Hidup Tanpa Penyesalan: Membesarkan Anak

Versi printer-friendly
Mei

Berita Telaga Edisi No. 103 /Tahun IX/ Mei 2013


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Dewi K. Megawati Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Hidup Tanpa Penyesalan:

Membesarkan Anak

Salah satu sumber penyesalan di masa tua adalah berkaitan dengan hal membesarkan anak. Meskipun ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK DENGAN DIRI SENDIRI.

Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap menjadi penyesalan di kemudian hari :

  1. TIDAK CUKUP WAKTU.
  2. TERLALU KERAS.
  3. TERLALU LUNAK.
  4. TERLALU MENYETIR ANAK.
  5. TERLALU BERGANTUNG PADA ANAK.

Firman Tuhan kepada kaum bapak adalah, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4)

Orang tua yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri pastilah membang-kitkan amarah anak. Orang tua yang memberi dirinya kepada anak sepenuhnya dan menerapkan disiplin yang tepat, ia akan menerima kasih dan hormat anak.

Berikut akan dipaparkan hal apakah yang mesti kita utamakan dalam membesarkan anak agar kita tidak menuai penyesalan di hari tua :

  1. KONSEP YANG BENAR. Pertama kita harus memunyai pemahaman yang benar terhadap anak. Kita harus melihat anak sebagai seorang manusia yang diciptakan Tuhan melalui darah dan daging kita untuk bertumbuh besar menjadi seorang yang mandiri dan terpisah dari kita. Kita mesti membesarkannya untuk menjadi seseorang sebagaimana diinginkan Tuhan. Berangkat dari pemahaman ini, kita pun seyogianya mendoakan anak agar rencana Tuhan—bukan rencana kita--digenapi di dalam dan melalui hidupnya. Juga berangkat dari konsep ini, kita pun mengerti bahwa Tuhanlah yang memunyai hak milik atas dirinya.

  2. RELASI YANG BENAR. Kita harus menjalin relasi yang benar dengan anak dan relasi yang benar dengan anak adalah sebuah relasi yang membangun. Ibarat bangunan, anak sedang dibangun untuk menjadi seorang manusia yang utuh dan kokoh. Bahan bangunan yang diperlukan untuk membangun anak adalah kasih dan disiplin. Limpahkan kasih kepada anak supaya anak tahu dengan pasti bahwa ia dikasihi dan berharga di mata kita—tanpa ia harus menyumbangsihkan suatu prestasi pun. Jangan sampai anak baru merasa dikasihi dan dihargai bila ia berhasil menyumbangsihkan sesuatu yang memberi kita kebanggaan. Dasar kasih kepada anak adalah dirinya sendiri—apa adanya. Kita mengasihinya sebab ia anak kita. Titik. Kita pun perlu memberinya disiplin yang sesuai sebab tanpa disiplin anak cenderung bertumbuh liar tanpa arah dan motivasi. Disiplin tidak harus berbuntut pemukulan sebab yang terpenting dalam penerapan disiplin adalah kejelasan dan ketegasan. Dan satu hal lagi, disiplin harus dibungkus dengan kasih. Sebagai orang tua kita harus memastikan bahwa anak mengerti dengan jelas apa yang baik dan apa yang buruk.

  3. HIDUP YANG BENAR. Membangun anak menjadi pribadi yang utuh juga mengharuskan kita untuk menuntunnya untuk hidup benar, dalam pengertian hidup berkenan kepada Tuhan. Kadang kita berprinsip, bahwa kita harus membiarkan anak memilih jalan hidupnya sendiri tanpa mengarahkannya sama sekali. Bahkan ada di antara kita yang enggan untuk memberitahukan jalan keselamatan yang benar di dalam Kristus lewat penebusan-Nya. Anak mesti diperingatkan bahwa hidup merupakan bentuk pertanggung-jawaban kepada Tuhan dan bahwa kita tidak bisa hidup semaunya. Anak perlu mendapat arahan dan perlu mendengar berita pengampunan dosa dalam Kristus. Jangan sampai ia menolak Kristus karena ia sama sekali tidak mengenal-Nya. Tugas kitalah menunjukkan kepadanya jalan dan kebenaran dan hidup di dalam Kristus.

  4. PASANGAN YANG BENAR. Kita harus mengawal anak dalam proses pemilihan pasangan hidup dan proses ini bermula bukan pada saat ia menyukai seseorang. Pada kenyataannya anak belajar memilih pasangan hidup lewat apa yang dilihatnya di rumah. Dari relasi kita sebagai suami-istri anak belajar untuk menjadi suami dan istri sekaligus belajar, suami dan istri seperti apakah yang seharusnya menjadi pendamping hidupnya. Kita pun mesti mengarahkan anak kepada Firman Tuhan supaya ia memilih seorang pendamping yang seiman agar mereka berdua dapat menyembah dan melayani Yesus, Tuhan kita. Kita harus menekankan kepadanya bahwa pasangan hidup yang keliru akan memengaruhi hidupnya secara mendalam.

KESIMPULAN: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah." (Markus 10:14)

Tugas kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak dan membawanya datang kepada Kristus. Jangan sampai kita malah menghalanginya datang kepada Tuhan karena kehidupan kita. Sadarlah bahwa anak hanya bertumbuh sekali. Ia tidak akan mengulang proses pertumbuhannya. Jadi, jangan sia-siakan waktu bersamanya. Kasihi anak dan nikmatilah kebersamaan dengannya.

Oleh Pdt.Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T314




Doakanlah

  1. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 200.000,- dan dari Ibu Amelia melalui Ibu Indrawati T. sebesar Rp 200.000,-.

  2. Bersyukur untuk tambahan 1 radio yang bersedia menyiarkan program Telaga di Bontang – Kalimantan Timur, yaitu Radio Suara Imanuel FM. Rencananya program Telaga akan mulai disiarkan bulan Juni 2013 setiap hari Sabtu jam 09.00 WIB.

  3. Doakan untuk rencana kerja sama dengan P.T. Mahoni yang akan menerbitkan buku “Bantal Keluarga” dan “Mencintai dan Berpacaran” dalam bentuk digital (e-Book). Diharapkan ada tambahan beberapa judul lainnya sehingga dapat dibuat satu aplikasi khusus untuk buku-buku Telaga.

  4. Doakan tim rekaman bersama Ev. Sindunata Kurniawan dan Bp. Hendra yang sampai dengan bulan Mei 2013 belum mengadakan rekaman lagi. Mudah-mudahan dalam bulan Juni 2013 rekaman bisa dilanjutkan.

  5. Doakan untuk Bp. Heman Elia dalam menyelesaikan 1 artikel yang berjudul “Pergumulan Antara Ambisi dan Realita”.

  6. Sdri. Betty Tjipta Sari akan berada di Indonesia mulai tgl. 25 Juni s.d. 20 Juli 2013 dan selama di Indonesia berharap ada undangan untuk memberikan ceramah. Doakan agar keberadaannya di Indonesia bisa menjadi berkat bagi banyak orang.

  7. Bersyukur untuk kelahiran cucu ke-3 dari Bp.& Ibu Basoeki Rahardjo atau putrid ke-2 dari Bp.& Ibu Robby Rahardjo pada tgl. 11 Mei 2013 yang diberi nama Mandy Calista Rahardjo. Doakan agar orang tuanya diberi hikmat dalam membesarkan anak yang Tuhan percayakan kepada mereka.

  8. Bersyukur untuk penerimaan dana dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :
          001 – Rp 100.000,-
          006 – Rp 150.000,- untuk 3 bulan
          010 – Rp 1.500.000,- utk 6 bulan
          011 – Rp 150.000,-
          015 – Rp 1.000.000,- utk 2 bulan




Telaga Menjawab

Tanya?

Membaca artikel tentang anak sulit belajar bersama Bp. Heman Elia, saya punya banyak pertanyaan tentang anak saya. Apakah ada semacam forum di internet tentang hal ini ? Saya ingin berkonsultasi.

Anak saya berumur 9 tahun, sejak TK kecil atau umur 5 tahun memang sudah tampak gejala-gejala seperti GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif). Mula-mula saya pikir mudah diatasi dengan cara memberinya banyak les tambahan. Tapi akhirnya setelah hampir 4 tahun ini, saya malah makin diteror dengan tingkah lakunya. Dia sering melamun ketika belajar. Sering melakukan hal-hal bodoh yang menjengkelkan (saya & kakak perempuannya sering menyebutnya “trouble maker”, papanya menghaluskannya dengan istilah TTM). Saya ingin sekali mendapat informasi tentang sekolah yang bisa mendukung anak seperti ini, mumpung belum terlanjur. Melalu internet saya melihat ada Website DAS, juga ‘Schwablearning website’, yang memberi banyak penjelasan. Tapi itu di luar negeri, sangat tidak menjangkau kantong dan beda kebudayaan. Saya tertarik dengan penjelasan Pak Heman, mungkin kesalahan juga banyak pada diri saya, saya menyamakan dia dengan kakak perempuannya yang cukup pintar, juga kondisi rumah saya yang interiornya sangat ruwet. Banyak sifat saya yang mungkin tidak mendukung dia. Perlukah asrama untuk anak seperti ini? Tes-tes apa yang diperlukan dan oleh siapa yang cocok dan seiman ? Terima kasih.

Jawab!!!

Setahu saya belum ada forum internet di Indonesia yang khusus membahas tentang anak. Yang cukup banyak adalah dalam bentuk artikel. Tetapi saya dapat membantu Bapak-Ibu dengan konseling tatap muka apabila hal itu dapat dilakukan. Sementara kalau sulit, boleh berhubungan lewat email dulu melalui TELAGA.

Beberapa tahun lalu saya mengetahui Bp. Dr. Dwidjo Saputro, Psikiater anak, mendirikan sekolah untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan, di Jakarta. Dugaan saya, sekolah itu bukan sekolah formal. Untuk lebih jelasnya, Bapak-Ibu dapat menghubungi beliau di R.S. Graha Medika, Jakarta.

Selain itu, beberapa sekolah internasional atau nasional plus bersedia menampung anak-anak hiperaktif, terutama yang tidak terlalu berat. Mungkin sekolah-sekolah itu tidak secara khusus melatih anak hiperaktif, tetapi karena pendekatan pendidikan mereka yang lebih toleran dan sabar, anak demikian masih ada harapan untuk belajar dan berprestasi.

Tidak perlu diasramakan, sebab dia masih memerlukan perhatian dan curahan kasih orang tuanya. Asrama terlalu banyak peraturan yang menyengsarakan mereka. Jangan-jangan anak Bapak/Ibu dihukum terus di sana. Tentu hukuman semata tidaklah membantu, bahkan memperburuk kondisi hiperaktifnya. Selain itu, mungkin saja ia akan merasa tidak dibutuhkan dan mereka dijauhkan dari orang tua.

Mekipun anak hiperaktif merupa-kan anak yang cukup sulit di-tangani, mereka juga adalah anuge-rah Tuhan. Sebab mereka dapat menjadi anak yang berhasil dan menyenangkan hati orang tuanya. Tentu untuk sampai ke sana dibutuhkan pula pengorbanan yang tidak sedikit.

Berikut ini adalah beberapa prinsip penting dalam mendidik anak hiperaktif :

  1. Anak melakukan kebodohan dan membuat berbagai masalah bukan terutama atas keinginannya. Bila diagnosisnya benar hiperaktif, mereka berperilaku bagaikan di- dorong oleh mesin. Mereka tidak bisa mengontrol perilakunya sendiri. Jadi mereka perlu dibantu dan bukan dihukum.

  2. Tentu hukuman masih diperlukan untuk mengarahkan mereka. Tetapi harus terukur dan bukan didasarkan pada kejengkelan. Ini sulit, sebab anak hiperaktif memang sering tampak menjengkelkan.

  3. Yang terutama mereka butuhkan adalah latihan untuk mengontrol gerak-geriknya, baik motorik kasar maupun halus. Semakin muda mereka dilatih, maka semakin baik hasilnya. Latihan musik juga membantu perkembangan otak dan motorik mereka. Selain itu juga melatih lewat berbagai macam permainan. Perlu dimulai dengan waktu yang singkat, semakin lama semakin panjang waktunya.

  4. Sangat penting untuk mengembangkan kepercayaan dirinya. Anak yang terus disalahkan akan mengembangkan rasa sakit hati dan akibatnya terus-menerus menimbulkan persoalan. Anak itu perlu memiliki bidang atau keterampilan di mana ia dapat berprestasi. Bidang itu bisa : renang, bulutangkis, dsb. Orang tua perlu memberi dukungan dan pengertian serta sering memberi pujian kepadanya, seberapa kecil pun kemajuannya.

  5. Usahakan untuk tidak memberinya play-station atau ‘computer game’ yang sifatnya kekerasan dan tempo permainannya sangat cepat. Hal demikian justru akan merangsang hiperaktivitasnya dan membuatnya semakin sulit berkonsentrasi.

Mudah-mudahan beberapa penjelasan ini cukup membantu Bapak-Ibu.




Buku Tamu

Nama : Ibu Trissy K.
Email : trissyxx@yahoo.com
Komentar :
Saya iseng buka web dan saya menemukan Telaga, kemudian saya klik , ternyata siaran wawancara tentang kesepian di hari tua .. dan saya benar2 merasa diberkati...
Sejujurnya saya belum terlalu tua , usia saya 50 tahun, anak-anak saya sudah menikah, suami saya sudah meninggal… dan sekarang saya tinggal di Bali seorang diri.. Saya merasa sedih dan merasa takut hidup sendiri, oleh sebab itu saya cari-cari dan menemukan Telaga...
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih buat Tuhan Yesus dan Telaga ...

Nama : Luther K.
Email : karangan_xxxxxx@yahoo.co.id
Anggota Gereja: Bakal Jemaat Lembah Yordan Kampung Inggramui -Manokwari
Jabatan : sekretaris
Komentar:
Sangat menolong kami memahami kebenaran Firman serta bagaimana mengaplikasikannya kiranya semakin banyak orang yang terberkati dan mengenal lebih dalam kebenaran firman. Biarlah Roh Kudus senantiasa memberi hikmat baru kepada Telaga tegur sapa Gembala. Tuhan Yesus Memberkati.

Nama : Siana Dewi Artha
Email : sianadewixxxxx@gmail.com
Anggota Gereja: Sinar Kasih
Jabatan : Anggota
Komentar:
Sangat bermanfaat dan Menjadi Berkat buat Kehidupan saya..
Tuhan Memberkati..(^^)