Belajar Dari Kesalahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T546B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Rencana Tuhan tidak akan berhenti hanya karena kesalahan yang kita buat. Lewat kesalahan kita belajar bersandar pada Tuhan bukan pada pengertian sendiri. Lewat kesalahan kita belajar, jika kita menghormati dan taat pada kehendak Tuhan dalam semua langkah yang kita ambil maka Tuhan akan memakai kesalahan kita untuk memenuhi rencana-Nya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
dpo. Pdt. Dr. Paul Gunadi

Tidak ada orang yang suka membuat kesalahan dan tidak ada orang yang suka mengakui kesalahan. Pada umumnya kita ingin benar dan ingin dilihat orang benar. Namun, tidak ada seorang pun yang sempurna; tidak ada seorang pun yang tidak pernah melakukan kesalahan. Seperti peribahasa berkata, "Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga." Tuhan mengizinkan kesalahan terjadi dan sering kali Ia memakai kesalahan untuk membuat kita belajar. Berikut akan dipaparkan beberapa pelajaran yang kerap diperoleh lewat kesalahan.

  1. Kesalahan mengajarkan kita untuk bergantung bukan pada diri sendiri, melainkan pada Tuhan. Singkat kata, kesalahan mengajar kita untuk melihat keterbatasan diri. Adakalanya kita lupa bahwa kita adalah manusia yang terbatas; itu sebab kita membuat rencana sesempurna mungkin dan menggantungkan semuanya pada rancangan yang kita siapkan. Sewaktu kesalahan terjadi, barulah kita disadarkan bahwa kita tidak tahu semua dan bahwa kita tidak bisa memastikan segalanya karena kita bukanlah Tuhan. Lewat kesalahan kita diingatkan untuk bergantung pada Tuhan. Pada masa Perang Dunia II, ada dua negara adijaya yang tak terkalahkan: Jerman dan Jepang. Jerman berhasil menguasai hampir semua daratan Eropa dan Jepang hampir menguasai semua daratan Asia. Pada saat itu bak bulldozer kedua kekuatan itu melindas semua yang berupaya menghalangi mereka. Tapi, sebagaimana kita ketahui karena kesalahan perhitungan akhirnya mereka dikalahkan. Jerman mulai mengalami kekalahan sewaktu berupaya menduduki Uni Soviet dan Jepang akhirnya ditaklukkan oleh Amerika Serikat. Kesalahan mengingatkan kita akan keterbatasan kita dan mendorong kita untuk bergantung pada Tuhan.
  2. Kesalahan mengajarkan kita bahwa bukan saja kita terbatas, tetapi orang lain pun terbatas. Kadang kita bergantung sepenuhnya pada orang untuk menolong kita atau mengeluarkan kita dari bahaya. Adakalanya kita pun bergantung pada orang untuk menyediakan kebahagiaan bagi kita. Kita lupa bahwa mereka pun manusia dan bisa melakukan kesalahan. Sewaktu mereka membuat kesalahan, bukan saja kita terkejut dan kecewa, kita pun disadarkan bahwa ternyata mereka pun manusia yang terbatas, sama seperti kita. Ada istri yang bergantung pada suaminya bak kepada Tuhan. Baginya si suami adalah segala-galanya; ia adalah orang yang paling sempurna. Buat istri, ia tidak perlu siapa pun—termasuk Tuhan—sebab semua kebutuhannya sudah dipenuhi oleh si suami. Keadaan baru berubah tatkala, karena salah perhitungan, si suami melakukan kesalahan—usahanya bangkrut. Mereka harus pindah dan menyewa rumah; si istri pun terpaksa bekerja untuk menafkahi keluarga. Acapkali Tuhan mengizinkan hal seperti ini terjadi untuk menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa menggantungkan hidup pada orang lain. Melalui kesalahan Tuhan mengingatkan bahwa jika kita menggantungkan hidup pada orang, kita akan kecewa. Orang bisa berubah; hari ini ia berjanji, besok ia bisa ingkar janji. Hari ini ia setia, besok ia mengkhianati kita. Hari ini ia jaya, besok ia jatuh. Kita tidak bisa bersandar pada orang; kita hanya bisa bersandar pada Tuhan.
  3. Kesalahan mengajarkan kita bahwa ternyata ada jalan yang lebih baik. Adakalanya kita memang tidak dapat melihat jalan yang lain; sewaktu kesalahan terjadi barulah kita disadarkan bahwa ternyata ada jalan yang lebih baik. Ya, kadang Tuhan memakai kesalahan untuk menghentikan langkah kita dan mengarahkan kita ke jalan lain—yang lebih baik. Sudah tentu di dalam ketidakmengertian kita frustrasi tetapi bila kita sabar untuk bertanya kepada Tuhan, maka kita akan menemukan jawabannya. Ternyata Tuhan dapat memakai kesalahan untuk memberikan sesuatu yang lebih baik kepada kita. Sebagai raja, Saul melakukan banyak kesalahan. Sesungguhnya setiap kesalahan yang diperbuatnya membukakan kesempatan kepadanya untuk menemukan jalan hidup yang lebih baik. Sayang, ia tidak pernah mendengar teguran Tuhan dan ia tidak bersedia belajar dari kesalahannya. Ia terus memandang Daud sebagai sumber masalahnya; ia buta terhadap dirinya. Hidupnya berakhir tragis; Tuhan menolaknya dan membiarkannya mati dalam peperangan. Sebaliknya, Daud belajar dari kesalahannya. Ia pun tidak luput dari kesalahan tetapi ia belajar dari kesalahannya. Ia tidak mengulang perbuatan dosanya dan ia menemukan jalan Tuhan yang lebih indah. Tuhan memakai kesalahan menunjukkan jalan hidup yang baik.
  4. Kesalahan mengajarkan kita bahwa apa pun yang terjadi, rencana Tuhan tetap bergulir. Allah adalah Tuhan yang mahakuasa; Ia tidak dapat dihentikan oleh kesalahan. Kadang kita merasa hidup telah tamat akibat kesalahan yang kita perbuat. Tetapi ternyata kita keliru; Tuhan masih bisa bekerja untuk menggenapi rencana-Nya melalui kesalahan yang kita perbuat. Jadi, jangan berhenti berharap dan beriman. Petrus melakukan kesalahan yang tidak kecil—ia menyangkal mengenal Yesus, guru dan sahabatnya. Tetapi, rencana Tuhan tidak berhenti atau berubah haluan gara-gara kesalahan yang diperbuatnya. Tuhan Kita Yesus tetap menunjuknya menjadi gembala umat Tuhan di bumi. Mungkin Petrus malu dan berpikir, Tuhan pasti tidak akan memakainya dan tidak akan mempercayakan apa pun kepadanya. Itu sebab, setelah Yesus bangkit dan menampakkan diri, Petrus malah pergi menangkap ikan lagi. Tetapi, sebagaimana kita ketahui Tuhan Yesus kembali menemui Petrus di tepi Danau Tiberias. Di sana Ia meminta Petrus menjadi gembala umat-Nya.

Rencana Tuhan berada di atas rencana dan kesalahan manusia. Jadi, jangan putus asa dan jangan putus harapan. Amsal 3:5 berkata, "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala jalanmu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Lewat kesalahan, kita belajar bersandar pada Tuhan, bukan pada pengertian kita sendiri. Lewat kesalahan kita belajar bahwa jika kita menghormati kehendak Tuhan dalam semua langkah yang kita ambil, maka Ia akan memakai kesalahan kita.