LGBT (4) Temanku Gay

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T486D
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, MK.
Abstrak: 
Dalam pertemanan, kita bisa saja bertemu dengan kaum penyuka sesama jenis. Seringkali kita kikuk, tidak tahu harus berespon seperti apa. Sebenarnya kaum penyuka sesama jenis itu beragam dari latar belakang dan ekspresi diri. Mayoritas mereka juga bukan pemangsa seksual! Kita masih bisa berteman dengan mereka. Pertanyaannya adalah pertemanan yang seperti apa?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Dalam perjalanan pertemanan di kampus, tempat kerja, dan di tengah masyarakat, kita mendapati orang-orang yang menampilkan diri sebagai waria atau mengakui diri sebagai gay, bagaimana kita bersikap dan berperilaku ?

Pertama, Kita perlu memiliki pemahaman yang benar terlebih dulu bahwa kaum ketertarikan sejenis itu beragam. Beragam dari segi latar belakang, beragam dari segi ekspresi diri.

Ragam Latar Belakang
Ada yang terbentuk di 12 tahun pertama kehidupan, baik tertarik sesama pria maupun tertarik sesama wanita. Ada yang 12 tahun pertama terbentuk fondasi dasarnya adalah ketertarikan lawan jenis dan masuk ke gaya hidup ketertarikan sejenis di masa dewasa.

Masuk ke gaya hidup ketertarikan sejenis karena kekosongan diri akan makna dan tujuan hidup yang hakiki, kegamangan nilai moralitas, sehingga mudah terseret pada apapun yang menjadi gaya hidup masa kini yang dianggap tren, gaul, dan modern. Mereka yang demikian umumnya menjadi kaum biseksual.

Ragam Ekspresi Diri
Ada yang menampakkan secara penampilan fisik, seperti kaum waria. Mereka merasa sebagai wanita yang terperangkap dalam tubuh pria. Maka laki-laki yang berdandan sebagai wanita, dan sebagian kecil kemudian operasi kelamin menjadi wanita. Ada yang wanita menampakkan diri sebagai pria, dari tampilan rambut, berpakaian, bersepatu dalam keseharian.

Maka, untuk sebagian kecil kaum ketertarikan sejenis kita bisa tahu jelas, seperti nyata pada kaum waria. Sebagian besar tidak bisa diketahui oleh kita yang bukan kaum ketertarikan sejenis. Hindari untuk menghakimi dari segi penampilan fisik dan menduga-duga.

Kedua, mayoritas kaum ketertarikan sejenis bukanlah predator seksual atau pemangsa seksual. Sebagaimana dalam dunia kaum heteroseksual, sebagian kecil yang menjadi predator seksual atau pemerkosa. Sebagaimana kaum heteroseksual, beragam pula bahasa obrolannya, ada yang suka percakapan mesum dan seronok, ada yang sangat sopan dan rohani kehidupannya. Maka, kita patut merasa aman dalam pertemanan yang wajar dengan rekan yang tertarik sejenis. Tak perlu kita homophobia. Takut dan risih berteman dan bersentuhan wajar dengan kaum ketertarikan sejenis. Tetap membangun batasan yang sehat dalam bergaul dan bersahabat sebagaimana dengan sesama kaum heteroseksual.

Ketiga, menolong kaum ketertarikan sejenis sejalan dengan pertama menjadi sahabat yang bisa dipercayai. Hal ini memberi landasan untuk nantinya kita berbagi informasi pertolongan. Kita bisa mendoakan dan mendampinginya untuk melangkah ke dalam pertolongan yang intensif, baik lewat konseling mendalam maupun lewat komunitas pemulihan, di antaranya Pancaran Anugerah, yang melayani kaum heteroseksual dan kaum homoseksual dalam isu jati diri, relasi, dan seksualitas (www.pancarananugerah.org).

Keempat, bangun kebermaknaan diri di dalam Kristus. Hal ini diperlukan sebagai imunitas diri dari tarikan gaya hidup sekuler. Kita punya pergaulan dengan Kristus di dalam firman-Nya, di dalam komunitas tubuh Kristus sehingga kita memunyai hal-hal hakiki yang dipertahankan. Ada semangat rohani, semangat memberkati dengan demikian pertemanan kita dengan kaum ketertarikan sejenis akan menjadi pertemanan yang sehat. Biarkan mereka berproses sekalipun mengalami kejatuhan atau keterpurukan yang akhirnya menyadarkan akan butuhnya pertolongan.

Galatia 6:1-2, "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran maka kamu yang rohani harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah-lembut sambil menjaga dirimu sendiri supaya kamu jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Firman Tuhan ini meneguhkan kita untuk peduli dan saling menanggung beban.