Belajar untuk Mengasihi

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T115A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Mengasihi adalah hal yang sangat perlu untuk dipelajari, dan di dalam pernikahanlah kita dapat belajar, di mana kita dapat saling belajar dan mengajar. Tatkala aspek belajar mengajar ini berhenti, pernikahan itu sendiri pun berhenti bertumbuh dan pernikahan yang berhenti bertumbuh sebetulnya adalah pernikahan yang sudah mengalami stagnasi.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan merupakan ajang belajar-mengajar di mana kitalah murid dan gurunya; tujuan belajar adalah menjadi serupa dengan Kristus dan berbuahkan buah roh; sedangkan kurikulumnya adalah penyesuaian hidup bersama pasangan.

Rintangan untuk belajar ialah kekakuan-tidak rela belajar dan menganggap diri benar. Belajar hanya dapat terjadi jika kita rela belajar-rendah hati.

Hal-hal yang telah saya pelajari dari pernikahan:

  1. Saya belajar mengasihi dengan benar. Ada perbedaan antara mempunyai kasih terhadap seseorang dan memperlakukannya dengan kasih. Kadang yang muncul bukannya perlakuan yang penuh kasih malah perlakuan yang kasar.

  2. Saya belajar mengasihi dengan bahasa kasih istri. Kita tidak mengungkapkan kaasih dengan cara yang sama, bergantung pada kepribadian dan latar belakang masing-masing. Kita belajar menyatakan kasih dengan bahasa yang dapat dimengerti pasangan kita. Adakalanya kita frustrasi karena merasa tidak dihargai; masalahnya mungkin adalah karena kita telah menyampaikan kasih dengan cara yang tidak diterima pasangan kita.

  3. Saya belajar mengasihi dengan membatasi kasih kepada yang lain. Kasih hanya terlihat dengan jelas dalam perbandingan yaitu bagaimana kita memperlakukan orang lain.

Kasih yang sama rata tidak menunjukkan keistimewaan dan perlakuan seperti ini niscaya membuat pasangan kita merasa tidak berbeda dari orang lain.

"Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." Efesus 5:26-27