Kontak Setelah Konflik

Versi printer-friendly
Agustus

Berita Telaga
Edisi No. 36 /Tahun III/ Agustus 2007/


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK)
Sekretariat: Jl. Cimanuk 58 Malang 65122 Telp./Fax.:0341-493645 Email: telaga@indo.net.id
Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati
Account :BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon


KONTAK SETELAH KONFLIK

Salah satu situasi yang tidak nyaman dalam keluarga adalah saat setelah konflik terjadi. Kita tidak tahu harus berbuat apa dan merasa risih berdekatan kembali dengan lawan konflik kita. Apa yang harus kita lakukan?

  1. Konflik merobek jalinan relasi. Sesungguhnya konflik tidak mendekatkan atau menambahkan kemesraan, sebagaimana diyakini oleh sebagian orang. Penyelesaian konflik atau perdamaianlah yang sebenarnya mengencangkan ikatan relasi. Jadi, setelah konflik, penting bagi kita untuk berdiam diri sejenak untuk membiarkan luka kering dan pendarahan berhenti.

  2. Berdiam diri setelah konflik juga diperlukan agar kita berkesempatan merenung atau mengkilas balik apa yang telah terjadi. Ada orang yang melewati konflik tanpa memperoleh tambahan pemahaman apa pun. Ia adalah orang yang tidak berhikmat, yang bisanya hanyalah berkelahi. Orang yang bijak akan mempelajari sesuatu dari konflik yang terjadi dan ini akan bermanfaat untuk mencegah timbulnya konflik selanjutnya.

  3. Kendati kita perlu berdiam diri, jangan berdiam diri terlalu lama. Jauh hari sebelumnya, sepakatilah batas waktu yang dibutuhkan untuk merenung atau mengeringkan luka. Berdiam diri berpotensi membuat pasangan merasa didiamkan dan ini dapat memicu konflik baru.

  4. Mulailah dengan menyapa atau mengatakan hal-hal yang ringan. Langsung membicarakan hal-hal yang berat dapat memunculkan kesan tidak peka dengan apa yang telah terjadi, seolah-olah apa yang baru terjadi tidaklah berarti banyak.

  5. Ada hal-hal yang perlu ditinjau kembali setelah konflik berlangsung namun adakalanya justru tindakan terbaik adalah tidak membicarakannya lagi. Kadang memaksakan diri untuk membicarakannya malah membangkitkan kemarahan yang belum sepenuhnya padam.

  6. Bila diperlukan dan memang waktunya tepat, kita bisa melihat kembali apa yang telah terjadi dan sampaikanlah permintaan atau harapan kita secara positif, bukan dengan nada menyerang.

  7. Permintaan maaf tidak harus diukur dengan perbuatan salah; kadang kita dapat meminta maaf karena nada suara yang terlalu keras atau karena kita tidak memberinya kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya. Jadi, mulailah dengan meminta maaf; sekecil apa pun, permintaan maaf tetaplah berfaedah.

Firman Tuhan:

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Matius 6:14-15


MENGENAL LEBIH DEKAT

Pada bulan Juli 2007, satu radio lagi Tuhan ijinkan untuk menyiarkan program Telaga, yaitu Radio Suara Kasih (SUAKA) FM di Ambarawa - Jawa Tengah. Radio ini merupakan hasil kerjasama Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Pniel Ambarawa dengan Sinode GKMI. Sebagai radio komunitas, SUAKA FM melibatkan tiga perwakilan dari komunitas Ambarawa yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Ambarawa, Gereja Bethel Indonesia (GBI) Ambarawa dan anggota Gereja Katholik). SUAKA FM mengudara melalui 107,7 MHz dan TELAGA disiarkan setiap hari pk. 09.30 dan diulang pk. 20.30 WIB


KEUANGAN

Pemasukan bulan ini:
Sumbangan dari Radio Suara Gratia FM. Rp. 400.000,00
Sumbangan dari Komisi Misi Ka Im Tong Rp. 5.000.000,00
Hasil penjualan kaset dll. Rp. 647.750,00
Total pemasukan sebesar Rp. 6.047.750,00
Pengeluaran TELAGA bulan ini Rp. 3.195.505,00

DOAKANLAH

  1. Bersyukur pada bulan Agustus 2007 ada 2 radio lagi yang bekerjasama dengan TELAGA, yaitu Radio SYOFAR FM di Temanggung dan Radio AGAPE FM. di Semarang. Dengan demikian saat ini TELAGA disiarkan oleh 38 radio.

  2. Bersyukur 3 judul booklet telah selesai digarap dan diserahkan kepada Metanoia Publishing. Doakan agar 8 judul berikutnya bisa diselesaikan dalam tahun ini.

  3. Bersyukur tim rekaman telah mulai mengadakan rekaman. Diharapkan dalam 6 minggu ini bisa diselesaikan 12 kaset/CD.

  4. Pada tgl. 28 Agustus yl. Bp. Paul Gunadi dan Bp. Gunawan Santoso mengisi acara "talk show" di Radio Solagracia FM, Malang. Rencananya acara yang sama akan diadakan pada tgl. 20 September 2007 di Radio STAR FM, Pandaan.

  5. Doakan agar Tuhan membuka jalan bagi Telaga untuk bekerjasama dengan salah satu radio di Provinsi Kalimantan Barat.

  6. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dalam bulan ini, yaitu dari Radio Suara Gratia di Cirebon dan dari Komisi Misi Ka Im Tong di Bandung.


JUDUL KASET/CD TERBARU

T222 Tangga ke Rumah (I)
Tangga ke Rumah (II)
T223 Tangga ke Rumah (III)
Mencabut Duri Pernikahan
T224 Tragedi pada Anak (I)
Tragedi pada Anak (II)
T225 Anugerah dalam Pernikahan (I)
Anugerah dalam Pernikahan (II)
T226 Tahap Penyesuaian dalam Pernikahan
Pernikahan yang Hampa
T227 Pernikahan di Hari Tua (I)
Pernikahan di Hari Tua (II)
T228 Membangun Dari Reruntuhan (I)
Membangun Dari Reruntuhan (II)
T229 Mengembalikan Keintiman yg Hilang (I)
Mengembalikan Keintiman yg Hilang (II)
T230 Siapakah Anak Kita?
Menjahit Relasi dengan Remaja
T231 Kehidupan Sebagai Duda
Penghiburan Bagi Duda
T232 Dekat Tapi Jauh
Berkomunikasi Dengan Remaja
T233 Dua Sumber Konflik
Konflik dan Pertumbuhan
T234 Dari Mana Datangnya Pencobaan
Sikap Kita Terhadap Pencobaan

TELAGA MENJAWAB

Tanya:

Sebut saja teman saya ini S (pria). S beragama kristen sejak kecil, pada usia remaja S dibaptis. Namun saat kuliah S berzinah, menghamili dan menyuruh menggugurkan dan akhirnya selesai kuliah ia dinikahkan dengan wanita yang beragama lain. Mereka mempunyai anak dan istri S adalah orang yang taat dengan agamanya. Namun S tetap pada pendiriannya, tidak mau mengikuti ajaran agama istri. Si istri mau bercerai saja karena melihat S telah ke gereja lagi! Dia (istri) merasa berdosa karena suaminya murtad dari agama yang dia anut (karena S sudah dianggap ikut ajaran yang dia anut).

Yang menjadi pertanyaan :

  1. Apakah S ini lebih baik cerai? Apakah tidak dosa?

  2. Bagaimana dengan anaknya?

  3. Kalau S cerai dan kawin lagi, apa boleh (walau belum tentu dijalankan)?

Catatan : Kehidupan mereka relatif rukun diluar masalah agama!

Jawab:

Dalam kasus ini hal yang terpenting adalah pertobat-an dari S. Apakah ia telah menya-dari dosanya dan meminta pengam-punan kepada Kristus? Sebab ke gereja bukanlah pertanda bahwa seseorang sungguh-sungguh sudah bertobat. Ada baiknya, jika ada seseorang yang memberikan bimbingan kepada S, sebab yang dibutuhkan dan yang menjadi tugasnya sekarang ini adalah bertumbuh dalam Kristus. Sedangkan untuk status pernikahannya, walau istrinya beragama lain dan ia Kristen, ia dianjurkan untuk tetap dalam pernikahannya (1 Korintus 7:17). Selain itu, mengingat bahwa keluarga mereka tetap bisa berjalan dengan relatif rukun. Dalam hal ini, tugas S adalah berupaya untuk menjadi saksi yang baik bagi istrinya dan dengan tekun mendoakan, sehingga akhirnya istri dan seisi rumahnya dapat dimenangkan bagi Kristus (1 Petrus 3:1-7). Memang ini adalah tujuan akhir yang hendak dicapai. Untuk menca-painya tidaklah mudah, butuh waktu, proses yang panjang, kesabaran menantikan jawaban doa, serta kasih yang terpancar dengan nyata.

Untuk anak, memang harus disepakati bersama. Misalnya sang ibu, mulai melihat hal-hal yang baik dari kekristenan melalui kehidupan S, mungkin ia akan mengizinkan anaknya mendapat pendidikan di sekolah kristen dan beribadah di gereja. Sebagai kepada keluarga, biasanya diberi hak suara dan keleluasaan yang lebih besar dalam menentukan kebi-jakan keluarga.


TIPS ....

EMOSI

Pernahkan anda membayangkan seorang yang begitu emosi sehingga kehilangan pengendalian dirinya? Semuanya jadi berantakan dan kacau bukan? Ted C. Kiegel (2002), kepala dari professional Golf di Carolina Country Club di Raleigh, North Carolina berkata, "Seorang pemain golf akan sangat dipengaruhi oleh keyakinan dirinya." Katanya seorang pemain golf harus tenang pada saat ia dalam permainan dan mempertahankan batas keyakinan dirinya. Segala pikiran dan emosinya harus diwujudkan dalam suatu batasan fisik. Jangan karena ia gagal dalam pukulan pertama lalu menjadi stress. Jika demikian pukulan berikutnya pasti akan gagal. Namun jika ia dapat mengendalikan emosinya, ia akan tetap berkata fokus dan yakin diri. Bagaimana caranya untuk tetap yakin diri? Ted berkata dengan berpikir positif mengenai diri anda sendiri. Kita juga dapat melantunkan sebuah lagu dan mengatur pernapasan kita. Keyakinan diri akan melahirkan keyakinan diri baru. Jadi, hilangkan pikiran negatif dan kegagalan yang baru terjadi. Kalau tidak, maka hasil pukulan kita akan menurun. Pada masa sulit, iman kita diuji dan diperkaya dan juga akan diproses. Kita harus fokus pada apa yang sedang kita jalani. Karena semua keberhasilan membutuhkan waktu. Janganlah menengok ke belakang kecuali kita memang ingin ke sana.

Dikutip dari
"Bermimpi Satu Menit" seri 4


SURAT KASIH SAYANG DARI HATI BAPA SURGAWI

Anak-ku ...
Engkau mungkin tidak mengenal Aku, tetapi aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu... (Maz 139:1)
Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri... (Maz. 139:2)
Aku mengerti segala jalanmu...
(Maz. 139:3)
Setiap helai rambut di kepalamu, terhitung semuanya... (Mat. 10:29-31)
Karena engkau diciptakan dengan gambar dan rupa-Ku... (Kej. 1:26-27)
Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada... (Kis. 17:28)
Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku... (Kis. 17:28)
Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan...
(Yer. 1:4-5)
Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya...
(Ef. 1:11-12)
Engkau ada bukan karena suatu kesalahan, karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku... (Maz. 139:15-16)
Aku telah menentukan waktu yang tepat, untuk kelahiran dan di mana engkau akan hidup... (Kis. 17:26)

Bersambung...