Pasangan yang Tidak Bertanggungjawab

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T525B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti perjudian, narkoba, pelacur atau seks di luar nikah, Yang kedua karena faktor keluarga, tidak pernah diserahi tanggungjawab. Kemudian karena pengaruh lingkungan dank arena ambisi pribadi. Menjadi tugas kita untuk menjaga jangan sampai ia menghabiskan uang yang dipercayakan kepadanya, pertahankan keintiman walau dalam kadar yang rendah dan libatkan keluarga besar untuk memberikan tekanan. Ajaklah berdoa bersama agar ia menyadari bahwa masih ada Tuhan dan ia harus bertanggungjawab kepada Tuhan
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kedelapan adalah pasangan yang tidak bertanggung jawab, baik secara moral maupun finansial. Orang ini adalah orang yang hanya mau menikmati hidup tanpa mau membayar harganya. Ia cepat lari dari tanggung jawab karena tidak mau susah; tidak heran, ia selalu mencari jalan gampang. Ada yang menunjukkan ketidakbertanggungjawabannya lewat kebiasaan buruk, seperti perjudian, narkoba, pelacur, atau seks di luar nikah; ada pula yang memperlihatkan ketidakbertanggungjawabannya lewat kemalasannya, seperti tidak mau bekerja atau bekerja seenaknya. Apa pun itu pada akhirnya kitalah yang mesti menanggung kerugiannya.

Mungkin kita bertanya, apakah yang membuat orang menjadi tidak bertanggung jawab? Ada pelbagai penyebab. Pertama, oleh karena kebanyakan tindakan kurang bertanggung jawab sebenarnya adalah kebiasaan buruk, maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan buruk itu telah dimulai jauh sebelum pernikahan. Kita tidak mengetahuinya karena ia menutupinya atau sesungguhnya kita telah mengetahuinya namun tidak begitu mempersoalkannya. Mungkin kita beranggapan bahwa masalah ini tidak serius dan akan hilang dengan sendirinya. Masalah dengan kebiasaan buruk adalah, sama dengan kebiasaan lainnya, kebiasaan buruk tidak mudah hilang. Karena sudah terbiasa, kita seakan terperangkap untuk terus melakukannya dan tidak dapat melepaskan diri, apalagi bila itu melibatkan narkoba dan perjudian. Juga, oleh karena kebiasaan buruk acap kali dilakukan bersama teman, maka upaya melepaskan diri bertambah susah sebab itu berarti kita harus memisahkan diri dari teman pula.

Penyebab kedua mengapa orang menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab adalah dikarenakan faktor keluarga. Kita terbiasa dilindungi dan semua dikerjakan untuk kita sehingga kita tidak pernah diserahkan tanggung jawab. Jika kita harus menanggung akibat, maka keluarga segera berinisiatif untuk melepaskan kita dari konsekuensi perbuatan kita. Alhasil, kita bertumbuh menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab.

Penyebab ketiga mengapa orang menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab adalah karena pengaruh lingkungan. Teman-teman yang memakai narkoba cenderung mengajak kita menggunakan narkoba pula. Teman-teman yang terbiasa menggunakan jasa pelacur biasanya mengajak kita untuk melakukan hal yang sama. Begitu pula dengan perjudian dan kebiasaan buruk lainnya. Alhasil kita terseret akibat pengaruh teman yang tidak dapat dilawan.

Penyebab keempat mengapa orang menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab adalah karena ambisi pribadi. Orang ini ingin menjadi besar atau sukses tanpa harus bekerja keras. Jadi, mulailah ia mempedaya orang atau menggunakan uang secara sembarangan. Ia mengambil risiko yang sangat besar tanpa memperhitungkan akibatnya pada keluarga karena ia hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Alhasil semua habis gara-gara kegegabahannya; pertengkaran pun tak terhindarkan. Hidup bersamanya membuat kita cemas dan frustrasi.

Apakah yang mesti kita perbuat bila kita menikah dengan orang yang tidak bertanggung jawab? Tidak bisa tidak, kita harus memasang pagar untuk melindungi keluarga dari tindakannya yang tidak bertanggung jawab. Sebagai contoh, kita harus memisahkan harta dan penghasilan agar tidak ludes di tangannya. Sedapatnya kita pun terlibat dalam usahanya sehingga kita dapat memonitor keputusan-keputusannya. Singkat kata, kita harus menjaga jangan sampai ia menghabiskan uang yang dipercayakan kepadanya.

Kedua, pertahankanlah keintiman walau dalam kadar yang rendah. Saya memahami tidak mudah untuk intim dengan pasangan yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana kita dapat intim dengan orang yang terus menghadirkan masalah dalam hidup kita? Satu belum selesai, yang lain sudah datang. Namun sedapatnya, peliharalah keintiman oleh karena keintiman berarti relasi antara dia dan kita tidak sepenuhnya putus. Pergilah berdua dengannya dan lakukanlah hal-hal yang menyenangkan. Ini perlu agar tali relasi tidak putus sebab bila putus, niscaya ia akan makin parah. Ia makin tidak peduli dengan dampak perbuatannya pada kita.

Ketiga, libatkanlah keluarga besar untuk memberikannya tekanan. Sering kali pasangan yang tidak bertanggung jawab, yang sudah tidak bersedia mendengarkan peringatan kita, masih mau mendengarkan suara orangtua atau saudaranya sendiri. Jadi, libatkan keluarga besar walau sesungguhnya ia tidak suka. Ia pasti marah kepada kita tetapi tidak apa. Makin kita merahasiakan perbuatannya, makin tidak terkendali perbuatannya.

Keempat, ajaklah berdoa bersama, mungkin di malam hari, mungkin di pagi hari. Berdoa berarti datang menghadap ke hadirat Tuhan dan menghadirkan Tuhan di tengah kita. Jadi, ajaklah dia berdoa agar ia disadarkan bahwa masih ada Tuhan dan bahwa ia bertanggung jawab kepada Tuhan. Jangan membalas perbuatannya; sebaliknya, berdoalah bersamanya dan untuknya. Lewat doa, ia makin disadarkan akan keberadaan Tuhan.

Amsal 20:22 berkata, "Janganlah engkau berkata, ‘Aku akan membalas kejahatan,’ nantikanlah Tuhan, Ia akan menyelamatkan engkau." Ya, sewaktu kita menghadapi pasangan yang tidak bertanggung jawab, kita akan tergoda untuk membalas. Jangan! Membalas hanyalah memperpanjang masalah. Sebaliknya, nantikan Tuhan dan keselamatan-Nya.