbuh menjadi seorang manusia yang tidak berdisiplin. Ia sulit mencapai target yang dicanangkannya karena ia tidak memunyai disiplin yang cukup. Ia pun sukar mengendalikan hasrat hatinya; apa yang diinginkannya mesti diperolehnya. Jika anak bertumbuh tanpa disiplin, ia akan menyusahkan bukan saja dirinya tetapi juga orang di sekitarnya. Itu sebab sebagai orang tua kita tidak boleh ragu mendisiplin anak. Selama dilakukan dalam batas yang wajar, disiplin justru akan menempa karakter anak.
  • Setelah anak menjadi dewasa, anak tega menyakiti hati orang tua.
    Oleh karena merasa tidak disayang oleh Yakub, kesepuluh putra Yakub tega menyakiti hatinya. Tanpa keraguan sedikit pun mereka menjual Yusuf supaya selama-lamanya Yusuf tidak akan dapat berkumpul kembali dengan ayahnya. Walau mereka tahu tindakan mereka dapat menyakiti hati Yakub, mereka tetap tega melakukannya. Ya, anak dapat tega menyakiti hati kita, orang tuanya. Kendati tahu bahwa tindakan atau keputusannya bisa melukai kita, ia tetap melakukannya. Singkat kata, anak dapat tidak peduli dengan perasaan kita. Yakub mengalaminya dan banyak orang tua telah mengalaminya pula. Sudah tentu kita akan sangat terluka bila ini terjadi, tetapi kita mesti menyadari bahwa sedekat-dekatnya anak dengan kita, setelah dewasa ia akan menjadi pribadi yang terpisah. Sebagai orang tua, kita tidak akan dapat memisahkan diri dari ikatan batiniah dengan anak. Sampai kapan pun, kita adalah orang tua dan ia adalah anak.
  • Setelah dewasa anak dapat berubah ke arah negatif tetapi ia pun dapat bertumbuh ke arah positif.
    Untuk suatu masa kesepuluh putra Yakub bertumbuh ke arah negatif. Mereka dapat bersikap kejam kepada adik sendiri dan bisa begitu tidak peduli dengan perasaan Yakub, ayah mereka. Namun, pada akhirnya mereka berubah ke arah positif. Bahkan sebelum mereka bertemu kembali dengan Yusuf di Mesir, mereka telah berubah. Mereka menyesali perbuatan jahat yang mereka perbuat kepada Yusuf dan mereka sekarang malah menyayangi ayah mereka, Yakub. Diri yang tadinya cepat mengorbankan orang, sekarang menjadi diri yang siap mengorbankan diri sendiri. Sewaktu anak berubah ke arah yang negatif, jangan berhenti berharap dan berdoa. Tuhan belum selesai. Mungkin ia harus mengalami pelbagai pengalaman terlebih dahulu sebelum ia sadar dan berubah ke arah yang positif. Satu hal yang mesti kita camkan adalah, anak boleh berubah, tetapi kita tidak boleh berubah. Kita harus tetap menyayanginya. Sewaktu kita berdiri tegak dan tidak berubah, kita akan menjadi seperti "rumah" yang kokoh bagi anak. Ia akan memiliki keyakinan bahwa ia dapat kembali ke rumah tatkala ia berubah ke arah yang positif.
  • Apa pun yang terjadi pada anak dan apa pun sikapnya terhadap kita, Tuhan tetap memunyai rencana atas hidup kita.
    Pada kenyataannya berkat dan pemeliharaan Tuhan tidak tergantung pada anak. Tuhan dapat mencukupi kebutuhan kita dan rencana-Nya terus bergulir, kendati anak tidak lagi dekat dengan kita atau mengecewakan kita. Di saat Yakub berpikir bahwa hidupnya sudah berakhir setelah ia kehilangan Yusuf, Tuhan membawanya kepada Yusuf. Tuhan memberinya tambahan usia 17 tahun untuk dinikmati bersama Yusuf yang telah menjadi penguasa di Mesir. Kita mesti bersandar pada Tuhan, bukan pada anak. Tiang hidup kita bukanlah anak, melainkan Tuhan sendiri. Tuhan pun memunyai rencana untuk hidup kita — terlepas dari anak. Pemeliharaan Tuhan terus berlanjut dan rencana Tuhan akan terus digenapi di dalam hidup kita, terlepas dari anak. Jadi, tunaikanlah tugas dan kewajiban kita sebagai anak Tuhan. Kita bertanggungjawab kepada Tuhan dan anak pun bertanggungjawab kepada Tuhan. Di dalam Alkitab kita dapat menemukan kisah kehidupan Raja Daud. Ia pun pernah mengalami kesulitan yang besar setelah anak-anaknya dewasa. Putranya sendiri berupaya untuk menggulingkannya. Namun, sebagaimana kita lihat, Tuhan besertanya. Rencana Tuhan terus bergulir dan pemeliharaan Tuhan terus berlanjut, walau anaknya berlaku jahat kepadanya. Mazmur 18:31-32 mengingatkan, "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung kepada-Nya. Sebab siapakah Allah selain dari Tuhan, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita?"
Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T470A.

TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom, Saya seorang wanita lansia ingin minta nasehat dan bimbingan Bapak. Saya memiliki tujuh orang anak tapi ada satu anak laki-laki yang membuat saya kehilangan sukacita di hari tua. Anak saya itu usianya menjelang 50 tahun. Dia sudah menikah dan memunyai anak. Istrinya bukan orang yang percaya Yesus. Dulu saya menentang pernikahan mereka, bukan lantaran tidak seiman tapi karena perbedaan warna kulit. Saat itu saya memang belum mengerti apa yang dilarang Tuhan. Anak saya ini sampai sekarang tidak rajin beribadah, padahal waktu kecil sering saya antar pergi ke Sekolah Minggu. Sekarang dia suka beralasan sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak pergi ke gereja di hari Minggu. Saya takut dia dipengaruhi istrinya untuk meninggalkan Tuhan. Kalau saya mengutarakan ketakutan saya padanya, dia malah membela istrinya dan bilang mama jahat, mama itu Kristen tapi jahat. Saya sedih sekali, Pak. Anak saya ini kerjaannya ganti-ganti. Pada masa mudanya dia kerja di perusahaan orang tapi dipecat karena pakai uang perusahaan. Hal itu terulang di tempat kerja yang lain sampai akhirnya dia berwiraswasta sampai sekarang. Usahanya naik turun. Saya sempat mendengar dia bilang ke istrinya, kalau Tuhan tidak membuat dia kaya, dia mau ikut agama istrinya. Saya takut, Pak. saya berdoa semoga istrinya lupa kata-kata anak saya itu. Saya ingin anak saya bertobat sungguh-sungguh, ibadah sungguh-sungguh, Pak. Apa yang harus saya lakukan? Terima kasih sudah membaca curhat saya.

JAWAB

Shalom, Ibu yang terkasih Terima kasih sudah memercayai kami menjadi tempat curahan hati Ibu. Ibu, hidup tak sempurna, termasuk hidup kita sendiri. Selama kita masih berada di dunia ini, selalu ada saja hal-hal yang terjadi yang dapat membuat hati berdukacita. Mengenai anak Ibu, sebagaimana Ibu katakan, Ibu tidak melarangnya karena saat itu Ibu belum mengerti firman dan kehendak Tuhan atas kita dalam hal pemilihan pasangan hidup. Tanggung jawab tersebut sesungguhnya berada dalam tangan anak Ibu sendiri. Ia sendiri yang memutuskan menikah dengan seorang istri yang tidak seiman. Juga lewat perbuatannya mengambil uang yang bukan miliknya, ia sendiri pula yang memutuskan untuk hidup tidak berkenan kepada Tuhan. Tugas Ibu sebagai orang tua terhadap anak-anak yang telah dewasa (akil-baliq) adalah mendoakan dan memeringatkan mereka agar tidak hidup dalam dosa. Selama Ibu melakukan hal ini, Ibu tidak bersalah di hadapan Tuhan. Ibu sudah melakukan tanggung jawab Ibu. Apa yang terjadi pada anak Ibu sepenuhnya berada pada tanggung jawab pribadinya. Ibu dapat terus berdoa dan mengingatkannya agar tidak hidup dalam dosa. Doakan istri dan cucu ibu juga agar mereka pun dapat mengenal Tuhan Yesus secara pribadi. Secara berkala, Ibu dapat menuliskan ayat dari firman Tuhan dan memberikannya kepada anak Ibu, supaya ia tetap mendapat firman Tuhan yang mungkin saja sudah lama tidak dibacanya. Kami berdoa agar Tuhan memberi Ibu ketabahan dan sukacita dalam menikmati hari tua. Tuhan memberkati Ibu.
Salam : Tim Pengasuh Program TELAGA

DOAKANLAH:

  1. Bersyukur selama Bp. Paul Gunadi berada di Malang telah menyelesaikan 7x rekaman, berarti ada tambahan 12 judul baru.
  2. Bersyukur atas kerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media, buku Telaga-3 berjudul "Hidup tanpa Penyesalan : Memilih Pasangan Hidup" telah terbit.
  3. Doakan untuk rencana penerbitan buku Telaga-4 yang berjudul "Transformasi Karakter", bekerjasama dengan C.V. Evernity Fisher Media.
  4. Tetap doakan untuk Sdr. Shennon, Bp. Samuel Wibowo dan Bp. Yahya Gunawan yang menyelesaikan pengeditan syuting 6 fragmen dan digabungkan dengan rekaman video yang sudah ada.
  5. Rekaman bersama Ev. Sindunata Kurniawan telah dimulai lagi dengan judul "Ujaran Kebencian" dan "Spiral Kebencian", doakan untuk rekaman-rekaman berikutnya.
  6. Doakan untuk 2 radio yang masih belum bisa dihubungi, yaitu "Siborong-borong FM" di Tapanuli Utara dan "Barigas Terang Borneo FM" di Palangka-raya, sehingga sampai dengan saat ini belum diketahui apakah program Telaga masih disiarkan oleh kedua radio tersebut.
  7. Doakan untuk pemasaran dan penjualan buku royalti "Memahami Remaja dan Permasalahannya" dan "Memaksimalkan Karier Anda", terbitan P.T. Visi Anugerah Indonesia.
  8. Tiga bulan telah kita lewati dalam tahun 2017, doakan agar ada tambahan radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga.
  9. Tetap doakan untuk Ibu Dientje Winarto yang secara rutin 2x seminggu (tiap hari Senin dan Kamis) menjalani cuci darah di R.S. Persada, Malang; bersyukur untuk pembiayaan bisa teratasi dengan BPJS kesehatan.
  10. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu :
    003 – Rp 1.000.000,- untuk 5 bulan
    006 – Rp 100.000,-
BUKU BARU
Telaga-3
HIDUP TANPA PENYESALAN: MEMILIH PASANGAN HIDUP

Harga @ Rp. 48.500,-/ eksemplar
Pemesanan:
Sekretariat LBKK
Jl. Cimanuk 56 Malang
Telp. (0341) 408579
Email: telaga@telaga.org
Selamat menyongsong
PASKAH 2017
Tuhan Yesus memberkati