Keluarga dan Pelayanan

Versi printer-friendly
September

Berita Telaga Edisi No. 154 /Tahun XIV/September 2017


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon





Keluarga dan Pelayanan


Apa artinya keluarga yang melayani?

  • Semua anggota keluarga terlibat dalam pelayanan?
  • Suami dan atau istri terlibat, anak-anak mendukung?
  • Tidak ada yang terlibat langsung tetapi mengambil bagian dalam kegiatan gerejawi?
Tujuan utama bukanlah keluarga yang melayani melainkan Keluarga Kristen, di mana:
  • Kristus menjadi pusat kehidupan keluarga
  • Masing-masing anggota keluarga berelasi satu dengan yang lain sesuai dengan standar hidup kristiani
  • Masing-masing anggota hidup dengan Tuhan dan merespons dengan tepat terhadap pimpinan Tuhan padanya

Jadi, penekanannya bukan pada kegiatan / aktivitas dan kehadiran melainkan pada hubungan pribadi dengan Tuhan dan penyerahan hidup untuk Tuhan. Ada dua bahaya ekstrem:
  • Mengagungkan keluarga demi Tuhan (di atas Tuhan)
  • Mengabaikan keluarga untuk Tuhan.

Perspektif Alkitab tentang keluarga:

  1. Lebih menitikberatkan pada keluarga rohani daripada keluarga jasmani. Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak Orang memberitahukan kepada-Nya, ‘Ibu-Mu dan saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.’ Tetapi Ia menjawab mereka,"Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan melakukannya." (Lukas 8:19-21)
  2. Dalam konteks perbandingan Tuhan di atas segalanya termasuk keluarga jasmani. Seorang lain yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, Tuhan izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata kepadanya, "Ikutlah aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:21-22)
  3. Tanggung jawab jasmani terhadap keluarga merupakan kewajiban. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:26-27)
  4. Keberhasilan mengurus keluarga sendiri dikaitkan dengan kriteria menjadi penilik jemaat (Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah?; 1 Timotius 3:5) dan diaken (Diaken haruslah suami dari satu istri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik; 1 Timotius 3:12).

Pertanyaan:

  1. Apakah semua anak Tuhan dipanggil untuk hidup untuk-Nya dan sesuai kehendak-Nya? Ya!
  2. Apakah semua anak Tuhan dipanggil untuk melayani? Ya dan Tidak!
Ya, dalam pengertian, semua yang kita lakukan adalah untuk Tuhan (Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia; Kolose 3:23) Tidak, dalam pengertian pelayanan / jabatan gerejawi (1 Timotius 3:5,12)

Kondisi untuk bisa melayani:

  1. Ada suasana rohani di rumah / keluarga.
  2. Ada kesehatian tentang pentingnya pelayanan yang sedang dipertimbangkan.
  3. Ada dukungan dari pasangan dan anak-anak.
  4. Waktu dan energi yang terambil dari keluarga, terkompensasikan dengan efektif sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.
  5. Jika terjadi ketidakseimbangan (gangguan), keterlibatan dalam pelayanan itu perlu dievaluasi ulang.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi
Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs www.telaga.org dengan kode T186 A dan B.

TELAGA MENJAWAB

TANYA

Shalom,
Suami saya seorang aktivis gereja. Beberapa waktu ini pak pendeta menugaskan suami saya untuk membimbing seorang perempuan dalam tugasnya sehari-hari. Setiap hari mereka berkomunikasi lewat telepon – sejauh yang saya tahu mereka membicarakan pekerjaan, kendalanya, solusinya, dan seterusnya. Apakah dalam pelayanan semacam ini bisa menimbulkan ruang kenikmatan walaupun tidak saling membicarakan masalah pribadi, Pak?

Bagaimana mengenai prioritas pekerjaan, pelayanan (gereja dan keluarga besar) dan keluarga inti, Pak? Suami berprinsip kita harus mendahulukan orang lain, maka jika kita harus memilih, kita harus memprioritaskan gereja, keluarga besar, pekerjaan, barulah keluarga kami. Misal saya katakan padanya saya kurang nyaman dengan pelayanannya membimbing perempuan itu dan menyarankannya memilih pelayanan yang lain, dia bilang ini bukan kemauan dia melainkan tugas dari pendeta yang merasa dia satu-satunya orang yang bisa membimbing perempuan itu, maka demi pekerjaan Tuhan, saya harus mengalah. Demikian juga terhadap orangtuanya, teman pelayanan, saudara dan pekerjaannya.

Saya serba salah. Saya sudah mengikuti dan mengalah, tapi bukannya terpuaskan malah tambah lama tuntutan dari semua pihak malah bertambah. Dari gereja diberikan pelayanan lebih banyak, tuntutan dari keluarga besar juga bertambah, pekerjaan juga demikian. Bukan hanya uang dan waktu tapi juga pikiran, suami semakin sibuk, semakin banyak beban yang "dioper" atau "otomatis teroper" ke saya. Saya merasa porsi saya sebagai istri pelan-pelan tergeser oleh semua "pekerjaan Tuhan" ini. Akhirnya porsi untuk anak-anak juga berkurang, walaupun secara materi terpenuhi.

Mau berbicara dengan suami, saya tidak tahu bagaimana caranya. Saya sudah bisa menebak dia akan berkata demi Tuhan kita berkorban atau itu memang tanggungjawabnya. Alkitab tidak berkata urus dirimu dan keluargamu dulu tapi Alkitab menyuruh kita mendahulukan orang lain. Kalau dia sudah bilang begitu, saya tidak bisa jawab.

Jadi, bagaimana menangani semuanya ini keluarga – pelayanan - pekerjaan? Terima kasih.


JAWAB

Shalom, Ibu yang dikasihi Tuhan

Dalam menghadapi suami Ibu, penting sekali bagi Ibu untuk melakukan dua hal. Yang pertama adalah memberinya penghargaan atas kasih dan pengabdiannya kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Katakan bahawa Ibu bangga padanya dan bahwa Ibu terus mendoakannya agar Tuhan memakainya sebagai berkat. Yang kedua, pada waktu yang tepat, Ibu dapat mengajaknya berbicara dan memulainya dengan, "Tanpa mengurangi rasa hormat kepadamu, saya ingin membagikan isi hati saya yang terdalam….." Kemudian silakan Ibu membagikan semua yang Ibu ceritakan kepada saya lewat e-mail ini, bahwa semakin hari Ibu semakin merasa terjepit, dihimpit oleh pelayanan, keluarga besar dan rasa bersalah. Katakan bahwa Ibu makin terjepit dan Ibu kuatir tidak kuat menahan semua ini, maka Ibu membutuhkan bantuannya sebab Ibu tidak bisa menghadapi semua ini sendiri.

Nah, kalau dia berkata bahwa ia hanya melakukan kehendak Tuhan, Ibu bisa minta dia membaca 1 Timotius 3:4-5 dan 12. Tuhan meminta kita melayani namun DIA tidak minta kita melupakan tanggung jawab kita pada keluarga. Itu sebab tanggung jawab dalam keluarga disebut sebagai persyaratan menjadi diaken. Setelah itu katakan kepadanya bahwa Ibu tidak mengharapkan ia berhenti melayani. Ibu ingin ia terus melayani dan minta dia membagi waktu dan menjaga keseimbangan.

Tentang relasi dengan perempuan yang dia layani melalui telepon setiap hari, sudah tentu ini melewati batas kewajaran. Apakah ia menghabiskan waktu yang sama berbicara dengan setiap rekan kerjanya? Tidak ada pelayanan yang mengharuskan kita berbicara hampir setiap hari. Jadi, silakan Ibu bersikap lebih tegas dalam hal ini. Pasti dia tidak senang namun jelaskan kepadanya bahwa ini sudah tidak sehat. Kalau dia pikir Ibu cemburu, mohon lihat ‘track record’, apakah selama ini Ibu seorang istri yang cemburuan.

Mudah-mudahan tanggapan ini membantu Ibu. Saya mendoakan Ibu dan suami.

Salam : Paul Gunadi

Mengenal Lebih Dekat

Bersyukur atas kunjungan Bp. Heri dari Radio Streaming Grace Alone Surabaya di Booth Telaga tgl 21 September 2017 lalu. Kabar baik dari Bp. Heri, Program TELAGA kini disiarkan di RADIO SUARA SORONG 101.6 FM, menjangkau wilayah Sorong Selatan (Papua Barat) dan sekitarnya, setiap hari pk 7 pagi, 1 siang, dan 5 sore WIT.

Mari kita doakan rekan-rekan yang terlibat di Radio Suara Sorong 101,6 FM supaya Tuhan memberkati pelayanan mereka, memakai radio ini untuk menjangkau jiwa bagi Kristus.

DOAKANLAH

  1. Bersyukur untuk donasi dari Ibu Paulina Susanti di Tangerang sebesar Rp 1.000.000,- dan Ibu Gan May Kwee di Solo sejumlah Rp 500.000,-.
  2. Bersyukur dalam bulan September 2017 ada tiga radio yang bersedia bekerjasama menyiarkan program Telaga, yaitu Radio Nests FM di Kepulauan Mentawai, Radio komunitas SK3 di lingkungan Sekolah Kristen Kalam Kudus, Ambon dan Radio Suara Sorong FM di Sorong – Papua Barat.
  3. Bersyukur untuk 2 hari membuka stand di SAAT, Malang dalam rangka HUT SAAT ke-65, telah terjual 283 CD, 34 VCD dan 307 buku serta booklet. Demikian juga DVD Konseling Kristen telah dibagikan kepada 70 orang dengan penjelasan tentang isinya.
  4. Doakan untuk rekaman lanjutan dalam bulan Oktober 2017, baik dengan Bp. Paul Gunadi maupun Ev. Sindunata Kurniawan sebagai narasumber. Doakan juga untuk rencana merekam ulang satu judul video yang hilang, yaitu "Bila Anak Bercerai".
  5. Dalam rangka ulang tahun ke-136 dari GKI Pregolan Bunder di Surabaya, Telaga akan menitipkan buku, booklet dan CD pada waktu diadakannya bazaar tgl. 7 Oktober 2017 untuk ditawarkan kepada jemaat berbagai gereja yang diharapkan datang pada acara tersebut. Doakan agar buku, booklet dan CD yang ditawarkan menjadi berkat bagi para peminatnya.
  6. Doakan untul Sdri. Betty T.S. dalam membagi waktu untuk menyelesaikan disertasi Ph.D. akhir tahun ini, menjadi dosen tamu di SAAT pada bulan Januari 2018, rencana memulai pusat konseling di Den Haag awal tahun 2018 dan dengan beberapa teman di Den Haag akan memulai suatu lembaga yang akan membantu anak-anak di Indonesia dan di beberapa negara berkembang lainnya. Doakan agar Tuhan memberi kekuatan dan hikmat untuk menyelesaikan ke empat hal tersebut.
  7. Doakan untuk Yayasan Lembaga SABDA di Solo yang akan memeringati ulang tahun ke-23 pada awal Oktober 2017.
  8. Bersyukur untuk donasi yang diterima dalam bulan ini dari donatur tetap, yaitu dari :
    006 – Rp 100.000,-
    011 – Rp 150.000,-